daniel

32 8 4
                                    

'Neoui nun ko ib..
Nal manjideon ne songil..
Jageun sontobkkaji da..
Yeojeonhi neol neukkil su itjiman..

Kkeojin bulkkochcheoroem tadeureogaborin..
Uri sarang modu da..
Neomu apeujiman ijen neol chueogira bureulge..'

--eyes, nose, lips - taeyang

Pukul 05:12 suara musik sudah terdengar dari kamar sasa lebih tepatnya di kamar mandi. Baginya kamar mandi adalah studio musik paling di favoritkan oleh orang orang terutama Sasa sendiri. Sasa sengaja bangun pagi karena ini hari senin, sasa tidak mau telat mengikuti kegiatan upacara nanti.

•••

"Semua siswa harap diam! Hari ini jam pertama dikosongkan. Ibu Reny tidak dapat mengajar karena rapat..." Ucap Dave si ketua kelas 12 IPA 2.

Belum sempat Dave menutup pengumuman-nya, seluruh isi kelas menjadi riuh karena free class di mata pelajaran matematika. Tidak cowok dan tidak cewek semua langsung berhambur untuk membentuk kelompok sendiri, ada yang bermain game, ada yang rumpi- ria, ada yang menyatukan tempat duduk untuk menjadi kasur, ada juga yang menonton--- (kalian pasti tau) dan lain sebagainya kegiatan yang di lakukan saat guru tidak ada.

"Fin,.." panggil Sasa

"Hmm.." jawab Fina dengan malas karena ia kelelahan saat upacara yang tadi pagi di laksanakan.

Sasa sengaja menghampiri Fina untuk mencari teman berbincang. Sasa tidak ingin berbincang dengan Manusia batu. Siapa lagi kalau bukan Nico Giandra. Yang hanya asik dengan handphone saja.

"Hidup gue kok gini-gini aja ye.." Lanjut sasa dengan suara yang pelan hingga terdengar sedikit berbisik kepada Fina.

Dengan muka cengo, Fina pun refleks menoleh ke Sasa. Awalnya hanya memperhatikan wajah polos sasa, dan beberapa detik lagi, Fina tertawa tepat di depan wajah Sasa.
Tak segan-segan Sasa pun menonyor kepala Fina dengan tangannya.

"Lo kok malah nertawain gue sih? Kasih gue pencahayaan atau kasih gue ide gitu biar hidup gue gak nge- bosenin kek gini." Ujar Sasa dengan tampang Watadosnya.

"Terangkanlah.. terangkanlaahh.. jiwa yang berkabut, langkah penuh dosaa.." Ucap Fina dengan tangan yang tengadah berdo'a sambil menyanyikan lagu yang sering Fina dengar di Acara TV indosiar. "Udah terang? Udah? Kurang?" Lanjut Fina menatap Sasa yang menatap balik Fina dengan tampang yang tidak bisa di deskripsikan.

"Serah luuu... seraahhhh. Kebanyakan nonton Azab gini-nih." Jawab Sasa dengan kesal yang menahan emosinya karena temannya itu sangat membuat moodnya hari ini tidak stabil.

"Wait, wait.. lo tadi ngomong kalo hidup lo gini-gini aja? HAH. Lo sih jomblo makannya hidup lo datar-datar ae." Ucap Fina dengan bangganya.

"Ngaca njing." Skak mat. Sasa langsung pergi keluar kelas berniat untuk ke kamar mandi.

•••

Saat sampai dikamar mandi, sasa hanya ingin menulis tentang perasaannya hari ini. Dia hanya bisa percaya dengan buku yang sudah bertahun-tahun bersamanya itu. Setelah mengeluarkan buku kuning itu sasa mulai menggoreskan tinta dia lembaran kosong.

>21maret<

Gue bingung sama perasaan gue sendiri. Ibaratnya tuh (jansuanxakansjan) paham ga? Gue aja ga paham.

Xoxo.

Setelah menulis beberapa kalimat yang membuat perasaanya menjadi lebih lega itu, sasa pun kembali ke kelas.

"Ekhm.."

Suara yang asing didengar menurutnya itu menghentikan langkah sasa dan sasa pun menoleh ke sumber suara itu.

"Kenapa?" Ucap sasa menanggapi laki-laki dihadapannya sekarang yang membawa setumpuk buku di tangan dan sisanya berada di lantai.

"Gue cuma mau minta tolong, boleh?" Pertanyaan tersebut membuat Sasa kebingungan.

"Boleh" Ujar sasa dengan tak cuma-cuma.

"Minta tolong anter gue ke perpustakaan buat bawa ni buku." Jawab laki-laki itu dengan dagu yang menunjuk ke arah tumpukan buku di lantai.

•••

Perjalanan menuju perpustakaan lumayan jauh dari kamar mandi. Di lorong-lorong sekolah tak ada murid-murid berhamburan karena sekarang adalah jam mata pelajaran dimulai. Hanya ada satu atau dua murid saja.

"Oh ya, gue belum tau nama lo. Gue Daniel." Ujar laki-laki tersebut yang di pastikan namanya Daniel.

"Gue Tasha panggila aja gue Sasa." Jawab sasa memberi tahu namanya kepada Daniel.

Sampainya diperpustakaan Sasa langsung meninggalkan Daniel tanpa berpamit dengan Daniel yang masih sibuk menandatangani buku hadir perpustakaan.

|\|

Don't forget for Comment and vote.
I yellow you💛




FINE; On Going!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang