Hari ini cukup melelahkan. Pelanggan meningkat 2 kali lipat dari biasanya ah tidak, mungkin 4 kali lipat dari biasanya bahkan sampai terjadi antrian panjang di luar. Ini tidak biasa terjadi disini.
"Ren, apa kau lelah?" Aku mengerutkan kening saat Jeno, nama yang baru saja ku ketahui tadi, menanyaiku.
"Ren?"
"Ah tidak, maksudku Yoonhee." Aku mengangguk, "Ya, aku sedikit lelah."
Jeno duduk di sampingku dan menatapku dalam, "Kau tahu? Aku sangat merindukan mu. Sangat-sangat merindukan mu." Aku sedikit terkejut, kita baru bertemu satu sama lain belum genap satu hari tapi ia sudah sangat merindukan ku. Aneh.
"Hei apa yang kalian lakukan?" Hyunjin masuk ke rest room ini dan duduk di sisi kanan ku sehingga sekarang aku diantara mereka berdua.
"Aku lelah sekali." Hyunjin menyandarkan kepalanya di bahuku. Tanganku tergerak untuk mengusap pelan kepalanya.
"Apa yang kau lakukan?" Jeno menarik tanganku. Hyunjin duduk tegap dan menatap Jeno tajam, "Yoonhee, sebaiknya kita pulang."
Hyunjin berdiri dan menarikku keluar di sisi lain Jeno menahan pergelangan tanganku. Aku menghembuskan napas kasar, "Aku akan ganti baju terlebih dahulu. Kalian tunggu diluar."
Udara malam ini cukup dingin tapi tidak sedingin malam kemarin. Aku mengeratkan mantel dan menyilangkan kedua tanganku di depan dada untuk mencoba agar tetap hangat. Hyunjin berjalan di samping kanan ku sedangkan di sisi kiri ada Jeno dan temannya itu, ah siapa? Aku lupa namanya.
"Jadi kalian akan tidur dimana?" Hyunjin bertanya pada mereka.
"Di rumah Yoonhee." Aku langsung menatap Jeno tajam. Apa-apaan ini!
"Tidak boleh, kalian lebih baik tidur di rumahku." Sahut Hyunjin. Kita berempat berhenti di perempatan jalan.
"Ayo aku antar sampai depan rumah." Tawar Hyunjin. Aku menggeleng pelan, "Tidak perlu, cukup urus mereka berdua saja. Hyunjin, Jeno dan...siapa kau?"
"Jaemin."
"Ah iya Jaemin, aku duluan."
"Yoonhee jangan pergi." Jeno memberontak saat Hyunjin dan Jaemin menahannya. Aku hanya tertawa dan tetap melanjutkan jalan pulang ke rumah.
Paginya, aku bangun agak siang karena tidak ada kelas dan hari ini berencana pergi ke perpustakaan untuk membaca buku baru yang baru tiba kemarin. Jeongin, penjaga perpustakaan yang memberitahuku tentang ini.
Setelah sarapan singkat, aku menyambar tas yang sudah kusiapkan tadi. Saat aku membuka pintu, mereka — Jeno dan Jaemin — sudah ada di depan rumahku.
"Apa yang kalian lakukan disini?" Tanyaku.
"Mengunjungimu." Jeno tersenyum sampai matanya menyipit dan seakan hilang.
"Tapi aku mau pergi dan em... kalian tidak punya baju lagi selain itu?" Aku melihat mereka masih memakai pakaian khas kerajaan. Mereka menggeleng serentak seperti anjing-anjing yang di dashboard mobil. Kalian tahukan maksudku?.
"Kita ikut kemanapun Yoonhee pergi, iya kan Jaemin?" Jeno menatap Jaemin menunggu balasan.
"Iya pangeran."
Mereka aneh atau aku saja yang ah sudahlah. Semakin memikirkan mereka kepalaku bertambah pusing. Pusing dengan baju yang mereka bilang itu miliknya bukan menyewa dan juga pusing karena panggilan pangeran.
"Apa Hyunjin tidak meminjami kalian baju semalam?" Jeno dan Jaemin menggeleng lagi.
"Aku tidak mau memakai pakaian bekas." Aku memikirkan suatu ide.

KAMU SEDANG MEMBACA
KING [✔]
Hayran KurguAku tidak perlu mahkota untuk diakui sebagai raja karena yang ku butuhkan hanya kau, disampingku.