°lima°

7K 987 93
                                    

Perlahan, Beomgyu mulai membuka hatinya. Setiap pagi yang biasanya harus Yeonjun yang bolak-balik ke dalam kamarnya, sekarang Beomgyu yang turun sendiri untuk sarapan.

"Kak, hari ini nggak usah jemput dulu. Aku ada rencana pulang nanti sama teman-teman ku." Ujar Beomgyu sambil masuk ke dalam mobil.

"Kakak juga baru mau bilang kalo hari ini pulangnya telat, kalau agak lama nggak apa kan?" Yeonjun memasang sabuk pengamannya.

"Telat kenapa kak?" Tanya Beomgyu.

"Ada acara di Kampus, terus kakak salah satu anggota panitianya, jadi sibuk ngurusin ini-itu. Kalau emang ada perlu atau mau titip ntar sms aja, kalau telpon nggak yakin bisa di angkat." Ujar Yeonjun sambil menyalakan mobilnya dan mereka berangkat.

Bukannya malah nggak kebaca? Batin Beomgyu.

"Iya..." Ujar Beomgyu singkat.

Di bilang baik juga, semuanya tidak secepat dan semudah itu. Beomgyu masih marah dengan beberapa hal dan keras kepalanya masih belum hilang.

Yeonjun sendiri, meski masih ada perkataan atau perlakuan Beomgyu yang cukup kasar, ia sendiri mencoba untuk bertahan. Toh, hati manusia nggak selamanya bisa jadi batu.

"Kakak tinggal ya.. daah!" Yeonjun segera menutup kaca jendela mobilnya dan berlalu begitu saja.

"Buru-buru banget..." Ujar Beomgyu sedikit kesal karena Yeonjun tidak seperti biasanya yang selalu menunggunya dengan sabar sampai pergi.

"Taehyun!" Panggil Beomgyu begitu melihat sahabat kecilnya itu--meski mereka hanya berbeda 2 senti, Beomgyu menganggap Taehyun lebih kecil darinya. Taehyun menoleh sambil melambai, wajahnya tanpa ekspresi seperti biasa.

"Pagi," sapa Taehyun datar seolah tidak ada hal yang menarik di dalam kehidupannya.

"Gimana pulang sekolah nanti? Jadi?" Tanya Beomgyu antusias.

Taehyun tersenyum tipis, "Jelaslah, rencana kita harus berhasil." Ujar Taehyun.

"Kai? Dia pokoknya jangan sampai tau!" Beomgyu terkekeh, Taehyun masih tersenyum. Mereka berdua lanjut berjalan menuju kelas mereka. Hueningkai sudah datang lebih dulu.

Beomgyu dan Taehyun langsung menghampirinya dan bersikap seolah-olah tidak ada yang terjadi.

***

"Yeonjun!" Panggil seorang perempuan. Yeonjun menoleh.

"Kenapa, Yer?" Perempuan itu adalah Yeri, salah satu panitia juga.

"Bisa tolong antar ini ke gudang di lantai 2 nggak? Sekalian ambilin kain putih, kalo bisa 3. Kasih ke gue, ntar gue ada di dekat aula." Pinta Yeri, Yeonjun mengangguk dan melaksanakannya segera.

Yeonjun merasakan getaran dari ponselnya. Ia melihat sebentar isinya.

Beomgyu
Kakak masih sibuk?
Mau tanya aja, soalnya aku pulangnya agak malam juga, kita mau ngadain pesta kecil-kecilan buat Kai.

Yeonjun sangat ingin membalas pesan Beomgyu, tetapi ada lagi orang yang memanggilnya dan memintanya untuk segera bergegas. Yeonjun mengurungkan niatnya dan menyimpan kembali ponselnya.

"Hmm.. nggak di balas..." Beomgyu memandang layar ponselnya dengan ekspresi yang tidak dapat di artikan.

"Yaudah! Berarti aku bisa main sepuasnya!" Ujarnya menyemangati diri sendiri.

kakak asuh × yeongyu [tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang