Part 38. Lembaran Baru

890 66 3
                                    


Ara tengah sibuk berfoto-foto dengan teman-teman satu jurusannya, termasuk juga Sherin. Mereka baru saja selesai melaksanakan prosesi wisuda.

Ara yang kini telah menjadi sarjana teknik merupakan Ara yang berbeda. Ia menjadi pribadi yang lebih percaya diri, lebih ramah, dan menyenangkan.

Tiga bulan telah berlalu sejak insiden penyekapan yang dilakukan oleh Sena, Rafi, Tasya, dan Devi. Kini keempatnya tinggal menunggu sidang putusan oleh majelis hakim, yang kemungkinan besar akan menjatuhkan vonis hukuman belasan tahun penjara bagi mereka. Bukti-bukti yang ada sudah cukup memberatkan bagi mereka berempat.

Namun di antara mereka, kemungkinan hanya Devi yang akan dijatuhi hukuman lebih ringan. Pasalnya hanya Devi yang mengaku bersalah, bahkan menyerahkan bukti rekaman penganiayaan yang mereka lakukan pada Ara tujuh tahun yang lalu. Devi bahkan meminta maaf atas perlakuannya pada Ara. Ara sendiri sudah memaafkannya sebelumnya. Ia mengerti Devi hanya ikut-ikutan karena tidak ingin dimusuhi oleh teman-teman se-geng-nya itu. Namun konsekuensi dari perbuatannya, ia telah digugat cerai oleh suaminya yang pengusaha itu. Devi sendiri tidak memperdulikan hal itu, ia memang tidak pernah mencintai suaminya, ia hanya menikah karena keterpaksaan.

Yang dicintainya hanya Rafi, sayangnya Rafi hanya memanfaatkannya sebagai tempat pelampiasan nafsu bejatnya semata. Sementara Rafi, sudah pasti ia menerima konsekuensi dari ikatan profesinya. Gelarnya sebagai seorang dokter dicabut. Rafi semakin depresi meringkuk di dalam sel tahanan. Bahkan keluarganya beberapa kali mengusahakan agar pengacara mereka mendapatkan ijin kunjungan dari psikiater.

Tasya, dia harus kehilangan bisnis usahanya di bidang kecantikan itu. Terungkap fakta bahwa tempat usahanya itu didirikan dari money-laundry uang hasil korupsi ayahnya yang ternyata seorang anggota dewan di daerah, sehingga ayahnya pun menjadi penghuni tahanan. Salonnya pun menjadi sitaan KPK.

Sena, hingga mati ia bersumpah tidak akan pernah mengakui kesalahannya. Dendam kesumat yang tersimpan di hatinya begitu besar. Ayahnya yang seorang pengacara terkenal pun bahkan tidak sanggup menolongnya terbebas dari jeruji penjara. Bukannya menyadarkan putranya itu akan kesalahan yang diperbuatnya, ia justru berusaha menyuap majelis hakim, yang mengakibatkannya ikut tertangkap dan meringkuk di balik jeruji.

Kini Ara dapat menghirup napas dengan lega. Ia sudah berdamai dengan masa lalunya yang kelam. Bahkan Dokter Lisa sudah menyatakan ia telah sembuh dari DID-nya. Seluruh keluarganya, dan juga Sherin sahabatnya bernapas lega ketika mendengar kabar menggembirakan itu. Terkecuali Reno, ia sengaja menyimpan rapat kabar ini dari Reno. Entah kenapa, ia masih bingung harus bagaimana menghadapi pria tersebut.

Kini waktunya menikmati hidup dan menyongsong masa depan yang terbentang di hadapannya. Ini saatnya membuka lembaran baru.

Setelah menyelesaikan sesi berfoto ria dengan teman-teman dan para dosen, Ara menghampiri keluarga besarnya yang tengah menunggunya di aula gedung kampus. Ada Digo, Violet, Fadil, dan keponakan baru mereka Salman yang telah berusia hampir empat bulan. Ara segera memeluk kakak-kakaknya. Kemesraan yang tengah dirasakan keluarga tersebut menjadi pemandangan yang mengharukan bagi sesosok manusia yang berjarak hanya beberapa langkah dari mereka.

"Assalamu'alaikum." Suaranya memecah suasana kegembiraan itu.

Semuanya menoleh ke arah Reno yang baru saja tiba. Ia terlihat menggenggam sesuatu yang disembunyikan di belakang punggungnya.

Satu-persatu menjawab salam Reno.

Reno berjalan mendekati sang tokoh utama hari itu, Ara. Ara terlihat gugup, ia menundukkan pandangan. Belum pernah ia merasakan segugup ini saat berhadapan dengan pria itu. Dadanya berdegup kencang. Ditariknya napas dalam-dalam.

She Is BLUE (Completed) (Masih Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang