"Yang Mulia-" aku mendelik ke arah Jaemin. Aku tidak suka dengan panggilan itu.
"Ah maksudku Yoonhee, Pangeran menyuruhmu tidur disini untuk beberapa hari. Tolong 'iya' kan permintaan ini. Aku takut Pangeran murka padaku jika aku tidak bisa membujukmu untuk menginap. Aku mohon." Aku terdiam mempertimbangkan hal ini. Jika aku menuruti Jaemin akan aman tetapi jika tidak akan terjadi sebaliknya.
"Baiklah, tapi hanya beberapa hari ini." Jaemin tersenyum padaku. Ia kemudian mengajakku ke lantai 2 rumah ini.
Saat berjalan aku sedikit bingung apa yang terjadi pada Jeno sebenarnya, kenapa ia berbeda?
"Tidak usah dipirkan. Pangeran pasti akan menjelaskan itu di saat yang tepat." Jalanku terhenti. Aku menatap Jaemin curiga. Apa dia bisa membaca pikiran orang?
"K,Kau bisa membaca pikiranku?" Tanyaku.
"Tidak, aku tidak bisa." Jaemin hanya berkata sambil lalu. Ia terlihat biasa saja. Aku kembali menaiki tangga satu persatu mengikuti Jaemin. Aku baru menyadari bahwa interior rumah ini sangat tidak biasa. Mulai dari tangganya yang terlihat mewah, karpet maupun lampu gantung di tengah ruangan ini pun terlihat sangat mahal.
"Nah kamar dengan pintu emas ini merupakan kamar milik pangeran." Jaemin menunjuk pintu emas dengan desain yang elegan. Ia kemudian berbalik, "-dan pintu perak ini adalah kamar mu." Sambungnya.
Aku tertegun. Jeno bahkan menyiapkan kamar untukku. Aku tidak bisa membayangkannya. Jaemin membuka knop pintu perlahan dan pintu terbuka. Jaemin mempersilahkan aku masuk dan diikuti dengannya di belakangku.
Aku takjub melihat pemandangan ini. Bahkan luas rumah tempat aku menyewa tidak ada apa-apanya dengan luas kamar ini. Jaemin menuntunku ke salah satu pintu di dalam kamar dan membukanya.
"Ini tempat baju-baju mu." Ucapnya. Mataku menangkap koper yang ada di rumahku.
"Itu koperku, bagaimana bisa?" Aku mendekati koper itu dan membukanya. Benar, di dalam ada beberapa baju ku.
"Oh ya, aku hanya membawa baju-baju itu karena yang lain sudah di buang atas perintah Pangeran." Tidak! Baju-baju yang kubeli dengan susah payah telah dibuang. Apa ia tidak tahu aku harus bekerja paruh waktu selama berbulan bulan untuk membeli semua bajuku? Huh menyebalkan!
"Oh ya aku ingin bicara sesuatu padamu." Jaemin menunggu persetujuanku sebelum melanjutkan pembicaraannya.
"Apa?"
"Sebenarnya, Pangeran lebih suka jika kau mau tinggal disini." Ucapnya.
"Memang kenapa?"
"Tanyakan saja alasan pada Pangeran. Aku pergi dulu." Jaemin kemudian pergi begitu saja meninggalkanku.
Mereka semua yang ada disini aneh.
Aku kemudian teringat lagi dengan bekas genggaman Jeno tadi. Masih terasa sedikit panas.
Baru saja aku duduk di sofa kamar ini, seseorang mengetuk pintu.
"Ya, silahkan masuk." Aku berkata sambil sedikit berteriak, hanya takut jika seorang di luar sana tidak mendengarnya.
Aku melihat beberapa pelayan perempuan masuk ke kamar ini. Mereka semua membungkuk hormat padaku. Aku jadi tidak merasa nyaman.
"Kami diperintahkan oleh Yang Mulia untuk mengobati pergelangan tangan Anda." Ucap seorang pelayan yang mana aku lihat dia seperti kepala pelayan disini karena pakaiannya terlihat sedikit beda dengan yang lain.
Lalu 2 orang pelayan berjalan ke arahku sambil membawa kompresan di nampan.
"Tidak perlu. Aku baik-baik saja." Sebenarnya ini tidak perlu diobati. Dasar Jeno, ia terlalu berlebihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KING [✔]
FanficAku tidak perlu mahkota untuk diakui sebagai raja karena yang ku butuhkan hanya kau, disampingku.