"Boleh aku bertanya sesuatu?"
Lisa mengalihkan pandangannya, menatap pada Seokjin di sampingnya.
"Tanyakan saja." Ucapnya. Kembali fokus dengan beberapa helai pakaian yang berada di hadapannya.
"Tentang kakakmu."
Lisa sempat terdiam di sana. Namun akhirnya hanya menghela napasnya karena sudah mengetahui dari mana Seokjin mengetahui kakaknya. Pasti Ibunya, begitu pikirnya.
"Apa saja yang eomma katakan padamu?"
"Kakakmu sudah meninggal. Dan itu karena dia menyelamatkanmu."
"Itu benar. Lalu mengapa? Kau mau mengasihaniku setelah mendengarnya? Aku tak perlu rasa kasihan darimu."
Seokjin hanya tersenyum. Mengambil salah satu tangan Lisa yang akan mengambil salah satu pakaian. Membuat gadis itu sedikit terkejut karena sentuhan dari sang pria.
"A-Apa yang kau lakukan? Lepaskan tanganmu dariku."
"Kau lihat? Bagaimana bisa orang-orang tak mengasihanimu jika kau bersikap seolah-olah dirimu begitu kuat?"
"Aku tak bersikap seolah kuat. Ck, lepaskan tanganmu dariku."
Seokjin menurutinya, melepaskan genggamannya pada Lisa dan membuat gadis itu kini menatapnya dengan kesal sembari mengelus pergelangan tangannya.
"Boleh jika aku mengunjungimu kakakmu?"
"Untuk apa? Kau bahkan tak memiliki hubungan apapun dengan kakakku."
Pria itu lagi-lagi tersenyum. Membuat sang gadis yang melihatnya harus kembali dibuat kesal karenanya. Apa ada yang lucu dari semua ucapannya tadi?
"Aku tidak pernah tahu, ternyata ada banyak hal yang tak pernah kau ketahui."
Lisa mengerutkan keningnya, tak mengerti ucapan Seokjin.
"Apa maksudmu?"
Seokjin sedikit merunduk, hanya untuk mensejajarkan posisi keduanya. Membuat Lisa kembali terkejut karena apa yang dilakukan pria itu.
Ck, benar-benar tak pernah tertebak.
"Aku bahkan bertaruh, kau tak mengingat apapun tentang pertemuan pertama kita."
Kedua mata gadis itu berkedip cepat, berusaha mencerna ucapan sang pria sebelumnya.
"Aku juga bertaruh, jika kau juga tak mengetahui siapa aku bagi kakakmu."
Kali ini, Lisa mulai mengerti apa yang baru saja diucapkan Seokjin. Membuat pria itu kembali tersenyum ketika melihat bagaimana wajah Lisa yang menatapnya dengan pandangan bodoh yang ia lihat.
"M-Maksudmu, k-kau, s-siapa--"
"Sstt, tak usah dipikirkan. Aku pasti akan menceritakan hal itu padamu. Tapi pertama, aku sangat lapar. Jadi kau harus menemaniku untuk makan siang hari ini."
Lisa tak bisa menolaknya, karena dirinya bahkan tak bisa berbicara. Dimana Seokjin merangkul tubuh Lisa, menariknya bersama keluar dengan senyumannya yang terbentuk di wajahnya.
.
.
"Bagaimana dengan ini?"
"Ambil saja."
Rose mendengus kesal. Menatap Jimin di sana yang bahkan tak melihatnya dan lebih fokus pada ponselnya.
"Kau bahkan tak melihat apa yang aku tunjukkan padamu."
"Aku tahu. Kau akan sangat cantik dengan baju itu."
"Tapi seminggu lagi pertunangan Lisa. Aku tetap harus cantik di sana."
KAMU SEDANG MEMBACA
lovely wedding ❌ jinlice
Fanfic[18+] ✔ Lalisa Park, Masih sangat muda. Masih berusia 20 tahun dan baru saja naik tingkat 3 Sekolah Menengah Atas. Tapi ia sudah akan dinikahkan dengan seorang pria yang bahkan belum pernah ia temui sebelumnya. ----- ©iamdhilaaa, 2018