Bagian Delapan

3K 138 0
                                    

"Berhentilah mengganggu orang yang lebih lemah darimu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Berhentilah mengganggu orang yang lebih lemah darimu. Sebab, mereka sama sekali tidak menyusahkan hidupmu ataupun hidup orang lain."

🍁


Shila berjalan dikoridor gedung D dengan tatapan kosong, ia masih kepikiran dengan sikap Richa yang sangat aneh. Dari sorot matanya jelas terlihat, jika dia seperti ketakutan. Namun, apa yang Richa takutkan?

Gadis itu hanya menghela napas gusar, ia masuk ke kelas barunya yang di sambut oleh suara gelak tawa dari sudut kelas. Siapa lagi sumbernya jika bukan geng Syerlien yang sibuk menyinyir dan juga bergosip.

Seketika Shila jadi rindu dengan kelas yang dulu. Ia rindu teman-temannya disana yang suka melemparkan canda tawa bukan seperti di sini yang sibuk menyinyir dan menyombongkan kekayaan orang tua mereka.

Karena tidak punya teman mengobrol, Shila memutuskan untuk mendengar lagu melalui earphone. Kemudian menangkupkan wajahnya atas meja yang beralasan lipatan tangan.

Mood-nya sedang tidak baik-baik saja saat ini. Dimulai dari masalah tadi pagi yang membuatnya kesal setengah mati, sampai kepada kelas yang cukup memuakkan.

Pendengaran Shila samar-samar menangkap suara kantong kresek yang diletakkan di dekatnya. Dia pun mendongak dan mendapati Dava yang berdiri dengan memasukkan tangannya dalam saku celana.

"Ngapain lo?" tanya Shila dengan menaikkan sebelah alisnya.

"Makan tuh." Dava menunjuk ke kantong kresek dengan dagunya. Setelah dilihat, ternyata isinya adalah beberapa roti cokelat dan juga air mineral.

Shila mengerjap tak percaya, dengan polosnya dia melihat Dava bergantian dengan kantong kresek yang ada di atas mejanya.

"Gue nyuruh lo makan, bukan ngeliatin gue," tegur Dava sebelum akhirnya pergi.

Shila tertegun,memperhatikan punggung pemuda itu yang mulai keluar dari kelas. Kejadian itu tentu saja tak luput dari perhatian Syerlien yang duduk di sudut kelas. Matanya berkilat amarah, apalagi melihat Shila dengan santai melahap roti pemberian Dava.

"Gue enggak bakalan biarin dia rebut Dava dari gue," desis Syerlien dengan amarah yang tertahan.

"Loh, bukannya lo udah punya pacar yah, Syer?" tanya salah satu temannya dengan tatapan polos.

"Lo kayak enggak tau Syerlien aja, mau sama siapa pun dia pacara, Dava tetep incerannya," sahut teman Syerlien yang lain.

Sementar Syerlien sendiri, gadis mulai beranjak dari duduknya. Tujuannya kali ini adalah menghampiri Shila yang masih melahap makanannya.

Kisah Shila [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang