"Aku rasa, aku sempurna bersamamu."
-----
"Assalamu'alaikum."
Sea baru pulang sekolah saat waktu menunjukkan pukul 5 sore, biasanya ia akan pulang pada pukul 2 siang, tapi karena hari senin yang selalu ada banyak kegiatan disekolah, mengharuskan Sea pulang sangat sore hari ini.
"Wa'alaikumsalam nak, kok anak ayah baru pulang jam segini?" Tanya Prasetyo kepada Sea, tidak biasanya putrinya ini pulang sore. Apa karna memang dirinya saja yang tidak tahu jam pulang putrinya, karna selalu sibuk dikantor?
"Tadi Sea ada eskul disekolah Yah, jadi Sea pulang telat," Ucap Sea menatap Ayahnya lekat "Ngomong-ngomong kenapa Ayah jam segini udah pulang? Ayah gak lembur?" Tanya Sea heran, karna biasanya hampir setiap hari Prasetyo lembur, dan banyak menghabiskan waktu dikantor.
"Ayah gak ada lembur hari ini, jadi malam ini Ayah bakal nemenin Sea dirumah." Prasetyo mengusap rambut putrinya sayang, menatap Sea yang menatapnya dengan binar bahagia karna malam ini akan memiliki waktu bersama sang Ayah.
"Sekarang Sea mandi yah, ganti baju, terus makan malam bareng Ayah. Tapi maaf, Ayah hanya memasak nasi goreng." Ucap Prasetyo merasa tak enak, karna dirinya hanya bisa memasak masakan itu.
"Loh, memang Bibi kemana Yah?"
"Tadi pagi Bibi izin pulang kampung, disana suaminya sedang sakit, sayang." Jelas Prasetyo.
"Oh yaudah, Sea keatas dulu ya Ayah!"
Setelah beberapa menit Sea berkutat dikamarnya, akhirnya Sea turun kelantai bawah. Disana sudah ada Ayahnya yang kerepotan memindahkan piring dan gelas dari rak ke meja makan.
"Ayo sayang cepat, dimakan nasi goreng buatan Ayah khusus untuk putri Ayah tercinta." Ucap Pras, tersenyum lebar.
"Hihi, makasih Ayah untuk nasi gorengnya." Pras hanya tersenyum sambil terus menatap putrinya menunggu respon untuk rasa masakannya. Sea memasukkan nasi goreng kedalam mulutnya dengan semangat, tapi raut wajahnya berubah ketika beberapa detik Sea mengunyahnya.
"Gimana sayang? Enak tidak nasi goreng buatan Ayah?" Tanya Pras, tidak menyadari perubahan raut wajah putrinya.
"Enak kok Yah, Ayah jago banget masaknya!" Ucap Sea tersenyum tulus pada Ayahnya. Pras ikut tersenyum lalu segera ikut memakan nasi goreng nya. Setelah beberapa detik mengunyah, Pras memandang putrinya yang masih menunduk menguyah masakannya dengan berusaha menahan rasa yang sangat asin demi menjaga perasaan Ayahnya.
"Maaf Sayang," Ucap Pras sedih, memandang putrinya dengan senyum miris "Ternyata masakan ayah sangat buruk, kenapa Sea berbohong?" Ujar Pras tertawa lirih, merasa tak pantas menjadi Ayah untuk Sea.
Pras beranjak dari duduknya, dengan cepat mengambil piring makan Sea berniat ingin membuang nasi goreng itu. Sea menahan tangan Pras yang sudah akan membuang makanan itu ketempat sampah.
"Ayah.." Sea berucap lirih memandang Ayahnya, mengambil piring dari tangan Ayahnya dan menaruhnya lagi dimeja makan. Sea segera memeluk Ayahnya yang masih terdiam mematung, memeluk Ayahnya dengan sangat erat.
"Sea gak papa kalo setiap hari makan nasi goreng buatan Ayah, malah Sea suka, walaupun rasanya agak asin, tapi Ayah masih bisa belajar masak lagi kan? Sea juga bakal belajar masak buat Ayah, nanti Sea bakal kekantor Ayah, buat nganter makanan buatan Sea untuk Ayah. Ayah jangan sedih." Sea mengusap pipi Ayahnya, menatap mata Ayahnya yang memerah menahan tangis.
Pras mendongakkan kepala menahan air mata yang sudah akan tumpah membasahi pipinya. Pras sangat kecewa pada dirinya sendiri, sejak istrinya meninggalkan dunia, dirinya sudah berjanji kepada istrinya untuk selalu menjaga dan memperhatikan putri satu-satunya. Tapi yang terjadi, Pras selalu sibuk sendiri dikantornya.
Pras tau putrinya ini sangat merasa kesepian, putrinya juga jarang bergaul dengan teman sebayanya. Setiap malam dirinya pulang kerumah, ia selalu melihat Sea yang tidur dikamar dengan air mata yang sudah kering membasahi pipi putrinya. Dan saat Pras akan membenarkan selimut putrinya, Pras selalu melihat foto mendiang istrinya dipelukan Sea.
Pras menunduk sedih..
"Sayang, kami sangat merindukanmu. Lihat, putri kita sudah menjadi gadis yang sangat cantik, dia sangat mirip sepertimu, paras dan sifatnya sangat kamu sekali. Sayang, semoga kamu mau menungguku disurga. Aku akan selalu berusaha mencari tahu siapa yang menyebabkan ini."
"Ayah sekarang istirahat yah, udah malem." Pras tersenyum menatap putrinya, setelah mengecup kening Sea, Pras berlalu menuju kamarnya.
Sea menghela nafas pelan, menatap punggung Ayahnya seraya tersenyum sedih. Sea segera membersihkan bekas makan tadi. Setelah itu berlalu memasuki kamarnya.
Didalam kamar yang didominasi warna pink pastel itu Sea menatap langit-langit kamar. Pandangannya lurus menatap langit-langit, tanpa disadarinya sebulir air mata jatuh membasahi pipinya. Sea rindu Bundanya, Sea sangat merindukan Bundanya. Dulu, saat dirinya masih kecil, Bundanya akan selalu memeluk dirinya yang tidak bisa tidur, mengusap rambutnya, mengusap pipinya, hingga akhirnya dirinya tertidur lelap dipelukan Bundanya.
"Bunda, Sea gak suka deh sama temen-temen Sea disekolah, Sea mau temenan sama Bunda dan Ayah aja." Ucap Sea kecil berucap manja sambil memeluk Bundanya diatas tempat tidur.
"Loh, memangnya kenapa Sayang?" Tanya Saras lembut, mengusap rambut putrinya.
"Soalnya temen-temen disekolah Sea selalu saja berisik kalo guru sedang menerangkan pelajaran, Sea kan jadi gak denger ibu guru ngomong apa Bun.." Oceh Sea mengerucutkan bibirnya. Saras tersenyum mendengar ucapan putrinya yang sangat polos itu.
"Sayang, Sea gak boleh benci sama teman-teman Sea. Jangan pernah menyimpan benci dihati, itu gak baik. Manusia itu makhluk sosial, tidak bisa hidup seorang diri. Sea butuh teman untuk bersosialisasi. Suatu saat nanti, saat Bunda dan Ayah sudah tidak ada lagi, pasti akan ada seseorang yang menemani hidup Sea." Jelas Saras dengan lembut menjelaskan kepada putri kesayangannya.
Walaupun Sea kurang mengerti apa itu yang dimaksud makhluk sosial. Tapi Sea kecil bisa menangkap apa makhsud ucapan Bundanya. Saat itu, Sea berusaha merubah dirinya menjadi gadis kecil yang ramah, selalu berteman dengan yang lainnya. Sea tidak mau suatu saat nanti tidak ada orang yang akan menemaninya seperti kata Bundanya.
Sampai pada saatnya Bundanya pergi meninggalkannya.
Sea mengusap air mata yang sudah membanjiri pipinya. Matanya menatap figura sang Bunda yang tertempel didinding kamarnya.
Bibirnya tersenyum sedih "Bunda, Sea tidak mau sendiri, sekarang Sea punya banyak teman disekolah. Semoga Bunda juga banyak teman di surga. Sea rindu Bunda." Sea berucap sedih, terdengar isakan pedih diakhir ucapannya. Sea menangis seperti malam-malam sebelumnya, saat hatinya merasa sangat merindukan Bundanya, pasti dirinya akan menangis terus menerus. Sea meringkuk dalam tangisnya. Sampai akhirnya dia terlelap dengan air mata yang membasahi pipinya.
-----
Haiii, semoga suka sama tulisan pemula ini😬 Ceritanya santai, isi worknya santai gak beribu-ribu kata konflik ceritanya juga santai (semoga)😆 Wkwk, semoga ngefeel dihati kalian para pembaca yap.
15 April 2019.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Right
Teen FictionSaga mencintai seseorang dimasalalunya, namun seorang gadis cantik membuatnya jatuh cinta kembali. Siapakah gadis itu? Bagaimana jika gadis yang dicintai oleh Saga sekarang itu adalah gadis masalalunya yang sudah Saga cintai sejak dulu? Bagaimana ji...