Tinnn.....
Aku menghentikan langkah dan menoleh ke samping, sebuah mobil berhenti di sebelah ku. Aku mengernyit heran. Sepertinya aku tidak menutupi jalan, masih ada space yang luas.
Kaca mobil itu turun dan dua kepala menyembul keluar. Tidak asing.
"Yoonhee!!!" Mereka berteriak padaku. Ya, itu kepala milik Jeno dan Jaemin. Jaemin turun dan di ikuti Jeno menghampiri ku.
"Ayo naik ke mobil." Katanya. Sejenak aku bingung. Mobil? Sejak kapan mereka bisa seenaknya menggunakan mobil asing itu. Apa mereka mencuri?
"Kenapa lama sekali? Ayo cepat naik, ada yang ingin aku perlihatkan padamu." Jeno menarik pergelangan tanganku naik ke mobil. Aku duduk di kursi penumpang belakang bersama Jeno dan Jaemin duduk di sebelah kursi supir. Lebih mengejutkannya lagi, ada supir yang mengemudikan mobil ini. Seorang laki-laki yang seumuran dengan kita.
"Ini Sunwoo, supir pribadi kita yang akan mengantar kemana pun kita ingin pergi, iya 'kan?" Sunwoo, laki-laki itu, melihatku dan tersenyum ramah.
"Benar, Yang Mulia." Oh tidak! Aku mendengar panggilan aneh ini lagi.
"Kita pergi ke tempat tadi." Jaemin menginstruksikan pada Sunwoo. Ia yang paham lalu menjalankan mobil menuju tempat itu, tempat yang tidak aku ketahui.
Sebuah halaman luas yang indah menyita perhatianku. Perlahan mobil ini membelah halaman luas itu. Di samping kiri dan kanan terdapat beberapa pohon cemara yang di desain sedemikian rupa hingga terlihat cantik, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Hingga akhirnya mobil berhenti di depan rumah ah bukan, lebih tepatnya ini seperti sebuah istana.
"Dimana ini?" Tanyaku.
"Ini rumah kita, ayo kita turun." Jeno menggenggam tanganku yang terasa mungil di genggamannya.
Kita turun dan di sambut oleh beberapa orang berseragam, hm seperti pelayan pemilik rumah yang sering aku lihat di drama.
"Aku ingin kau tinggal disini, bersamaku. Di kehidupan yang dulu, kau tinggal di sebuah rumah kecil dan juga aku belum sempat menikahimu kau sudah menjadi korban dari ayahku. Maka dari itu maukah kau menikah denganku?" Aku mundur selangkah, menjauh dari Jeno. Di wajah Jeno menyiratkan keseriusan yang tidak biasa ia tampilkan.
"Tapi a,aku..."
"Aku tidak ingin mendengar penolakan darimu. Aku mohon pertimbangkan lagi jawaban itu dan aku akan menunggumu, bahkan aku rela menunggu selama 1000 tahun untukmu."
"Tapi aku mencintai Hyunjin, Maafkan aku."
***
Hyunjin mencatat semua yang dikatakan dosen. Menurutnya, setiap kata yang keluar dari bibir dosen adalah penting dan hanya Hyunjin yang melakukan hal itu. Park Jinyoung, sang dosen, menghentikan kegiatannya berbicara di depan kelas karena mengingat sesuatu. Ia mengambil ponsel yang di letakkan di atas meja.
"Apa ia sudah datang?"
"...."
"Sekarang suruh dia masuk kedalam kelas saja."
"...."
Jinyoung meletakkan kembali ponselnya bersamaan dengan pintu kelas mulai terbuka dan menampakkan seorang yang baru saja masuk.
"Saya memberi kalian teman baru, ia adalah mahasiswa pindahan dari Los Angeles. Silahkan kenalkan dirimu di depan kelas."
Semua tatapan mata tertuju pada mahasiswa pindahan itu, kecuali Hyunjin. Ia jalan dengan santai menuju ke depan kelas seperti yang diperintahkan oleh Jinyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
KING [✔]
FanficAku tidak perlu mahkota untuk diakui sebagai raja karena yang ku butuhkan hanya kau, disampingku.