Bagian Tujuh

3K 138 0
                                    

“Jangan menilai seseorang dari luarnya saja, karena terkadang seseorang terlihat berbeda jika sudah dikenali lebih dekat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Jangan menilai seseorang dari luarnya saja, karena terkadang seseorang terlihat berbeda jika sudah dikenali lebih dekat.”

🍁

Kok suaranya familiar?, batin Shila yang mulai bertanya-tanya. Dia pun menoleh karena keberadaan mobil itu di belakangnya.

Shila langsung tersentak saat tangannya ditarik paksa oleh orang tadi. Betapa terkejutnya dia saat melihat siapa itu. Untuk pertama kalinya Shila merasa bahagia bertemu dengan Dava.

 “Dav,” panggilnya pelan.

Dava langsung memosisikan dirinya di depan Shila. Lalu pemuda itu menoleh sebentar, “lo enggak kenapa-napa, kan?” tanyanya.

Shila hanya mengangguk, sungguh dia tak mampu berkata-kata kali ini. Melihat Dava datang, dan menyelamatkannya adalah hal yang benar-benar di luar dugaannya.

 “Pahlawan datang, nih,” ujar preman itu dengan nada meremehkan.

 “Lo mundur aja,” Dava mendorong tubuh Shila pelan ke belakang.

 “Tapi, Dav—” sela Shila. Ia juga ingin membantu, setidaknya Dava bisa menang melawan preman itu.

 “Udah, enggak usah sok jagoan. Lo enggak liat tuh tangan lo,” ujar Dava menunjuk pergelangan tangannya dengan dagunya.

Akhirnya Shila mundur beberapa langkah, dan terjadilah perkelahian antara Dava yang melawan empat preman sekaligus. Shila harap-harap cemas ditempatkan, berusaha mencari cara agar preman itu pergi.

Satu ide terlintas di otaknya, dia tidak yakin jika ide ini akan berhasil. Namun, dia tidak akan tahu jika belum mencobanya.

Wiu... Wiu...

Preman itu langsung kalang-kabut, berlari tak tahu arah dan akhirnya kabur. Sedangkan Shila langsung menghela napas lega, ternyata ada gunanya juga dia menyimpan rekaman itu. Ini merupakan permintaan salah satunya adiknya di panti untuk bermain.

 “Lo enggak apa-apa, kan? Nyusahin orang aja lo.” Dava datang dengan mengomel panjang lebar.

“Lo pikir ini kemauan gue?” balas Shila dengan sewot.

 “Enggak tau terima kasih banget sih lo jadi cewek,” ujar Dava berkacak yang pinggang karena cara Shila yang membalasnya dengan ketus.

Shila berdecak, tetapi kekesalan itu menguap saat melihat wajah Dava yang lebam. Dia yakin jika itu akibat dari melawan para preman tadi  karena sudah menolongnya.

 “Udah, enggak usah ngomel mulu. Kita obatin luka lo dulu.” Tanpa menunggu persetujuan dari Dava, Shila langsung menarik Dava untuk duduk di pinggir jalan.

“Dalam mobil lo ada P3K enggak?” lanjutnya kini terlihat lebih santai.

 “Ada.”

Shila langsung membuka mobil Dava tanpa izin, mencari letak P3K itu dan membawakannya ke tempat Dava. Dengan telaten, gadis itu membersihkan luka yang ada di wajah Dava. Entah apa yang terjadi dengan Shila hari ini, dia tidak terlihat begitu kesal dengan Dava. Mungkin karena gadis itu merasa berhutang budi padanya.

Kisah Shila [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang