Duaaarrr!!

756 75 92
                                    


BRAK!

Selamat pagi yang cerah untuk raga yang berjiwa muda. Salam hangat dari Lee Daehwi yang baru saja menjeblak pintu bernasib sial di depannya.

Mimpi apa semalam kau, Nak?

"Woojin hyung! kau dipanggil Pak Namj-HHHUUAWAARG!!! YA TUHAN! APA YANG KALIAN BERDUA LAKUKAN?! USIA KITA BELUM LEGAL!"

"Kenapa kau berteriak Dae--- OH MY GOD! OH MY GOD! OH MY GOD!!" Satu orang lain, Kim Samuel yang sejak awal sudah mengekor Daehwi, secepat kilat berbalik arah dari bilik kamar yang baru ia masuki setengah badan, tidak siap, tidak kuat dengan apa yang tersaji di depan mata.

"Yak! Samuel, kau kenapa?"
Chanyeol mendengus saat si bule ini menabraknya begitu saja.

"I--itu--itu Sunbae.."

Si Jangkung hanya mengeryit bingung.
"Lee Daehwi! Cepat bangunkan Woojin, aku bangunkan Jihoon di kamar sebe--- APA INI! YAK! KALIAN BERDUA!"

Si Pemilik kamar menggeliat, pagi harinya terasa sangat gaduh. "Kenapa kalian berteriak-teriak di kamarku?"

"Ada apa ini? Kenapa berisik sekali?" Satu orang lain masih berusaha mengumpulkan nyawa di tempat tidur yang terasa sempit.

"BAGAIMANA TIDAK BERISIK!? AKU HARUS MELIHAT KALIAN BERDUA, PARK JIHOON! PARK WOOJIN! DUA MAHLUK YANG SEHARUSNYA SALING BUNUH! SEKARANG TIDUR BERSAMA! DAN APA-APAAN ITU! PARK WOOJIN KEMANA TANGANMU.... HEEYYY!!!!" Lee Daehwi mendapatkan serangan shock sepagi ini, sepertinya dia juga menemukan bakat terpendamnya sebagai rapper nada tinggi. Tidak peduli dengan kesehatan telinga Samuel yang masih mengumpulkan napas di samping pintu di luar bilik kamar harus membolakan matanya mendengar fakta yang Daehwi teriakan. Persiapkan dirimu, teman!

"SATU RANJANG!"

"Oh my God!" Samuel menutup kedua telinganya.

"SATU SELIMUT!"

"Ya Tuhan!" Tapi ia masih mendengar teriakan Daehwi.

"DAN TANPA SEHELAI BENANG PUN!"

"Tiiidaaakkk!!" Si Kim ini berlari menjauh dari kekacauan. Tanpa penjelasan.

Sswwiiiiiiiing!

Pluk!

Sebuah bantal mendarat manis di wajah Daehwi. Dan sukses menjatuhkan masker kecantikan yang teraplikasikan disana.

"Aku dan Jihoon masih berpakaian! Anak monyet! Mulutmu itu butuh pestisida!"  Dengan suara serak serak becek khas bangun tidur, Park Woojin menyibak selimut yang menutupi tubuhnya dan satu orang lain di sampingnya, Park Jihoon.

"Oohh iya, ternyata kalian tidak telanjang." Komentar super ringan santai serasa di pantai terlontar begitu saja dari Si Anak monyet, tanganya sibuk memungut masker yang jatuh akibat lemparan Woojin ke wajahnya. Tidak tahu saja jika teriakannya tadi akan menjadi awal bencana.

"Kalian berdua cepat ikut aku! Pak Namjoon murka, siaga satu!"

Mendengar nama yang Chanyeol ucapkan dan status keadaan, nyawa Park Jihoon otomatis kembali ke tubuhnya dengan sekali tepuk. Woojin juga entah sejak kapan sudah siap dengan sepatu yang terikat rapi dan jaket di tubuhnya.

"Gembul! Cepat!"

"Iy--iya.." Jihoon berusaha memakai sepatu yang pertama ia lihat di kamar Woojin. Mengikatnya asal kemudian menyusul Chanyeol yang sudah bersiap di depan tangga. Anak kelahiran Mei ini bahkan tidak peduli rambutnya yang sebelas dua belas macam sarang burung.

------

Pak Namjoon itu baik sebenarnya. Jika kesalahan hanya sekedar bolos, biasa. Berebutan atau satu dua adu jotos juga biasa. Tapi jika sudah berlebihan apalagi berbau perploncoan tanpa perlawanan, maaf saja! Pak Namjoon akan menjadi seorang yang tidak kenal apa itu senyum apalagi basa-basi. Selamat tinggal lesung pipi keramat kesayangan Seokjin Saem. Pak Namjoon itu ketua aktifis gerakan 'stop kekerasan dan cintai diri sendiri", jadi mau bagaimana lagi?

Enchanted ? Should I ?! (2park)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang