Jajaran pohon Ginko di halaman asrama Twillight School sudah sepenuhnya menguning, November di depan mata.Setelah kejadian di Koridor tadi otak Jihoon memutar kembali keributan kecil minggu lalu, sebelum dirinya dan teman-teman kelompok Tawa melaksanakan hukuman mereka.
---
Pagi itu, saat mereka berdelapan ditambah petugas Yoon menghabiskan sarapan sebelum turun ke medan perang di Gelanggang Renang, mereka kedatangan dua orang tamu dengan tinggi badan menjulang.
"Wooseok Sunbae? Kau melanjutkan satu semester lagi disini?"
"iya Jihoonie, dan ini semester terakhirku," Telapak tangan besar itu masih nyaman bertengger manis di surai madu Jihoon. Sukses membuat Woojin merasa terganggu.
Jihoon tidak menyadari jika seseorang yang duduk di sebelahnya menghentikan kegiatan sarapannya begitu saja.
"Lalu Linlin apa kabar? Kau jarang di asrama sejak bertunangan."Kuanlin hanya tersenyum jahil pada Jihoon, tangannya masih setia di bahu Woojin.
"Jihoonie, ada yang perlu aku katakan."
"Ya?"
"Park Jihoon, aku Byun Wooseok ini menginginkanmu menjadi kekasihku, Hyung sungguh jatuh hati dan mencintaimu Jihoonie."
Jedeeeerrr!!!
"Ha? Sunbae?!" Jihoon tersentak kaget.
"Iya... karena ini semester terakhirku, aku ingin mengungkapkan apa yang ada di hatiku padamu selama ini Jihoonie."
"errr... maaf" Daehwi merasa harus angkat bicara, perasaannya mengatakan hal yang tidak baik. "Sunbae? Kau tidak melihat siaran langsung pagi ini dari ruang konseling?"
"Justru karena aku melihat siaran itu, jadi aku mencari Jihoon secepatnya."
Woojin berdiri dari tempatnya duduk, tangannya terulur melepaskan telapak tangan kakak kelasnya yang masih mengusap kepala Jihoon. "Jika Sunbae masih bisa melihat siaran itu, aku juga yakin Sunbae masih bisa melihatku di sini."
Sekali lagi ada yang memiliki seringai manis mencurigakan diantara mereka bersebelas.
"Oh iya, tentu saja aku melihatmu."
Nada bicara pemuda Byun ini sama sekali tidak enak didengar. Apalagi untuk telinga seorang Park Woojin. Melihat raut wajah Woojin yang menyeramkan, Jihoon sadar keadaan dan status pura-puranya sekarang.
"eerr.. Maaf, Sunbae nim. Ak--Aku sudah bersama dengan Woojin."
"Mana buktinya? Bukankah Park Woojin saja baru mengatakannya pagi ini?" Wooseok menyilangkan tangannya di depan dada.
"Bukti?" Jihoon membeo.
"Memang bukti macam apa dari dua orang yang berkencan?" Daehwi ikut muak melihat tingkah kakak kelasnya. Apa maksudnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Enchanted ? Should I ?! (2park)
FanficA 2Park fanfiction Saat 'hal itu' datang, tak seorang pun mampu mengelak. Dengan pesona pixi yang berpendar, mantra terindah, kutukan paling menakjubkan. Apakah mereka mampu bertahan ? Seberapa lama ? Maukah menyadarinya ? Sanggupkah menerima ? Atau...