Aku membuka mata ku perlahan dan alis ku langsung tertaut saat sadar sebuah tangan memeluk pinggang ku dari belakang. Aku membalik posisi ku menghadapnya. Setahu ku Steve baru akan pulang siang ini, dan sekarang dia tidur disamping ku?
"Aku mengganggu tidur mu (y/n)?"
Aku sedikit terkejut saat Steve bicara dengan mata yang masih tertutup. Wow betapa hebatnya pria ini.
"Selamat pagi Nyonya Rogers."
Steve membuka matanya saat menarik ku lebih merapat dengannya sebelum mengencium dahi ku.
"Selamat pagi kapten. Kau bilang kau baru akan pulang siang ini tapi kau pulang lebih awal?"
"Itu kejutan untuk mu (y/n). Kau terkejut?"Aku menutup mulut ku dengan telapak tangan ku tak lupa berakting seolah aku benar-benar terkejut.
"Oh aku selalu suka kejutan dari mu Steve. Bagaimana misi mu? Tentu berjalan baik seperti biasa aku tidak terlalu heran."
"Yep. Dan beberapa memar seperti biasa."
"Baiklah. Ayo kita lihat."Aku menyingkirkan tangannya dari pinggang ku sebelum beranjak mengambil kotak obat milik kami.
"Ayo bangun pemalas." Aku menarik tangannya hingga Steve terduduk dengan malas.
"Hanya luka kecil (y/n). Bahkan tidak terasa sakit."
"Terakhir kali kau bilang itu luka kecil aku harus menjahitnya."Aku berkacak pinggang sementara Steve menanggalkan kausnya sembari terkekeh kecil.
"Beruntung aku menikahi dokter yang berkerja untuk Fury."
Aku berdecak kesal sembari duduk di sampingnya dengan tatapan tajam ku yang dibalas senyum tipisnya.
"Hanya luka kecil bukan?"
"Aku ragu kau tahu arti kecil atau tidak."Luka sayatan yang cukup panjang di lengan atasnya semakin membuat ku kesal padanya. Aku duduk menghadapnya sembari mendegus.
"Bius?"
"Kau pikir itu akan bekerja untuk ku (y/n)?"Aku memutar mata ku membalas tawa renyahnya.
"Tentu tidak kau manusia yang paling kuat di dunia."
Bisepnya terlalu sempurna untuk luka sayat yang cukup dalam. Steve tetap menatap ku dengan senyum manisnya. Bisakah dia sedetik saja tidak terlihat tampan? Tidak tentu saja tidak bisa.
"Bisakah kau tidak menatap ku? Aku khawatir aku tidak bisa melakukannya."
"Oh tentu. Tentu saja (y/n)."Steve memang tidak menatap ku. Tapi dia sekarang menatap cermin besar di depannya untuk menatap ku.
"Hey kau terlihat sangat cantik dengan wajah serius mu (y/n)."
"Diam Steve."Steve terkekeh sembari menyelipkan rambut ku ke belakang telinga ku. Steve tidak pernah bisa duduk diam tanpa menggoda ku. Ya itulah dia.
"Aku mencintaimu (y/n)."
"Aku tahu."
"Kau yang terbaik (y/n)"
"Hmm."
"Aku selalu ingat saat kita bertemu. Aku merasa beruntung (y/n)."
"Oh malam pesta saat robot milik Tony 'mengamuk' dan membuat ku nyaris jatuh dari lantai 32. Betapa indahnya saat dimana kau menyadari keberadaan ku."
"Kau tidak pernah bergabung dengan kami. Jangan salahkan aku jika aku mengabaikan mu (y/n)."Aku menadahkan kepala ku untuk menatapnya. Dan Steve membalas tatapan ku.
"Kau menyebalkan Steve."
"Terimakasih."
"Tak masalah. Sekarang diam atau aku juga akan menjahit mulut mu."Steve benar-benar diam sekarang. Bahkan hingga aku selesai dan menaruh kembali kotak obat itu di tempatnya.
"Baiklah kau boleh bicara sekarang. Tadi itu aneh kau menuruti ucapan ku."
"Ucapan mu adalah perintah untuk ku Nyonya Rogers."
"Baiklah baiklah apapun itu. Kemarilah aku belum menyambut mu."Aku memeluknya erat sembari mengusap tengkuknya sesekali menyembunyikan wajah ku di ceruk lehernya. Steve memeluk pinggang ku erat menghilangkan jarak antara kita.
"Selamat datang di rumah. Aku merindukan mu." Bisik ku.
"Aku juga merindukan mu (y/n). Sangat merindukan mu."Steve berkali-kali mencium puncak kepala ku.
"Kau ingin tahu apa yang aku takutkan Steve? "
"Apa? "
"Kau pulang dengan keadaan seperti ini."
"Aku baik-baik saja (y/n). Kau tahu itu."
"Kau selalu mengatakan hal itu."
"Karena akan selalu seperti itu (y/n)."••••
Terimakasih saudara. Dan selamat 1k lebih. Terimakasih atas apresiasi kalian, ini bener-bener diluar perkiraan bakal bisa diterima kalian. Kiss kiss 💋💋
KAMU SEDANG MEMBACA
Avengers x Reader
Short StoryRead to find out. I'll bring you to the diff experience xoxo(Write in Bahasa)