Bagian 14

20 6 3
                                    

"Aku memimpikanmu, aku mendapatkanmu dalam gelapnya malam."

-----

Sea menghembuskan nafas lelah, sejak tadi dirinya tak juga menemukan bendera sama sekali. Dimana para panitia menancapkan bendera? pikirnya.

Sea terus berjalan menyusuri hutan. Semakin masuk kedalam hutan, Sea menyadari suatu hal. Dari tadi dia hanya sendiri, tidak melihat teman-temannya dari kelompok lain.

Sea juga baru menyadari bahwa dirinya sudah berjalan sangat jauh. Sea berbalik, berniat untuk kembali kearea camping. Namun Sea tak juga menemukan jalan keluar.

Sea berusaha untuk tenang, walaupun perasaannya sungguh sangat tak enak.

Namun yang ditemui Sea malah jurang diujung hutan ini. Jantung Sea berdegup, ia tau sekarang ia sedang tersesat. Ia tidak tau jalan keluar hutan ini, dan berada sangat jauh dari area camping.

Sea mengedarkan pandangannya berharap ada seseorang disini yang akan membantunya. Sepi. Tidak ada siapapun, hanya ada dirinya dan suara-suara binatang liar yang memenuhi telinga Sea.

Badan Sea sudah bergetar. Kenapa jadi seperti ini. Sea sudah mengikuti arah panah dengan benar, tapi kenapa dirinya bisa tersesat.

Mata Sea memanas, memikirkan dirinya sendiri disini, dengan keadaan yang sudah gelap, dan mungkin banyak hewan buas disini.

Sea terduduk ditanah, matanya terpejam berusaha melawan rasa takut.

"TOLONG! APAKAH ADA ORANG? TOLONG SAYA!" Teriak Sea dengan suara yang bergetar, berharap akan ada seseorang yang mendengarnya.

Suara harimau yang mengaum membuat Sea menatap sekitar dengan was-was. Sea menangis, tubuhnya bergetar hebat.

Dirinya tidak takut dengan hal semacam setan dan sejenisnya, tapi kalau sudah dengan binatang liar, Sea tidak bisa untuk menahan rasa takutnya.

"TOLONG!!" Sea berteriak dengan keras, merasa putus asa karna dirinya semakin mendengar suara mengaum yang sudah sangat dekat.

Sea menelungkupkan wajah diantara kedua lututnya, menangis adalah hal yang tidak diinginkan Sea saat ini. Tapi dirinya sungguh tak bisa melawan rasa takut sekarang.

Suara harimau terasa berada sangat dekat dengan Sea. Jantung Sea berdegup sangat kencang, keringat dingin membasahi seluruh tubuhnya, tubuhnya melemas.

Sea mengangkat wajahnya perlahan, mengedarkan pandangan, saat matanya melihat hal yang sangat ditakutinya, Sea menangis tanpa suara.

Harimau itu perlahan mendekati Sea, Sea dengan tubuh yang lemas berusaha bangkit, berjalan mundur menghindari harimau itu.

Sea berpikir tidak mungkin saat ini dirinya lari, karna kalau dirinya berlari pasti harimau itu akan langsung mengejarnya.

Sea melihat harimau itu dengan masih menahan isak tangisnya, hanya air matanya saja yang mengalir dengan deras.

"Aku mohon, jangan mendekat." Sea menundukkan wajahnya, matanya terpejam erat sambil bergumam lirih.

"Tuhan, tolong Sea, hiks!" Sea sudah tak bisa menahan isakannya saat harimau itu semakin mendekat.

Sea terkejut saat harimau itu dengan cepat mendekatinya. Sea refleks berlari, namun...

Miss RightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang