"Bisakah kau menyingkir?" Aku meronta kecil berusaha lepas dari Steve yang memeluk ku dari belakang.
Pagi ku yang cerah sudah mendapat gangguan dari pria tampan yang menjengkelkan yang notabennya adalah kekasih ku sendiri. Ya, dia baru sempat mengunjungi ku setelah satu minggu berada di Avenger Tower.
"Aku hanya ingin kau menemani ku." Steve meletakan dagunya pada pundak ku sembari sesekali mengecupnya.
"Jadi (y/n) kau tidak merindukan ku?"Steve memutar tubuh ku agar berhadapan dengannya. Dia terlihat menekuk bibirnya kesal, dia sangat menggemaskan.
"Lihatlah pria yang banyak dieluh-eluhkan ini sekarang tengah merajuk pada seorang gadis."
Aku terkekeh sembari mengalungkan tangan ku pada lehernya.
"Aku hanya merajuk pada mu (y/n) kau perlu tau itu."
Steve balas memeluk pinggang ku dan menarik ku.
"Baiklah."
Aku menatapnya dan dia tersenyum sembari meniup ringan wajah ku.
"Apa kau mencintai ku (y/n)?"
Aku melihat ada kilat kecemasan di matanya yang teduh itu. Hey ada apa ini?
"Kenapa kau menanyakan itu? Aku yang seharusnya menanyakan itu pada mu Steve."
Aku menatapnya dengan tatapan bingung. Bukannya menjawab Steve malah memeluk ku dengan lengan besarnya, dia bahkan berkali-kali mengecup puncak kepala ku.
"Aku hanya takut kau tidak mencintai ku, dan kau akan pergi meninggalkan ku." Bisiknya.
Aku menadahkan kepala ku dan menatapnya dalam-dalam.
"Apa baru saja kau meragukan ku?"
Aku mengusap rahang kokohnya itu dengan lembut. Steve bahkan memejamkan matanya sebelum menahan tangan ku disana."Tidak, aku tidak meragukan mu (y/n.) Apa aku berani meragukan gadis ku ini?"
Steve membawa tangan ku untuk dikecupnya lama sebelum aku menariknya dan kembali menempatkannya di leher pria itu.
"Tidak, kau tidak cukup berani untuk itu Steve. Jadi, apa kau mencintai ku capt?"
Aku menatapnya dengan tatapan mata yang berbinar layaknya anak kecil yang tengah meminta sesuatu pada orang tuanya.
"Tentu (y/n) Aku bahkan sangat, sangat, sangat mencintai mu."
Steve menempelkan dahinya pada dahi ku, bahkan saking dekatnya aku bisa merasakan nafasnya menerpa wajah ku.
"Kenapa kau memilih ku disaat di luaran sana masih banyak yang lebih daripada aku?" Bisik ku sembari tetap menatap matanya agar aku tahu benar tidaknya yang dia katakan pada ku.
"Karena kau istimewa, kau wanita yang selama ini aku cari (y/n.) Wanita yang selalu menunggu ku walaupun aku pergi cukup lama untuk bertugas." Steve mengecup singkat ujung bibir ku membuat lengkung senyum ku langsung terbit disana.
"Kau wanita yang selalu menenangkan ku disaat diriku sendiri tidak bisa melakukan itu." Lagi, Steve mengecup ku lagi.
"Dan kau (y/n) Kau wanita yang tidak pergi saat aku pulang dengan luka di seluruh wajah ku."
Dan di akhir kalimat itu Steve mengecup bibir ku.
"Terimakasih karena sudah mau bertahan di samping ku hingga sejauh ini (y/n)" Bisiknya tepat di samping telinga ku.
"Kau bercanda? Aku akan selalu bersama mu bagaimana dan apapun keadaannya."
Aku langsung memeluknya erat dan menyembunyikan wajah ku di dada bidangnya.
"Apa kau akan pergi? Aku tahu ini adalah motif mu sebelum memberi tahu bahwa kau harus mengurus sebuah masalah."
Aku merasakan pelukan Steve semakin erat, dan dia mengusap punggung ku.
"Untuk berapa lama?" Tanya ku.
"Tiga minggu, atau lebih."Aku mengangguk, ya ini adalah resiko menjadi kekasih seorang Steve Rogers.
"Tapi sebelum pergi, aku ingin mengatakan sesuatu."
Steve mengurai pelukan kami, dia mengengam pundak ku. Sembari tersenyum dia mengeluarkan sesuatu dari balik jaketnya.
"Kau tahu kita sudah cukup lama menjalani ini, dan aku pikir melamar mu adalah hal yang harus aku lakukan."
Steve berlutut di depan ku sembari membuka kotak bludru berisi cincin putih yang sederhana.
"(Y/n) terimalah lamaran ku dan jadilah istri ku. Ini perintah bukan pertanyaan."
Aku menutup mulut ku tak percaya, mata ku semakin berkaca-kaca saat menatapnya.
"Ya, ya aku mau."
Steve memasangkan cincin itu di jari ku dan kembali menarik ku kedalam pelukan singkatnya.
"Aku akan menikahi mu setelah aku kembali nanti, berjanjilah kau akan menunggu ku." Steve menangkup wajah ku sembari menatap ku dalam.
Aku selalu menyukai Steve saat dia menatap ku, tatapannya selalu meneduhkan dan penuh cinta.
"Berjanjilah kau akan segera kembali. Dan kau harus kembali dengan selamat, karena aku tidak mau menikahi diri ku sendiri."
Steve terkekeh renyah sembari mengangguk. Dia menyingkirkan rambut ku yang sedikit menutupi
wajah ku.Dia menangkup pipi ku dan membawa bibir ku untuk di ciumnya.
"Tentu, Nyonya Rogers aku berjanji pada mu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Avengers x Reader
Short StoryRead to find out. I'll bring you to the diff experience xoxo(Write in Bahasa)