Seokjin kembali menatap pada ponselnya. Dimana layar ponsel milik pria itu masih menampakkan hal yang sama. Masih belum mempercayai apa yang sedang ia baca saat ini ketika tiba-tiba sebuah pesan masuk datang pada ponselnya.
"Kim ssaem.."
Seokjin mengalihkan pandangannya, sedikit membenarkan letak kacamatanya. Tak tahu jika gerakan itu ternyata mengundang debaran lain dari wanita di hadapannya.
Kenapa hanya dengan membenarkan letak kacamatanya, pria itu begitu menarik baginya? Begitulah yang kini Jung ssaem pikirkan.
"Jung ssaem, kau sedang sakit?"
"Huh?"
Tentu saja, pertanyaan dari Seokjin membuat wanita itu bingung. Ia bahkan merasa sehat-sehat saja. Kenapa pria itu mengatakan jika ia tengah sakit?
"T-Tidak. Aku baik-baik saja."
"Lalu kenapa wajahmu memerah seperti itu?"
Dengan cepat, Jung ssaem menyentuhkan kedua tangannya pada wajahnya. Membuat Seokjin yang melihat itu tentu saja tak dapat menahan senyumnya hanya karena wanita di hadapannya saat ini.
"Kenapa Kim ssaem tertawa?"
"Tidak, tidak. Hanya saja, anda terlihat lucu di mata saya."
Bertambah meronalah kedua pipi wanita itu karena mendengarnya. Dan jangan lupakan debaran jantungnya yang semakin bertambah dengan cepatnya.
"Oh, ya. Anda ingin berbicara dengan saya?"
"Ah, benar. Aku sampai lupa tujuanku kemari." Lalu perlahan mulai menetralkan dirinya kembali. "Hari ini, ibuku datang ke rumahku. Dan dia membawakan banyak sekali makanan untukku. Sedangkan aku jarang sekali untuk berada di rumah. Jadi kupikir, tidak ada salahnya jika berbagi sedikit dengan anda, ssaem."
Seokjin menatap pada tiga kotak makanan yang Jung ssaem sodorkan padanya. Membuat pria itu melirik pada wanita itu sebelum kembali pada kotak makanan itu.
"Ssaem, kau seharusnya tak melakukan ini. Aku merasa jika aku merepotkanmu jika kau melakukan ini padaku."
Jung Ssaem dengan cepat menggelengkan kepalanya. "Tidak apa. Aku juga tidak merasa direpotkan. Akan sayang nantinya jika semua makanan ini dibuang karena aku yang juga jarang di rumah."
"Tapi--"
"Kumohon. Terima pemberianku ini."
Seokjin menghela napasnya. Pun akhirnya mengangguk dengan senyumannya. "Baiklah. Kurasa, tidak buruk juga menerima pemberian dari anda."
Senyuman tentu saja tak bisa disembunyikan Jung Ssaem. "Terima kasih. Aku berharap kau menyukainya walaupun itu semua bukan masakanku."
Seokjin tertawa kecil. "Aku bisa memakan apapun, ssaem. Ucapkan terima kasihku pada ibu anda jika begitu. Aku pasti akan menikmatinya."
Jung Ssaem mengangguk menjawabnya. Sementara dirinya mulai mengingat sesuatu saat ini. Dan wanita itu kembali melirik pada Seokjin di sana. Tampak ragu untuk bertanya tentang apa yang dilihatnya saat itu.
"Waeyo, ssaem? Apa ada lagi yang anda ingin sampaikan?"
"Ah, tidak. Mungkin aku saja yang salah lihat saat itu."
"Salah lihat?"
Jung Ssaem menghela napasnya. "Entahlah. Kemarin, aku tak sengaja melihat seseorang yang mirip dengan anda. Dan juga, aku tak melihat anda sendiri saat itu. Tapi bersama dengan seorang wanita. Sayangnya, aku tak terlalu melihat dengan jelas bagaimana rupa wanita itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
lovely wedding ❌ jinlice
Fanfiction[18+] ✔ Lalisa Park, Masih sangat muda. Masih berusia 20 tahun dan baru saja naik tingkat 3 Sekolah Menengah Atas. Tapi ia sudah akan dinikahkan dengan seorang pria yang bahkan belum pernah ia temui sebelumnya. ----- ©iamdhilaaa, 2018