Seperti janji Lisa pada Seokjin malam itu, dirinya benar-benar mengajak pria itu pergi. Walaupun di awal, ia harus sedikit dibuat kesal karena Seokjin harus menungguinya di depan semua murid setelah pulang sekolah.
Tentu saja hal itu mengundang banyak pertanyaan dan juga perhatian dari semua murid. Dan Lisa pun memilih menyuruh Seokjin untuk menjemputnya melalui gerbang belakang sekolah mereka.
Seokjin? Pria itu tak punya pilihan lain selain menurutinya, atau ia akan mendapatkan kemarahan lain dari gadis itu.
"Sebenarnya, kau ingin pergi membawaku kemana?"
"Menemui kakakku."
Ucapan itu nyatanya membuat hening di antara mereka. Dengan Seokjin yang kini melirik ke arah Lisa di sampingnya.
"Aku yakin kau juga merindukan Oppa. Dan aku ingin mengajakmu ke rumah abu dimana kakakku ditempatkan."
Maka setelah mendengar itu, Seokjin memilih untuk mengangguk dan melajukan mobilnya dalam diam untuk waktu selanjutnya.
Dan tibalah keduanya di tempat tujuan mereka. Dengan keduanya yang keluar bersamaan dari mobil.
"Sudah lama rasanya aku tak datang kemari. Oppa pasti akan marah padaku."
Seokjin menatap pada wajah gadis itu. Ada senyuman di sana, tapi tak tahu apakah senyuman itu adalah kebahagiaannya atau kesedihannya. Lisa memimpin jalan lebih dulu, dimana Seokjin mengikuti gadis itu di belakangnya.
Hingga langkah Lisa terhenti, sama halnya dengan Seokjin yang kini berdiri di sampingnya. Pandangan keduanya menatap pada salah satu lemari kaca di sana dari sekian banyak lemari kaca yang terpajang.
"Annyeong, Oppa. Aku datang. Maaf karena adikmu ini baru datang kemari setelah sekian lama. "Lalu pandangan gadis itu melirik ke arah Seokjin, dan kembali menghadap ke depan. "Dan hari ini aku tak sendiri. Aku membawa salah satu temanmu kemari. Teman yang selalu Oppa ceritakan padaku."
Lisa melirik ke arah Seokjin, dimana pria itu hanya diam sedari tadi sembari menatap ke depan.
"Kau tak mau menyapanya?"
Seokjin menggeleng. "Aku tak tahu mengapa aku merasa bersalah ini."
"Maksudmu?"
"Kami selalu mengatakan jika kami berdua adalah sahabat dan itu akan bertahan selamanya. Ada disaat senang dan juga disaat sedih. Tapi ketika dia pergi lebih dulu dariku, aku malah tak ada di sampingnya disaat terakhirnya."
Lisa hanya diam di sana, mengerti bagaimana kesedihan Seokjin. Menghela napasnya sembari kembali menatap pada lemari kaca dimana abu kakaknya ditempatkan.
"Aku juga merasakan rasa bersalah itu. Kau tahu, bukan? Jika Oppa menyelamatkanku? Rasa bersalah itu akan selalu menemaniku setiap tidur. Jika saja Oppa tak datang, pasti bukan dirinya yang harus tertabrak saat itu."
Seokjin tersenyum di sana. "Itulah gunanya seorang kakak, Lisa. Kau tak bisa menyalahkannya atas apa yang sudah ia lakukan padamu. Semua kakak di dunia ini, pasti akan melakukan hal yang sama ketika adiknya dalam bahaya."
"Seperti kau saat itu yang berusaha untuk menyelamatkan Taehyung? Walaupun kau tahu dia membencimu?"
Ucapan itu nyatanya membuat Seokjin mengalihkan kembali pandangannya pada Lisa, dimana gadis itu juga melakukan hal yang sama.
"Dia bukannya membenciku. Kau bisa memberikan perumpaaan jika dia melakukan semua hal ini untuk mendapatkan sebuah perhatian."
"Perhatian?"
KAMU SEDANG MEMBACA
lovely wedding ❌ jinlice
Hayran Kurgu[18+] ✔ Lalisa Park, Masih sangat muda. Masih berusia 20 tahun dan baru saja naik tingkat 3 Sekolah Menengah Atas. Tapi ia sudah akan dinikahkan dengan seorang pria yang bahkan belum pernah ia temui sebelumnya. ----- ©iamdhilaaa, 2018