Gerimis

245 37 27
                                    


Mohon koreksinya Minna-san

----

Salju turun, seperti gerimis.

Hampir hujan, mungkin akan datang badai es.

Suhu semakin rendah, sedangkan Jihoon justru menyibukkan diri dan pikirannya setelah Woojin dengan senang hati masuk ke dalam kamar bersama seorang gadis benama Choi Sialan Yena begitu saja seakan Jihoon tidak ada di lorong asrama, bersama Woojin, dan menggandeng tanganWoojin. Jihoon berusaha mengalihkan emosi -yang entah bagaimana bisa meluap begitu saja- dengan berkutat pada sebuah buku notes seukuran saku, ponsel yang menyala di tangan kiri untuk mencari beberapa informasi dan bolpoint berkepala anak sapi di tangan kanan. Dia menambah coretan-coretan yang sebenarnya sudah lumayan banyak di lembaran kertas, seperti sebuah skema, yang tertanggal sejak beberapa bulan yang lalu.

Park Jihoon ✖ Park Woojin (disertai coretan bergambar bunga yang bersanding dengan namanya dan gambar burung jelek dan tulisan cericit yang sangat banyak di atas nama Park Woojin)

➡Peri Hutan yang mirip Yoongi Saem (insiden Majanggul+kutukan aneh)

Peri Hutan= Min Yoongi???

➡Terikat sulur sihir dengan si Dekil Woojin.

Pada tanggal liburan musim panas Jihoon menulis lagi.

➡Percobaan memutuskan Sulur Sihir (Majanggul, Seoul, Incheon, Dan lainnya yang semuanya gagal).

Dan berlanjut dengan hari-hari yang mulai terasa biasa saja jika bersama Woojin.

➡Sedikit berdamai dengan Park Sialan Woojin, karena hidup harus berlanjut.

➡Woojin sakit, (maaf). Merawat Woojin itu mengerikan.

➡Penilaian tengah semester, dan sial dengan Woojin, lagi. Ternyata Woojin tidak terlalu buruk. Rambut Woojin juga halus seperti Bulu Max. (Jihoonie bisa berteman dengan Woojin)

➡Entah keringanan atau keberatan, sulur sihir ini bisa terputus selama dua jam setiap hari. Itu setelah ciuman ambigu. (Ciuman, Jihoon sempat memuji Woojin, aneh?)

Jihoon masih menulis beberapa hal dan itu membuat buku notenya semakin penuh dengan bentuk-bentuk yang semakin tidak bisa dibaca namun dipahami dengan baik dan benar oleh Jihoon sendiri. Semakin jauh sampai perjanjian menjadi pacar pura-pura Woojin.

Sebagian berisi runtukan ada juga curahan hati karena Jihoon merasakan ada sesuatu yang berbeda. Cortan tidak jelas penuh spekulasi, termasuk beberapa kejadian yang sepertinya bisa memisah sulur mereka. Sedangkan Jihoon menuliskan dengan huruf paling kecil pada bagian catatan ketika mereka berciuman yang tidak dianggap ciuman oleh Woojin di dekat Jam Besar Twilight.

Malam ini Jihoon bisa dikatakan terlalu serius menekuni buku notesnya.

Srak! Srak! Sraaaakk!

Ia menarik sebuah garis panjang dari beberapa coretan, dari memanggil dengan cara sopan, berbaik hati, berdamai, pujian, tulus (baik ucapan ataupun perbuatan). Lama-lama catatan Jihoon bisa dimasukan ke dalam kurikulum pelajaran bertata negara dan bermasyarakat.

Jihoon memperhatikan hasil karyanya, mendesah dengan perasaan yang aneh.

Tidak terasa, tapi justru meninggalkan rasa.

Satu Semester lebih terlewati dengan sembilan puluh persen hidup Seorang Park Jihoon Tampan di Twillight harus bersama Park Menyebalkan Woojin . Termasuk hal-hal konyol di kamar mandi yang bersebelahan sampai hal serius seperti ujian tertulis akhir semester ganjil.

Enchanted ? Should I ?! (2park)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang