3. Visual

318 58 13
                                        

Aku terbangun dengan napas yang terengah-engah dan dadaku sesak. Mimpi buruk. Aku seperti mimpi seseorang ingin membunuhku.

"Mungkin tadi malam aku lupa membaca doa sebelum tidur." selanjutnya aku melipat selimut, menata bantal serta guling yang ku gunakan semalam dengan otomatis. Ini merupakan kebiasaanku, dengan mata tertutup pun aku bisa melakukan ini.

Ku tutup pintu kamar mandi. Kalian tahu kan apa yang aku kerjakan di dalam yang tak lain yaitu mandi. Hanya dalam waktu 7 menit aku sudah selesai. Aku sudah wangi sekarang dan sedang bersiap untuk pergi ke kampus.

Oh tidak!

Seketika aku mengingat kejadian semalam yaitu dua orang aneh ada di depan rumahku. Apa mereka masih ada disana?

Langkah pelan ku ambil dan mendekati jendela rumahku. Aku mengintip ke arah luar sana.

Gila!

Mereka masih ada di luar, di depan rumah ku.

Aku membuka pintu, "Apa kalian gila, kenapa masih ada di depan rumahku! Suhu udara sekarang 5 derajat celcius!" aku berteriak kesal ke mereka. Dapat ku lihat bibir mereka berdua bahkan sudah membiru.

"Calon permaisuri ku aku--"

"Diam! Aku bukan calon permaisurimu!" sebenarnya aku tidak tega membentak mereka berdua dengan keadaan ini. Dalam diriku sedang ada perang batin. Satu sisi aku kasihan pada mereka berdua yang diluar semalaman saat musim dingin tapi sisi lain mengatakan bagaimana jika mereka orang jahat?

Aku mengambil napas perlahan dan menghembuskannya. Semoga ini keputusan yang tepat.

"Kalian boleh masuk, akan kubuatkan cokelat panas." kedua orang itu tersenyum walaupun aku tahu mereka sedikit lemah karena terpapar udara dingin semalaman.

Ku ambil dua selimut yang ada di kamarku untuk mereka dan membuatkan dua cangkir cokelat panas seperti yang aku bilang tadi.

Kedua mataku melihat mereka berdua yang asik menyeruput cokelat panas dari cangkir masing-masing. Satu pertanyaan muncul di benakku.

"Kenapa kalian memakai baju itu? Bukankah seharusnya jika menyewa  baju dikembalikan sebelum pukul 8 malam?"

Mereka mengerutkan alis.

"Tapi kita tidak menyewa baju ini."

"Ini baju milik kita."

Sekarang gantian aku yang mengerutkan alis. Baju milik mereka? Mereka tidak menyewa?.

"Yoonhee---"

Aku menoleh ke arah pintu begitupun dengan dua orang asing itu.

"Kau siapa?" salah satu dari mereka bangkit dan mendekati Hyunjin.

"Kau kenapa berani ke rumah calon permaisuriku?" Hyunjin mengerutkan keningnya, "Calon permaisuri?"

"Ya, dia calon permaisuriku."

"Hyunjin mereka orang aneh, biarkan saja." Hyunjin mengangguk.

***

Pukul 2 siang, kelasku telah selesai dan seperti biasa aku langsung mengarahkan kaki ku menuju tempat kerja paruh waktu, bersama Hyunjin tentunya. Ada banyak mahasiswi yang melihat iri ke arah ku dan Hyunjin. Bahkan mereka pun juga membicarakanku secara terang-terangan kadang juga ada yang menerorku.

"Tidak usah di dengarkan." ini yang selalu Hyunjin bilang jika ada orang yang membicarakanku dan tangannya yang otomatis menutup kedua telingaku dengan telapak tangannya.

Kini kita telah sampai di coffee shop. Aku dan Hyunjin segera memakai atribut yang sudah menjadi aturan disini seperti celemek cokelat yang khas.

KING [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang