"Dia tidak apa-apa. Hanya saja, suhu tubuhnya benar-benar sangat tinggi saat ini. Jadi lebih baik jika dia diberikan izin untuk pulang dan beristirahat di rumah."
Seokjin hanya mengangguk mendengar ucapan guru kesehatan yang baru saja memeriksa keadaan Lisa. Pria itu melirik ke arah gadis itu yang masih terbaring dengan kedua matanya yang tertutup.
"Kau bisa kembali, Ssaem. Kau tampak khawatir sekali dengannya."
"Tidak apa. Aku bisa menemaninya di sini selama dia terlelap."
Guru kesehatan itu, yang lebih dikenal oleh para murid dengan Nam Ssaem, hanya mengendik. Memilih untuk pergi setelahnya karena memang sudah ada yang akan menjaga Lisa selama gadis itu masih dalam keadaan pingsan.
Setelah kepergiannya, hanya tersisa tiga orang di sana. Taehyung berdiri di dekat pintu ruangan kesehatan. Sama sekali tak menambah langkahnya hanya untuk sekedar mendekat pada Lisa di sana yang masih terbaring. Namun tentu saja, ia mendengar semua yang dikatakan Nam Ssaem sebelumnya.
Seokjin beranjak dari duduknya. Melirik ke arah Lisa sebelum berlalu menjauh darinya.
"Kau yang temani dia."
Ucapan itu tak mendapat reaksi apapun dari Taehyung. Hingga ia mendengar suara pintu yang tertutup, pandangan pria masih belum terlepas dari Lisa di sana.
Dengan sebuah helaan napas, Taehyung mulai berjalan mendekat ke arah Lisa berbaring. Memperhatikan wajah gadis itu yang baru ia sadari memang pucat.
Dengan perlahan pula, pria itu mengambil salah satu tangan sang kekasih. Mengelusnya dengan lembut dan hati-hati. Hanya takut jika dirinya akan membangunkan Lisa nantinya.
"Apa aku yang membuatmu menjadi seperti ini?"
Suara pria itu begitu lirih. Masih menggenggam satu tangan milik Lisa. Tak menyadari, jika kedua mata gadis itu mulai mengerjap. Mungkin dia sedikit terganggu dengan sentuhan Taehyung padanya.
Masih mengerjap, menatap sekeliling dan menyadari jika ia berada di ruang kesehatan. Kini pandangan Lisa menyadari keberadaan Taehyung yang berdiri dengan kepala tertunduk. Lalu beralih dengan pria itu yang masih menggenggam tangannya.
Lisa masih diam. Membiarkan Taehyung menggenggam tangannya. Karena Lisa sendiri begitu menyukai kehangatan yang pria itu berikan walaupun hanya dengan sebuah genggaman.
"Maafkan aku. Aku memang bodoh. Seharusnya, aku tak mengajakmu pergi. Kau pasti sangat marah padaku karena berpikir pikiran bodoh itu."
Kepalanya semakin tertunduk. Bahkan kini, Taehyung telah menjatuhkan kedua lututnya pada lantai. Tentunya dengan masih menggenggam satu tangan Lisa.
Hingga sebuah isakan terdengar oleh pendengaran Lisa. Tentu ia tahu jika Taehyung baru saja menangis saat ini.
"Maafkan aku."
Lisa mendengar lirihan itu. Membuatnya perlahan bangun dari berbaringnya.
"Bangunlah."
Taehyung terkesiap oleh suara itu. Menghentikan tangisnya dan mendongak. Mendapati Lisa menatapnya tanpa adanya ekspresi di wajah gadis itu.
"H-Hey, kau sudah bangun? Berbaringlah lagi. Nam Ssaem bilang jika kau harus banyak istirahat."
"Aku tidak apa. Jadi cepat bangunlah."
Taehyung menuruti ucapan Lisa. Beranjak bangun dari berlututnya. Sementara Lisa yang melihatnya hanya menatap pada pria itu. Membuatnya bingung, kenapa Lisa harus menatapnya dengan tatapan seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
lovely wedding ❌ jinlice
Fanfic[18+] ✔ Lalisa Park, Masih sangat muda. Masih berusia 20 tahun dan baru saja naik tingkat 3 Sekolah Menengah Atas. Tapi ia sudah akan dinikahkan dengan seorang pria yang bahkan belum pernah ia temui sebelumnya. ----- ©iamdhilaaa, 2018