Chapter 29

2.1K 235 16
                                    

Mau ngasih sedikit info aja hihi

Mau ngasih sedikit info aja hihi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.

Kedua mata yang tertutup itu perlahan mulai mengerjap, menyesuaikan dengan cahaya yang saat itu menjadi pemandangan pertama yang ia lihat. Lalu ketika kedua matanya telah terbuka, pandangannya mulai mengelilingi, menghela napas karena ia berada di kamarnya saat ini.

Hingga ia menyadari, jika ia sedang tak sendiri di kamarnya saat itu. Mendapati sosok yang begitu ia kenali kini tengah terlelap dengan posisi terduduk di sisi ranjangnya. Menyadari pula sebuah infus yang menempel di punggung tangan kirinya, sementara satu tangannya masih digenggam oleh gadis itu.

Dengan perlahan, ia berusaha untuk melepaskan genggaman gadis itu padanya. Dan beruntung baginya, karena ia tak membangunkannya yang saat itu terlelap. Melepas pula infus yang sempat tertempel di punggung tangannya, walaupun harus meringis setelahnya namun masih bisa ia tahan.

Lalu pandangannya melirik pada jam yang berada di atas meja nakas, menunjukka waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Itu berarti, dia sudah lama sekali terlelap. Ia memang mengingat, jika terakhir kali ia jatuh pingsan disaat dirinya beranjak menuju dapur untuk menyiapkan sarapan baginya.

Beranjak dari berbaringnya secara perlahan, ia masih merasakan pusing yang sama saat pagi tadi. Memang, kondisi tubuhnya beberapa hari ini kurang baik karena dia yang demam. Melirik kembali pada gadis yang masih terlelap itu. Mungkin sekarang, ia harus mencari banyak sekali jawaban untuk menjelaskan semuanya nanti padanya.

Tubuh gadis itu sudah ia pindahkan ke atas tempat tidurnya sendiri, membiarkannya tidur di sana dan gadis itu yang menyamankan dirinya di sana. Membuatnya tersenyum, sebelum merunduk dan mengecup keningnya dengan lembut. Menarik selimut pula untuk gadis itu setelahnya.

Keluar dari kamarnya, langkahnya membawanya menuju dapurnya sendiri. Dengan langkah perlahan mengingat dirinya masih merasakan pusing di kepalanya. Dan dirinya sedikit terkejut, ketika mendapati sosok sang Ibu di sana. Dan sang Ibu yang menyadari kehadirannya mendecak ketika menatap pada putranya di sana.

"Seokjin, kenapa bangun dari atas tempat tidurmu? Kau belum sepenuhnya sembuh."

Ny. Kim mendekat, menyentuhkan satu tangannya pada kening Seokjin saat itu. Namun pria itu dengan cepat menahannya, tersenyum untuk Ibunya itu setelahnya. "Aku baik-baik saja, eomma."

"Wajahmu masih pucat. Kau bahkan melepaskan infusmu. Membuat eomma khawatir ketika Lisa menelpon eomma dan mengatakan jika kau jatuh pingsan. Bagaimana bisa kau menjadi seperti ini, hmm? Apa Lisa tak tahu jika kau sakit, huh? Kenapa dia tak tahu--"

"Eomma, bukan salah siapapun. Lisa juga tak bisa eomma salahkan. Aku di sini yang hanya diam dan tak mengatakan padanya."

"Tapi tetap saja--"

lovely wedding ❌ jinliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang