Please vote before or after reading and leave the comment. Thank you for being a part of this story and Borahae💜
.
Terima kasih sudah menjadi pembaca yang jujur. Salam kenal yeorobun💜
.
Tubuhku terbanting dengan keras ke arah dinding dibelakangku.
Suran dan teman-temannya kini berdiri di depanku dengan tatapan menghakimi seperti biasa.
“apa lagi?” tanyaku lelah. Mereka ini seperti tidak ada habisnya memojokkanku.
“kau ini tidak tau diri ya? sudah kubilang untuk yang ke sekian kali, jauhi Yoongi!” marah Suran.
“kalau aku tidak mau bagaimana?” tantangku. Memangnya mereka siapa seenaknya saja main perintah.
Setauku anak-anak dari asrama Ravenclaws itu cinta damai. Lalu kenapa yang ini berbeda? Apa mereka salah asrama?
“aku ini pacarnya! Seharusnya kau tau diri dengan batasanmu!”
Aku mengerutkan alisku tidak setuju dengan ucapannya. Pede sekali.
“kau itu yang pengacau. Seharusnya aku yang sudah berpacaran dengan Yoongi jika kau tidak bertingkah waktu itu. Atau jangan-jangan kau pakai Amortentia ya padanya?” ejekku padanya dan juga pada diriku sendiri. Merasa lucu jika ingat tentang kue beras waktu itu.
Suran yang tidak terima terlihat marah. Wajahnya memerah dan yang dilakukannya adalah melemparku dengan tongkatnya hingga aku terjatuh setelah telak menghantam pilar.
Masih dalam keadaan marah ia mendatangiku dan mencoba menginjakkan kakinya ke tubuhku, “berhenti bersikap menyedihkan!” ucapnya masih sambil menginjak-injak dadaku.
Selain tindakannya, aku juga tidak terima dengan ucapannya. Sungguh aku sakit hati mendengarnya.
Dengan tidak terima aku mengambil tongkatku dan merapalkan satu mantra yang begitu saja terlintas di benakku.
Imperius Curse.
Teman-tema Suran menjerit melihatku yang menyiksa teman mereka. Dan aku tetap dikuasai marah hingga suara professor McGonagall membuyarkan semuanya.
“Y/n-ssi!!”
***
Ini adalah peringatan terakhirku.
Jika aku membuat masalah lagi, aku akan dikeluarkan.
Jelas 3 mantra kutukan itu adalah hal yang ilegal di Hogwarts.
Tapi ini tidak seberapa dengan usahaku yang memohon kepada Professor McGonagall agar tidak menyangkut pautkan poin asrama saat aku menyebabkan masalah.
Tidak apa jika aku dikeluarkan, tidak akan ada yang merasa kehilangan kecuali aku yang akan merindukan wangi gedung tua, buku-buku mantra, teman-teman khayalanku, dan juga Yoongi.
“ternyata tidak berubah juga ya.”
Aku menolehkan kepala saat mendengar sebuah suara.
Ah ternyata dia.
“akan bilang apa kau pada ayah dan ibu nanti kalau mereka tau bahwa kau akan segera dikeluarkan dalam waktu dekat?”
“aku tidak dikeluarkan,” jawabku ketus.
“oh iya bukan, tapi peringatan terakhir ya?”
“berisik sekali, mending kau pergi tidur sana,” usirku pada ia yang masih tetap bergeming.
“yang namanya Yoongi.. kau suka padanya?” cecarnya.
“Yumi.. kumohon pergilah. Aku sedang malas menanggapi ocehanmu,” jawabku sambil terus berjalan.
“buatku saja ya?”
Gadis ini!
Sudah berbaik hati aku menyuruhnya pergi tapi ia malah mencari gara-gara.
“kau sudah mengambil semua yang aku punya jadi berhentilah serakah! Ssh.. Pergi atau ku jambak rambutmu?!”
Untungnya Yumi segera berlari pergi saat aku ancam begitu.
Entah kenapa dadaku tiba-tiba menjadi sesak dan ngilu di beberapa tempat. kalau aku ke klinik pasti madam Pomfrey akan menyodoriku jus labu.
Ugh..
Lebih baik aku tidur saja untuk sementara.
***
To be continued.
Terakhir guys. Tumpukan tugas udah menanti:")
Ps:
Coba deskripsikan gimana Magic Shop menurut kalian?
Thank you💜✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Shop • BTS ✔
Fanfic[Completed] Y/n jatuh cinta pada lelaki dingin dari asrama Slytherin dan ia menganggap itu adalah sebuah kutukan. Bagaimana cara y/n mematahkan kutukan itu? Apakah ia berhasil, atau terus terjebak didalamnya? Copyright ©Skradnr 2018