° dua belas °

5K 599 60
                                    

Sekarang, Beomgyu duduk diam di kursi penumpang di sebelah Yeonjun. Mobil yang dibawa Yeonjun berjalan cukup pelan. Keduanya diam, Yeonjun fokus menyetir, sedangkan Beomgyu sibuk melihat pemandangan dari balik jendelanya. Sesekali Beomgyu melirik Yeonjun yang sedang fokus dan tersenyum tipis melihat wajah serius Yeonjun yang mana terlihat seperti bebek.

"Kakak kalo nyetir mukanya selalu gitu ya emang?" tanya Beomgyu memecah keheningan.

Yeonjun melirik Beomgyu singkat dengan ekor matanya, "Hah? Gimana gimana?" tanya Yeonjun balik karena tidak begitu mendengar pertanyaan Beomgyu.

"Itu lho, mukanya mirip bebek", ujar Beomgyu to the point. Ucapan Beomgyu itu berhasil membuat Yeonjun hampir tertawa.

"Kok kamu mikirnya sampai kesana sih, Gyu?" Protes Yeonjun yang sedikit tidak terima.

Beomgyu tertawa sambil mempraktekkan gerakan bibir Yeonjun yang mana jika Yeonjun sedang berbicara, fokus atau cemberut, selalu mempout kan bibirnya. "Diem kamu, ini kakak lagi nyetir yaa", protes Yeonjun menyuruh Beomgyu untuk diam.

Beomgyu masih tertawa, akhirnya suasana hening sebelumnya di ganti dengan canda tawa mereka. Mereka benar-benar seperti adik dan kakak sekarang, hanya saja, ada sesuatu yang mengganjal di dalam hati keduanya dan mereka memutuskan untuk diam dan menikmati masa-masa yang menyenangkan seperti sekarang.

***

Beomgyu merebahkan tubuhnya di atas kasur kesayangannya. Ia sudah membersihkan diri dan ganti baju. Perutnya masih kenyang karena habis makan bersama teman-temannya tadi di cafe dan sekarang Beomgyu ingin nyemil sesuatu. Beomgyu keluar kamarnya dan pergi menuju dapur.

"Kak Yeonjun di kulkas ada-oh iya.. kan ada urusan lagi di kampus", ujar Beomgyu pada dirinya sendiri.

Beomgyu melihat-lihat sendiri isi kulkasnya. Masih banyak cemilan tersisa dan Beomgyu mengambil beberapa di dalamnya dan membawanya ke ruang tengah. Beomgyu menyalakan TV sendiri dan mulai menonton. Meski matanya menatap TV dengan lekat, tapi pikirannya berada jauh disana. Perkataan Yeonjun melalui telepon beberapa saat yang lalu terus-menerus menjadi pikirannya.

Flashback on

"Soal pertanyaanmu waktu itu.. kakak takut aja", ujar Yeonjun di seberang sana.

"Takut? Kenapa kak?" tanya Beomgyu karena jujur saja ia tidak paham maksudnya.

"Ya, takut aja kalau kamu kenapa-napa, lagian juga kan lagi jauh dari orangtua, ditambah kakak sebagai kakak asuhnya kamu yang dimintain tolong ama Papa juga Mama kamu takut kamunya kenapa-napa kalau sendiri. Makanya.. kakak takut", Yeonjun diam sejenak.

Beomgyu yang entah kenapa merasa kecewa, tapi juga setidaknya lega karena Yeonjun menjawab pertanyaannya yang selalu jadi pikirannya. "Oh.. lupain aja kak, lagian juga kan udah selesai masalahnya. Omong-omong, kakak bisa jemput? Aku pengen pulang bareng", ujar Beomgyu mengalihkan topik pembicaraan karena entah mengapa Beomgyu merasa tidak ingin membicarakan tentang hal itu.

Yeonjun menyetujui dan akhirnya mereka pulang bersama.

Flashback off

"Nyebelin", ujar Beomgyu lirih sambil menyeka air matanya yang hampir menetes di pelupuk matanya.

Di sisi lain, Yeonjun tengah sibuk bolak-balik dari satu fakultas ke fakultas lainnya untuk menemui dosennya yang berasal dari fakultas yang berbeda darinya. Ia bersama dengan Mark mengantar berkas, tugas, dan beberapa file yang entah apa itu karena diminta oleh sang dosen dan sampai seterusnya hingga hampir satu jam setengah dibuat bolak-balik. Setelah selesai, keduanya memilih untuk duduk di depan gedung satu fakultas mereka sambil meluruskan kaki. Keduanya duduk di lantai karena dingin.

kakak asuh × yeongyu [tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang