Bagian Lima Belas

2.5K 105 2
                                    

“Ketika sebuah kepercayaan tidak lagi berguna jika dibandingkan dengan uang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Ketika sebuah kepercayaan tidak lagi berguna jika dibandingkan dengan uang.”

🍁

 
Shila berlari tergesa-gesa di koridor untuk menemui Dava. Gadis itu bahkan tidak masuk ke kelasnya dulu sebab video kemarin malam yang Dava kirimkan. Akibat acara ulang tahun sekolah kemarin yang memakan waktu dan tenaga yang banyak, dia melupakan masalah penting yang satu ini.

Sebenarnya, Shila masih belum percaya dengan video itu. Mana mungkin orang yang ada di sana itu orang yang sangat dekat dengannya?

"Dava!" panggil Shila saat melihat pemuda itu diujung koridor kelas sepuluh IPA sepuluh, dekat taman belakang. Kenapa juga Dava menyuruhnya ke sini.

"Dav, video itu ... pasti salah, kan?" Shila masih belum percaya, dia berharap jika ada yang salah dalam video itu.

Dava terdiam, dia tahu keadaan Shila yang masih shock. "Itu video asli. Gue sama El yang nyalin sendiri malam itu," bebernya.

Malam itu, dia menyelinap ke sekolah untuk melihat CCTV di sekitar kelas Shila. Namun, yang mereka temukan adalah CCTV itu sendiri ada di kelas sebelas IPA sepuluh. Tak membuang waktu, mereka langsung menyalin file dari sana dan menyimpannya sebagai bukti.

"Tapi, kelas gue enggak ada CCTV-nya," sanggah Shila.

"Ada, dan kalian enggak sadar," sela Dava.

Tangan Shila terkepal saat Dava melanjutkan ucapannya, dia benar-benar tidak bisa percaya.

"Pak Andreas yang masang CCTV itu."

Sebegitu tidak percayakah pak Andreas pada dirinya? Namun, benar adanya, dia memang telah gagal memenuhi tanggung jawab.

"Gue emang bodoh," gumam Shiala merutuki dirinya sendiri.

"Udah, sekarang yang paling penting itu kita udah tahu siap pelakunya."

"Dav, apa kita langsung laporin masalah ini ke guru?" tanya Shila lagi.

"Ya terus kita harus ngapain? Apa kita biarin aja?" Dava menatap Shila bingung, ada keraguan dari mata gadis itu. Lantas, keraguan pada siapa? Pada dirinya?

"Ayo!"

Langkah Shila sangat berat untuk berjalan, sampai akhirnya dia menghentikan Dava. "Gue rasa ada yang enggak beres. Kasih gue kesempatan buat buktiin sendiri," pinta Shila. Dia benar-benar belum bisa percaya.

"Shil—"

"Dav," sela Shila dengan cepat, "kalo dia emang terbukti bersalah. Gue sendiri yang bakalan laporin ke guru. Lo tau, kan, kalo dia dari kelas buangan? Apa jadinya kalo itu enggak benar dan kita udah laporin ke guru? Gue enggak sanggup untuk hidup kalo sampai itu terjadi. Dia pasti bakalan dikeluarin dari sini," harapnya.

Kisah Shila [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang