Keringanan/Keberatan

709 68 93
                                    

Dua tokoh fenomenal Twilight School masih berdiri berhadapan di atas atap gedung, seperti adegan film yang sering Kelompok Tawa tonton di akhir pekan. Angin semilir membuat rambut dua Park ini bergerak. Matahari sore yang masih terasa hangat di awal musim gugur. Dramatis.

"Lima belas menit lagi menuju jam empat Mbul!"

"kau benar sekali, Dekil." Jihoon menanggapinya agak was-was, "Dan setelah ini kita bebassssss!!!!  Dekil!" Tiba-tiba Si Gembul berjingkrak girang. Perubahan emosi macam apa itu.

"Hmm, iya.. iya.." Woojin hanya menanggapi bosan,  walaupun bibirnya tersenyum kecil, entahlah melihat Jihoon sebahagia itu sepertinya juga bisa menular padanya.

" Hey.. Hey!!  Kalian berdua! Kenapa senang sekali?" Ada yang melupakan sosok berpendar ini.

"Tentu saja aku senang!  Aku bisa terlepas dari si Dekil ini..  Aku bisa berlatih di club Seni Peran lagi tanpa dia, bisa berlatih berenang lagi, bisa bermain kesana kemari lagi, aku bisa bebas!!" Jihoon berapi-api dia mengangkat kepalan tangannya tinggi.  Tidak menyadari senyum kecut yang tiba-tiba menempel di wajah Woojin yang tertunduk menilik kedua ujung sepatunya, kira-kira butuh sepatu baru atau tidak, ya?

"Dekil!  Kau kenapa?  Ayolah, sedikit ekspresikan kebahagianmu!"

"Kebahagiaan bagaimana?  Sulur ini hanya terlepas dua jam, untuk mengelilingi semua sudut Twilight saja waktunya tidak akan cukup Mbul!" Woojin kembali ke karakter Park-Menyebalkan- Woojin yang Jihoon kenal.

"Benar apa kata kekasihmu, hanya dua jam." Si Peri berputar mengelilingi Jihoon.

"Hey, Tuan Menyala! Si Dekil ini bukan kekasihku. Sampai kapan pun!!" Jihoon segera memprotes cepat dan sejelas-jelasnya.

"Sulur sihir akan terlepas selama dua jam, itu keringanan karena kalian sudah bisa membuat hubungan yang sediikkkkiiittt baik!" Si Tuan menyala menjentikan jarinya saat mengucapkan kata sediikkkkiiittt, sebagai gestur meyakinkan. "Kalian saja masih memanggil dengan nama yang tidak sopan,"

Menurut Woojin, Peri ini benar-benar mirip Yoongi Saem, dengan wajah dan perawakan seperti itu. Tapi juga sangat berbeda dalam waktu yang bersamaan, karena Mr. Min Yoongi, tidak sebegitu aktifnya berbicara dan tidak terlalu ekspresif. Dia hanya akan banyak bicara di dalam kelas dan saat mengajar di club Rap. Selebihnya, tidak ada yang tahu apa yang Guru paling bening ini lakukan di ruangannya. Dan yang pasti Yoongi saem tidak akan memakai baju seterang ini. Dan dia tidak berpendar.

"Jadi, mulai hari ini sulur itu akan terlepas di sini!" Mahluk berpendar terbang menuju Jam Besar di atas sana mungkin empat meter dari tempat Woojin dan Jihoon berdiri, menyentuh angka empat di sana. "Dan tersambung lagi di sini" Kemudian berpindah di angka enam.

"Kalian harus bersama lagi, sebelum matahari terbenam! Jika tidak kalian tahu sendiri konsekuensinya,"

"Tunggu, dulu! Tidak bisakah kau melepas sulur ini saja?!" Jihoon merengek, berusaha mendekati sosok perbendar yang masih melayang, "ayolah, ku mohon! I wanna breath, just set me free."

Apa Jihoon baru saja bernyanyi. Suara Jihoon tadi menarik Woojin yang sedang berpikir tentang ukuran kaki si Peri yang sedang melayang itu, kecil sekali. Berapa ukuran sepatunya?

Mahluk berkilau melayang rendah, ujung kakinya bisa saja menyentuh lantai. "Sudah aku katakan sejak awal aku bertemu kalian, aku tidak akan  melepaskan sulur sihir, eerr.. aku belum menguasainya.. Emmm Atau.. Mungkin--"

Mendengar alasan yang terdengar ragu dan aneh itu, Woojin mengerutkan perbatasan alis seksinya.

"Kami hanya kelinci percobaan?"

Enchanted ? Should I ?! (2park)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang