Setelah adegan dramatis Jihoon mencari Woojin di bawah derai hujan, lalu menemukan Woojin yang terkapar eh..! Meringkuk dan bisa dibilang hampir sekarat. (Coba saja pikirkan menahan sakit karena terikat sling baja kecil terlalu kencang, diguyur hujan musim panas dengan suhu yang anjlok, lalu perut yang tidak bersahabat karena makanan pedas dan mual karena wahana ketinggian sedangkan Woojin memiliki acrhophobia). Dan akhirnya berhasil memasukkan Woojin ke dalam taksi dengan sedikit paksaan, karena Woojin ngeyel lebih memilih marah-marah tanpa suara pada Jihoon. Sampai anak itu kehabisan tenaga dan menutup mata dengan tubuh menggigil dan napas yang menderu.
"Woojinah, jangan mati dulu.. Bagaimana nasibku nanti.. "
Rengekan Jihoon sempat mencuri perhatian Kuanlin yang duduk di sebelah bapak supir. Sayangnya pemuda tinggi ini tidak mendengar isi hati Jihoon
'kalau kau mau mati, silahkan saja, dekil... tapi tunggu setelah kita bisa melepas sulur ini. Aku tidak mau satu peti mati denganmu,'
Dan sial bagi Jihoon, Kuanlin turun di tengah jalan dengan mengatakan 'Hyung'nya ingin bertemu dengan ekspresi wajah yang mencurigakan. Dan Jihoon bersyukur saat sedang berusaha memapah tubuh lemas Woojin yang ternyata pingsan memasuki gerbang Twilight school di bawah gerimis, Kang Daniel dan teman satu gengnya ikut membantu membawa Woojin ke Klinik Kesehatan, salah satu fasilitas terbaik milik sekolah dan asrama mereka yang dibangun semaksimal mungkin layaknya rumah sakit terpadu.
Dokter Hwang yang sedang menikmati secangkir kopi hangat dan roti manis buatan Petugas Yoon, nyaris tersedak saat mendapati kelompok Tawa, menggotong tubuh Woojin dengan tidak manusiawi memasuki ruang gawat darurat. Chanyeol menggapit bahu kanan Woojin, Sungwoon di bahu kiri sehingga tubuh Woojin tempang karena perbedaan tinggi badan yang ekstrem. Belum lagi Jaehwan berjalan miring dengan wajah tersiksa, karena menyangga punggung Woojin sekuat tenaga jiwa dan raga. Lalu Daniel yang mendapat dua tungkai kaki Woojin, anak ini menariknya seakan kaki Woojin adalah pegangan gerobak sampah untuk piket mingguan anak-anak asrama. Dan Jihoon membantu mendorong dari belakang dengan doa.
Mereka memasuki ruang periksa klinik tanpa permisi, sehingga tidak ada waktu bagi petugas Yoon Jisung untuk bersembunyi dari mata curiga anak-anak yang tenar dengan pamor Tawa mereka.
Sekarang di sinilah Jihoon berada, duduk di ujung brangkar tempat Woojin berbaring. Mengusap hidungnya yang beringus dengan lengan hoodie milik Jinyoung yang ia rebut paksa dari pemiliknya, celana Jihoon tidak basah untungnya. Kepala Jihoon tertunduk menghindari tatapan menyelidik Dokter Hwang dan perawat Ong Seongwoo kepadanya.
"Sebenarnya apa yang terjadi, Jihoon?"
Kelompok Tawa tanpa Park Chanyeol yang pergi karena panggilan alam, sudah siap memasang telinga dan duduk berjajar rapih di salah satu brangkar. Begitu pun dengan petugas Yoon yang sudah terlanjur basah ketahuan sedang mojok dengan bapak dokter di akhir pekan. Ada juga Bae Jinyoung dan Lee Daehwi yang buru-buru mengejar rombongan gawat darurat ini selesai mengantar ibu Daehwi ke gerbang Twilight school.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enchanted ? Should I ?! (2park)
Fiksi PenggemarA 2Park fanfiction Saat 'hal itu' datang, tak seorang pun mampu mengelak. Dengan pesona pixi yang berpendar, mantra terindah, kutukan paling menakjubkan. Apakah mereka mampu bertahan ? Seberapa lama ? Maukah menyadarinya ? Sanggupkah menerima ? Atau...