Kali ini jalan ku melambat karena ya, aku sedang bersama Jeno dan Jaemin. Mereka berdua sibuk melihat toko-toko yang ada di kanan kiri kita. Ini keputusan yang salah, seharusnya aku tidak mengajak mereka berjalan seperti ini.
"Wah orang-orang di masa depan punya rambut yang berwarna-warni." Ucap Jaemin saat melihat seorang laki-laki berambut biru yang baru saja keluar dari salon. Bahkan sekarang aku malu karena mereka mendekati orang itu dan mengamatinya dengan jarak yang cukup dekat. Dia terlihat risih.
"Maafkan teman-temanku ini." Aku menarik mereka menjauhi orang berambut biru itu.
"Aku juga ingin punya rambut seperti itu, bagaimana caranya?" Tanya Jeno. Aku menghembuskan napas pelan. Sepertinya aku harus sabar jika menghadapi mereka. Tapi bagaimana jika mereka terus berada di sekitarku dan selalu mengikuti ku? Aku bisa gila.
Untuk mewujudkan keinginan itu aku membawa membawa menuju salon. Di dalam sana kita langsung di sambut oleh pegawai salon tersebut, "Ada yang bisa kami bantu?" Ia bertanya dengan senyum yang mengembang.
"Dia ingin mengecat rambut." Jeno mengangguk antusias.
"Tapi aku juga mau." Jaemin menyahut.
Pegawai itu dengan cekatan mengambil dua buku dan membukanya di depan kita, "Ada banyak varian warna rambut yang bisa kalian berdua pilih."
Jeno dan Jaemin sibuk membolak-balik buku itu di tangan mereka masing-masing.
"Aku mau warna ini." Jeno menunjuk sebuah warna rambut dan begitu juga dengan Jaemin.
Mereka berdua lalu mengikuti pegawai itu pergi. Aku berjalan menuju waiting room di salon itu dan duduk di salah satu bangku. Aku sedikit melakukan peregangan punggung karena tadi aku sangat bekerja keras. Kalian tahu? Pelanggan coffee shop itu meningkat 4 kali lipat sekarang, sehingga Taeyong menyuruh aku dan Hyunjin memutuskan kontrak dengan tempat kerja paruh waktu yang lain dan fokus di coffee shop itu saja. Ia juga akan menambah upah kita.
Sambil menunggu mereka mengecat rambut sebaiknya aku belajar sedikit karena seminggu lagi aku ujian dan kemudian libur musim dingin. Hanya membayangkan tentang libur saja aku sudah bahagia. Hingga tak sadar aku menyunggingkan senyuman.
Merasa seperti ada yang sedang memperhatikan, aku menoleh. Seseorang memang sedang memperhatikanku. Aku tersenyum canggung padanya.
Ku buka buku yang ada di tanganku pura-pura membaca dan menahan malu. Dasar aku bodoh!
***
"Bagaimana menurutmu?" Jeno datang kearah ku setelah 2 jam.
What the...Kenapa dia datang dan langsung bergaya di depanku? Banyak orang yang melihatnya. Apa ia tidak malu? Ah mungkin urat malunya sudah putus. Tapi aku akui warna rambut itu lumayan cocok dengannya.
"Cukup bagus." Kata ku. Jeno kemudian duduk di sampingku, kini giliran Jaemin yang datang menghampiri. Ia tiba-tiba bergaya juga seperti Jeno tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
KING [✔]
FanfictionAku tidak perlu mahkota untuk diakui sebagai raja karena yang ku butuhkan hanya kau, disampingku.