"Kayanya gue udah mulai jatuh."
-----
Sinar matahari terlihat mengintip dari daun-daun rimbun perpohonan. Bias cahayanya mengganggu Saga yang sedang terlelap.
Saga membuka matanya, mengerjap pelan. Kepalanya menunduk melihat Sea yang masih tertidur pulas didadanya. Saga membenarkan posisi Sea agar sejajar dengannya. Memindahkan kepala Sea kebahunya.
Saga menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah cantik nan polos Sea saat tertidur.
Entah kenapa Saga sangat betah memandang wajah Sea seperti ini. Merasa bahwa kegiatan ini sudah menjadi hal pokok untuknya.
Tangan Saga terulur mengusap pipi chubby gadis ini yang sangat tenang dalam tidurnya.
"Kayaknya gue udah jatuh, jatuh cinta." Batin Saga, matanya menatap Sea dengan teduh.
Lama Saga melakukan kegiatannya memperhatikan Sea, Saga membangunkan Sea karna hari yang sudah terang, mereka harus segera kembali ketenda.
"Seee, bangun." Saga membangunkan Sea dengan pelan.
Sea membuka matanya perlahan, mengerjapkan pelan. Saat matanya melihat sosok Saga yang tersenyum sembari memperhatikannya dari jarak yang dekat, refleks Sea menutup matanya kembali dengan pipi yang bersemu merah.
Saga terkekeh gemas melihat tingkah Sea yang sedang malu.
"Hey, kok nutup mata lagi? Ayo bangun." Kekeh Saga mengacak rambut Sea pelan.
Sea membuka matanya dengan kepala menunduk sembari menggigit bibirnya merasa gugup.
Saga tersenyum, "Kita harus cepet-cepet balik ketenda, takutnya yang lain khawatir nyariin kita."
Sea mengangguk menyetujui ucapan Saga. Keduanya bangkit. Tapi saat Sea sudah akan bangkit dari duduknya, dirinya merasa ada sesuatu yang terjatuh, saat melihat kalungnya terjatuh buru-buru Sea mengambil kalungnya itu. Bagaimana kalungnya bisa putus seperti ini? Batin Sea merasa heran.
Saga yang melihat Sea mengambil kalung yang terjatuh melihat kalung itu ditangan Sea.
Saga mengernyit, dirinya seperti pernah melihat kalung itu. Saga terus memperhatikan kalung tersebut, tidak mungkin kalung yang seperti itu dimiliki oleh banyak orang. Karna Saga tau kalung itu pasti didesain dengan khusus.
Saga memejamkan matanya berusaha mengingat tentang kalung yang sangat familiar dimatanya.
Saat itu Saga kecil sedang berada dipasar malam ditemani sang bibi pembantu rumah tangganya.
Saga merasa puas karna tadi dirinya sudah menaiki komedi putar kesukaannya.
Saat mata Saga melihat pedagang permen kapas, Saga kecil meminta kepada bibi, "Bibi, Gaga mau permen kapas." Ucap Saga sembari menggoyangkan lengan bibi, menunjuk penjual permen kapas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Right
Teen FictionSaga mencintai seseorang dimasalalunya, namun seorang gadis cantik membuatnya jatuh cinta kembali. Siapakah gadis itu? Bagaimana jika gadis yang dicintai oleh Saga sekarang itu adalah gadis masalalunya yang sudah Saga cintai sejak dulu? Bagaimana ji...