Sumpah Terpesona?!

691 78 45
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

"Aku Peri Hutan,"

Penuturan dari sosok berpendar di hadapan Woojin dan Jihoon, sontak membuat dua remaja ini memasang wajah semakin tidak jelas. Woojin yang melongo sedikit tidak konek. Jihoon yang selama ini mengaku menggemaskan, justru mengerjap aneh macam terserang penyakit cacingan.

"Kau?! Apa?!" ucap keduanya bersamaan, tapi kemudian menoleh bertatap mata. Saking cepatnya sampai dikhawatirkan jika urat leher mereka bergeser, dan bodohnya hanya untuk saling mencibir.

"Aku dulu yang bertanya, Gembul!"

"Kau.." Jihoon menggertakan giginya. Sumpah mati, Jihoon membenci manusia menyebalkan bergigi Jelek ini.

"Aku Peri Hutan. Dan Siapa kalian?!"

"Dia tersesat!" sekali lagi dua orang bermarga Park, mengucapkan isi otak mereka bersama ditambah dengan saling menuding. Dan hebatnya lagi sebenarnya bukan itu yang ditanyakan, man.

"Kau kan bodoh jadi kau yang tersesat Gembul!

"Kau juga tersesat Dekil!"

"A--a--aku hanya belum menemukan jalannya saja," Park Woojin dan gengsinya yang lebih tinggi dari langit ke tiga.

"Yang aku tanya, siapa kalian?!" suara melengking tiba-tiba mendenging di telinga dua orang yang sibuk berdebat hal yang tidak jelas. "Kalian sudah menggangu tidurku."

"Hey.. Tunggu dulu tuan Menyala! Yang mengganggu itu dia! Bukan aku! Dia yang berisik!"

"Kau lebih berisik, Gendut bantet!" Woojin menuding Jihoon tepat di depan hidung.

"Yak! Kau yang berisik, cerewet seperti burung kelaparan! Dan Aku tidak gendut apalagi bantet!"

"Dasar! manusia-manusia berisik!"

Tubuh dua anak ini menegang, dengan mata yang membola mendapat sensasi lengket di lidah dan bibir mereka secara tiba-tiba.

"Sekarang lebih baik," Mahluk yang mengaku sebagai Perwakilan Hutan itu menepuk-nepuk kedua tangan, seakan selesai melakukan pekerjaan berat.

"Hmm..! hmmm, hhmkk,.. Hhk!!" Jihoon memukul Woojin brutal disela gumaman tidak jelas disertai pekikan panik.

"Hhmrrrwq...mhemhe..mhemhe, hemhuh!" Woojin menghalau pukulan-pukulan si Gembul yang tiba-tiba heboh sampingnya dengan serangan mata melotot yang cukup mengerikan, pikirnya mungkin Jihoon terkena serangan gila. Tidak tahu kan jika Woojin juga sebenarnya sudah panik? Apa yang akan terjadi dengan kelangsungan hidup bibir seksinya. Kenapa melekat ke semua sisi dari lidah ke dinding mulut, tidak bisa membuka, tidak bisa digunakan untuk bicara, tidak bisa digerakkan.

Apa yang terjadi?!

Si Mahluk berpendar melangkahkan kaki tanpa alasnya ringan, mendekati Woojin dan membalas tepukan di lengan berisi Woojin, seperti yang Woojin lakukan padanya.

Enchanted ? Should I ?! (2park)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang