Please vote before or after reading and leave the comment. Thank you for being a part of this story and Borahae💜
.
Terima kasih sudah menjadi pembaca yang jujur. Salam kenal yeorobun💜
.
Seharusnya aku senang bisa kembali ke rumah.
Garis bawahi, seharusnya.
Aku terduduk malas di depan tv dengan wajah mengantuk. Waktu sudah menunjukkan pukul empat sore dan aku baru bangun tidur dari hibernasiku di musim panas.
Suasana begitu lengang. Hanya diisi suara berisik dari tv dan sisanya hanya kicauan burung tetangga yang berisik.
Terlalu lengang, atau mungkin terlalu sepi.
Tidak ada tanda-tanda makhluk lain yang berada dirumah ini kecuali aku dengan keadaan nyawa yang baru terkumpul setengah.
Seharusnya musim panas dihabiskan untuk berlibur. Menghabiskan waktu sampai malam bersama keluarga dengan berenang, jalan-jalan ke pantai, atau barbeque-an di halaman.
Tapi dirumahku tidak. Semua sepi.
Ah, aku jadi rindu Taehyung dan Jungkook.
Mereka sedang apa ya sekarang? Mengapa belum ada balasan surat yang aku kirim ke mereka tempo lalu?
Musim panas segera lah berakhir agar aku bisa cepat pergi dari rumah ini.
Tapi sekarang aku mendadak lapar. Di meja tidak ada makanan dan kulkas tidak ada apapun.
Teringat ayah dan ibuku tengah pergi bersenang-senang bersama Yumi membuatku berdecih malas. Lalu dengan gontai berjalan ke kamar mengganti pakaian untuk pergi makan di luar.
***
"Darimana saja?"
Aku menghela napas begitu melewati ruang keluarga.
"Makan di luar," jawabku malas. Tapi tetap saja aku menyeret tubuhku untuk duduk di karpet depan tv. Mencoba mengabaikan Yumi yang kini tengah bermanja-manjaan dengan ibu.
"Kau ini. Cobalah untuk bersikap manis," omelan ibuku hanya kubalas dengan gumaman.
Aku hanya fokus ke acara tv sementara mereka sibuk bermesraan tanpa peduli dengan aku yang sedang duduk di bawah.
Nyatanya hati itu selalu memberontak.
Aku selalu mematri sepanjang napas jika aku membenci ayah, ibu dan juga Yumi. Tapi ternyata aku hanyalah seorang anak remaja yang baru tumbuh dewasa yang juga ingin mendapatkan secuil perhatian dari keluarganya.
"Sayang, ibu dengar dari kepala sekolahmu kau mendapatkan penghargaan lagi semester ini?" Ucap ibu.
Yumi mengangguk senang dan mulai berceloteh panjang tentang kisah hidupnya di asrama sekolah yang tak jauh dari pergaulan siswi-siswi centil dan pencari perhatian.
"Lalu aku terjatuh saat sedang berjalan di koridor ibu~ Untung saja sekolahku tidak ada laki-lakinya huh.."
"Ya ampun kasihan sekali anakku.."
'kau hanya terjatuh. Aku patah tangan, patah kaki, tersungkur, dijambak, dipukul biasa saja tuh,' gumamku dalam hati.
Aku mengalihkan pandanganku pada ayah yang tengah menatapku dengan pandangan yang sulit diartikan.
Baru aku ingin mengajaknya bicara sebelum ia bangkit berdiri dan melangkah pergi.
.
.
.
Karena kenyataannya anak-anak yang dilahirkan kembar tidak akan pernah bisa mendapatkan perlakuan yang sama, salah satu dari mereka pasti akan merasakan apa itu yang namanya ketidakadilan.
***
To be continued.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Shop • BTS ✔
Fanfic[Completed] Y/n jatuh cinta pada lelaki dingin dari asrama Slytherin dan ia menganggap itu adalah sebuah kutukan. Bagaimana cara y/n mematahkan kutukan itu? Apakah ia berhasil, atau terus terjebak didalamnya? Copyright ©Skradnr 2018