"Itu akan menjadi rumahku jika kau ada didalamnya."
-----
Saat terbangun dari tidurnya, dengan cepat Sea langsung mengecek instagram nya. Mungkin saja ada notif dari Saga.
Tapi saat dirinya terus menscroll layar handphone, tidak ada satupun notif dari Saga disana. Saat Sea lihat instagram Saga baru saja aktif 30 menit yang lalu.
Inilah yang dinamakan 'terlalu berharap yang tak pasti itu memang sakit' Sea menghela napas berat, melempar handphonenya dengan kasar dikasur, dan melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan diri bersiap berangkat sekolah.
Saat sudah rapih dengan seragam sekolahnya, Sea menuruni tangga menuju ruang makan. Saat diundakan tangga terakhir, Sea melihat Ayahnya sudah duduk dikursi meja makan, tapi mata Ayahnya tidak tertuju kemakanan yang ada dihadapannya, melainkan matanya menatap kearah foto keluarga yang ada diruang tamu yang letaknya bersebelahan dengan ruang makan.
Mata itu menatap foto keluarganya dengan sendu. Didalam figura terdapat dirinya yang masih sangat kecil berada dalam gendongan Bundanya, disampingnya terdapat sang Ayah yang memeluk pinggang bundanya dengan senyum bahagia kearah kamera. Siapapun yang melihat foto itu pasti juga merasakan aura bahagia didalamnya.
Sea menatap Ayahnya, pasti Ayahnya sangat merindukan sang Bunda. Sea menghampiri Ayahnya, dan langsung memeluk sang Ayah dari belakang.
"Ayah, ayah pasti rindu Bunda ya?" Tanya Sea dengan suara yang berat masih memeluk Prasetyo. Sea sebenarnya juga berat menanyakan ini kepada sang Ayah, karna dirinya pun sangat merindukan sang Bunda. Sungguh, Sea sudah sangat mengikhlaskan Bundanya pergi, namun pada saat-saat tertentu rasa rindu terasa menyakiti hatinya.
Pras yang merasakan pelukan putrinya segera menghapus air mata yang mengalir diujung matanya. Mengusap tangan Sea yang berada dipinggangnya. Pras berucap pelan namun ada sedikit emosi diucapannya, "Ayah akan segera mengungkap kebenarannya!"
"Tidak usah terlalu keras memikirkan hal itu, nanti Ayah malah sakit. Cepat atau lambat, semuanya pasti akan terungkap Yah." Sea melepas pelukannya menggenggam tangan Pras erat, "Mending Ayah perbanyak istirahat, dan selalu berdoa untuk kebahagiaan Bunda disurga." Sea tersenyum menatap Ayahnya. Pras balas tersenyum dan mengangguk pelan.
"Dimakan sarapannya ya Nak, terus kita berangkat kesekolah." Ucap Pras mengelus lembut rambut Sea.
-----
Sea memasuki kelasnya yang sangat brisik itu, tapi yang Sea herankan kelasnya brisik bukan karna mulut perempuan, tapi justru karna mulut para lelaki dikelasnya.
Sungguh dunia terbalik.
Yang perempuan mulutnya kalem, yang lelaki kok mulutnya teriak-teriak terus.
Sea duduk dibangkunya, tumben Susi belum datang. Apa anak itu tidak berangkat?
Tepat 3 menit sebelum bel pelajaran dimulai Susi datang dengan napas yang ngos-ngosan.
"Kenapa lo Sus?" Tanya Sea heran menatap sahabatnya yang banjir keringat itu.
"Biarin gue duduk dulu napa, etdah." Balas Susi, menyuruh Sea minggir dengan tangannya, karna mulutnya sedang tak mampu untuk berkata-kata. Sea memiringkan badannya memberi jalan kepada Susi yang memang duduk dipinggir tembok itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Right
Teen FictionSaga mencintai seseorang dimasalalunya, namun seorang gadis cantik membuatnya jatuh cinta kembali. Siapakah gadis itu? Bagaimana jika gadis yang dicintai oleh Saga sekarang itu adalah gadis masalalunya yang sudah Saga cintai sejak dulu? Bagaimana ji...