Chapter 24

2.7K 312 11
                                    

Yg kmarin udh berpikir buruk ama caci maki abang taetae gua,Sungkem dlu gih sama abang gua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yg kmarin udh berpikir buruk ama caci maki abang taetae gua,
Sungkem dlu gih sama abang gua. Minta maaf dulu ama dia wkwkwkwk

Ok, yukk cuss masuk ke ceritanya.

.
.
.
.

Dalam mobil itu, hanya ada keheningan yang melanda. Lisa bahkan sesekali akan menatap pada Seokjin yang masih fokus dengan menyetirnya. Entahlah, aura pria itu sedang buruk menurutnya. Sehingga untuk memulai pembicaraan padanya bukanlah hal yang bagus untuk saat ini.

Hingga Lisa menyadari, jika Seokjin sudah sampai di rumahnya. Pria itu tetap tak mengatakan apapun, melepas seatbelt-nya sebelum turun terlebih dahulu dari mobilnya. Langkahnya memutar, membukakan pintu bagi Lisa.

"Tak apa. Aku baik-baik saja. Oppa tak perlu lagi untuk menggendongku." Ucapan itu Lisa lontarkan ketika melihat pergerakan Seokjin yang merunduk dan hendak untuk menggendongnya lagi. Membuat pria itu hanya menurutinya dan memberi ruang untuk Lisa.

"Terima kasih karena sudah mengantarku pulang."

"Hmm. Setelah ini, langsung tidur dan kunci pintumu. Jika kakimu masih terasa sakit, kau bisa rendam dulu kakimu dalam air hangat. Kau mengerti?"

Ucapan itu begitu tegas, membuat Lisa mau tak mau hanya mengangguk menjawabnya. Dan helaan napas itu Seokjin keluarkan setelahnya, bersamaan dengan raut wajah pria itu yang mulai kembali tenang jika Lisa lihat.

"Masuklah lebih dulu."

Lagi, Lisa hanya mengangguk dan menurutinya. Berbalik menuju rumahnya. Namun langkahnya terhenti. Setidaknya, Lisa ingin menenangkan Seokjin walaupun ia sudah melihat pria itu sedikit tenang.

Maka setelahnya, Lisa berbalik. Membuat Seokjin juga ikut menatap padanya. Dan hal selanjutnya yang gadis itu lakukan adalah memeluk pria itu. Hal itu tentu saja membuat Seokjin terdiam, bahkan ketika Lisa kini benar-benar mengeratkan pelukannya.

"Maafkan aku. Aku membuatmu sangat khawatir. Maafkan aku, Oppa."

Perlahan, Lisa bisa merasakan jika Seokjin kini membalas pelukannya. Bahkan menenggelamkan dirinya dalam lekukan lehernya. Membuat gadis itu melarikan satu tangannya pada helaian rambut pria itu, seolah ia menenangkannya.

"Aku benar-benar takut. Aku takut jika apa yang ku pikirkan akan terjadi. Aku benar-benar takut untuk kehilanganmu."

Lirihan itu bisa Lisa dengar jelas. Gadis itu tak mengatakan apapun, pun dengan posisi keduanya yang masih saling berpelukan. Seolah melepaskan beban yang sempat mereka bawa beberapa jam yang lalu.

lovely wedding ❌ jinliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang