Live Must Go On

597 73 38
                                    

Berikan tepuk tangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berikan tepuk tangan

Clap! Clap! Clap!

Katakan selamat dan ucapan semoga bahagia untuk dua tokoh utama kita, Park Woojin dan Park Jihoon.

Entahlah dosa apa yang telah mereka perbuat di masa lalu atau dosa yang mereka lakukan masa kini. Atau bahkan, mungkin saja, dosa yang akan mereka lakukan  di masa depan. Dua remaja sepantaran secara ajaibnya ditakdirkan mendapat kutukan dari mahluk yang mirip dengan Mr. Min, namun kali ini benar-benar bukan manusia. Yang mengaku sebagai peri hutan tapi hidup di gua di Jeju sana. Kutukan yang jika dipikir-pikir lagi, Woojin bisa saja terkena serangan mual, muntah dan diare hanya karena mengucapkan nama kutukan  sihir yang menempel pada mereka berdua,  saking menggelikannya.

Enchanted Vow? 

Peri itu benar-benar tidak kreatif. Jangan katakan jika dia membaca setumpuk novel bergenre fantasy hanya untuk mendapatkan nama tidak berkualitas kutukan ini. Karena itu terdengar seperti Unbreakable Vow, di novel berseri Harry Potter,milik J.K Rowling,  yang sering Daehwi baca. Tentang sumpah antara Profesor Snape dan-- yaa.. Pokoknya itulah.

Masalahnya Woojin saja masih belum percaya bahwa peri itu ADA, kecuali dengan bukti nyata sebuah sulur panjang berwarna emas berpendar yang melilit tubuhnya dan terhubung dengan lilitan pada tubuh Jihoon yang bisa dia lihat dengan jelas setiap mereka bertemu. Asal tahu saja mereka sudah mengatur jadwal agar terlihat alami berada di satu tempat yang sama setiap hari.

"Berhenti bergerak-gerak menjauh, Gembul," Woojin merotasikan matanya malas melihat tingkah Jihoon di studio tari Twilight School, sejak lepas jam latihan berakhir sore ini. "Kau bisa membuat tangan berhargaku benar-benar putus."  sulur-sulur sihir bercahaya di lengan Woojin semakin erat seiring pergerakan random Jihoon yang masih tidak mau diam. Berjalan ke arah jendela lalu mundur lagi, berjalan lagi lalu mundur lagi berjalan lagi mundur lagi. Seperti itu sejak lima belas menit yang lalu.

"Kau mendekat saja kemari, jangan terlalu jauh.. Duduk di sini," tangan Jihoon melambai-lambai, dan menunjuk sudut lain, di bawah jendela. Letaknya di seberang ruangan, sangat jauh dari tempat Woojin duduk sekarang. "Jadi, sulur di tanganmu tidak mengencang.."

"Berhenti, Gembul, atau aku akan pergi meninggalkanmu tercekik." Woojin mengancam namun berusaha berbicara sehalus mungkin. Jangan sampai jarak mereka otomatis terpotong lagi jika ia memutuskan marah-marah dan menuruti emosi. Sepuluh meter ini keterlaluan.

Wait, sepuluh meter? Bukankah jarak yang Peri Hutan itu berikan dua puluh lima meter?

Begini ceritanya,

Jangan lupakan fakta bahwa dua orang Park adalah rival abadi, musuh bebuyutan. Jadi, sekalipun mereka sekarang sudah sangat terikat, dalam artian sebenarnya walaupun secara tidak kasat mata di pengelihatan orang lain. Oh iya, sulur-sulur itu hanya bisa dilihat oleh mereka berdua saja. Dan mereka sepakat untuk tidak menyebarkan berita tidak masuk akal ini. Bisa hilang pamor dan pride mereka nanti.

Enchanted ? Should I ?! (2park)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang