° sebelas °

6.5K 750 97
                                    

Eh?


JDUG!


"ARGHHH!" Teriak Beomgyu dan Yeonjun bersamaan.

"Ngapain sih dek?!" Yeonjun mengelus kepalanya yang nyeri karena tiba-tiba di seruduk oleh Beomgyu.

"K-kaki ku kepeleset! Padahal kan pingin--" Beomgyu menghentikan ucapannya dan memilih untuk membelakangi Yeonjun.

"Hah? Mau ngapain kamu?" Tanya Yeonjun penasaran karena Beomgyu tiba-tiba berhenti bicara.

Beomgyu diam, ia sama sekali tidak melirik ke arah Yeonjun.

"Gyu? Kok diam? Kenapa sih? Kamu dari pulang sekolah tadi aneh-aneh aja kelakuannya, biasanya nggak begini." Tegur Yeonjun, ia biasanya sabar, tapi kalau dirinya dibuat penasaran seperti ini, terlebih lagi kepalanya yang jadi korban, Yeonjun juga merasa sedikit kesal.

Beomgyu masih diam, ia bahkan tidak bergeming sama sekali.

"Gyu? Yaudah deh, kalau gamau bicara. Aku masih harus balik ngampus, ada tugas yang belum aku serahin. Ditinggal sendiri mau? Atau dipanggilin temanmu yang siapa itu namanya.. Soobin?" Ujar Yeonjun tanpa sadar memberikan penekanan pada kata teman.

Entah kenapa ia kembali teringat dengan laki-laki tinggi itu sehingga membuatnya kembali emosi dan mengeluarkan semua pemikirannya.

"Kak Soobin?" Ucap Beomgyu pelan sambil membalikkan tubuhnya.

"Ya, ya, si Soobin Soobin itu. Mau aku panggilin biar nemenin kamu di rumah? Mungkin aja aku malam baru balik, nggak papa kan pastinya? Soalnya kamu bakal ditemenin si Soobin itu." Ujar Yeonjun panjang lebar, ia sudah kehilangan kesabarannya.

"Kenapa harus kak Soobin? Sama yang lain kan bisa?" Tanya Beomgyu bingung.

"Kenapa harus yang lain? Bukannya Soobin itu.. orang spesial?" Hati Yeonjun entah mengapa terasa sakit saat mengatakannya, tetapi ia tidak peduli sekarang, yang penting ia bisa mengeluarkan semuanya yang ada dipikirannya kepada Beomgyu saat ini.

Beomgyu mengerutkan keningnya bingung. Ia tidak mengerti kenapa Yeonjun mengatakan bahwa Soobin adalah orang yang spesial untuknya.. memang spesial, karena Soobin adalah kakak kelasnya dan temannya sejak kecil.

"Kak Soobin memang spesial, tapi aku nggak mau sama dia." Ujar Beomgyu yang justru membuat Yeonjun semakin sakit hati.

"Kalau begitu kenapa nggak mau?! Bukannya kemarin dia bawain kamu bunga? Kalian juga ngobrolnya asik, seolah-olah di rumah ini nggak ada siapa-siapa." Yeonjun akhirnya mengatakannya, apa yang menjadi pikirannya sekarang ia berhasil mengatakannya. Ia sudah tidak peduli dengan jawaban Beomgyu, yang terpenting sekarang ia sudah mengatakan apa yang ingin dikatakannya.

"Bunga? Ngobrol berdua? Kakak salah, bunganya bukan buatku, tapi buat Papa karna Papa nya kak Soobin itu teman lama Papa. Kami ngobrol kemarin itu karna kak Soobin nanyain tentang Kai." Beomgyu menjelaskan.

"Eh? Bunganya.. bukan buat kamu?" Yeonjun membalikkan tubuhnya, wajahnya terlihat sangat terkejut.

Beomgyu mengangguk. "Kak Soobin sama Kai udah dekat lama, jadi aku sama kak Soobin nggak ada hubungan apa-apa selain teman masa kecil." Lanjut Beomgyu.

Yeonjun diam menatap Beomgyu. Otaknya tiba-tiba sulit mencerna perkataan Beomgyu. Jadi, selama ini dia salah paham? Lalu, karena salah paham ia marah dan menyalahkan Beomgyu? Tunggu dulu, jangan-jangan..

kakak asuh × yeongyu [tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang