Y/n pov
Aku berdiri di depan loker ku menaruh barang-barang ku. Sial pria itu membuat ku terus memikirkan kemungkinan-kemungkinan itu. Bagaimana jika memang dia? Tapi bagaimana mungkin? Dia tak lebih dari seorang kutu buku yang tak banyak dikenal orang.
"Hey Y/n."
Aku menengok ke belakang ku, Peter disana dengan senyum gugupnya.
"Hey." Balas ku dengan senyum terbaik ku.
"Apakah kau-- kau mau pulang bersama ku?" Dia menggaruk tengkuknya gugup dan aku hanya menaikan sebelah alis ku dengan muka datar ku. What a bitch face.
"Aku-- aku bisa membelikan mu segelas es kopi. Tapi jika-- jika kau tidak mau.--"Aku tertawa membuatnya menghentikan ucapannya. Dia berbicara dengan sangat cepat dan terbata-bata. Dan sekarang Peter menatap ku bingung.
"Baiklah aku rasa kita tidak akan pulang jika aku menunggu mu menyelesaikan kalimat mu." Ucap ku.
Peter tersenyum kikuk mendengar jawaban ku. Aku senang menggodanya dia pria yang pemalu, kikuk, dan sedikit bodoh. Aku rasa.
🕷
Third pov
Mereka berdua berjalan di trotoar Peter menepati janjinya untuk membelikan Y/n segelas es kopi. Tidak banyak yang mereka bicarakan kecuali Y/n yang terus menggoda Peter.
"Hey kau sudah tahu dimana rumah ku, dan aku rasa tidak adil jika aku tidak tau dimana rumah mu." Ucap Y/n.
"Aku tinggal di sebuah flat dengan bibi ku." Jawab Peter.Y/n fikir jika dia bisa menggunjungi rumah Peter dia akan bisa membuktikan dugaannya.
"Keren. Bisa aku mengunjungi rumah mu?" Y/n memegang tangan Peter dan menatapnya dengan tatapan andalannya.
"Sekarang?" Tanya Peter.
"Jika kita sudah menikah."Pipi Peter bersemu merah mendengar jawaban y/n. Mereka diam beberapa saat sebelum y/n melingkarkan lengan kanannya pada lengan kiri Peter.
"Tentu sekarang bodoh." Ucap Y/n sembari menarik Peter.
🕷
Peter pov
Aku berkali-kali melirik Y/n, dia tidak melepaskan tangan ku bahkan hingga kita sampai di depan pintu flat ku.
"Y/n kau keberatan?" Aku menatapnya dan tangannya bergantian.
"Oh. Maaf." Y/n melepaskan tangan ku dan aku membuka pintu flat ku dengan kunci lain yang memang diberikan Bibi May pada kuAku tidak ingin Bibi May melihatnya menggandeng tangan ku dia bisa terus bertanya tentang Y/n pada ku.
"Buat diri mu nyaman." Ucap ku pada Y/n sembari mempersilahkan dia masuk.
"Pete! Dia kekasih mu?"Aku menghela nafas ku saat mendengar pekikan dari Bibi May. Sementara y/n terlihat meringis bingung sebelum menengok pada ku sepintas.
"Emm-- Bibi May kenalkan dia Y/n, dia teman ku." Ucap ku.
Bibi May mendekati kami, tunggu lebih tepatnya mendekati Y/n. Bibi May memegang kedua bahu Y/n dan menatapnya dengan senyum lebarnya.
"Kau gadis yang cantik, ini kali pertamanya Peter membawa teman perempuannya kemari. Senang bertemu dengan mu sayang nama ku May."
Y/n langsung menatap ku dan aku menunduk untuk mengalihkan pandangan ku.
"Kau tidak pernah bercerita pada ku kau punya teman perempuan secantik ini." Bibi May balik menatap ku dengan tatapan tajamnya. Aku tidak tau harus bilang apa.
"Kau datang di waktu yang tepat sayang, aku sedang membuat pancake kau mau mencobanya?"
Baiklah aku diabaikan sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Avengers x Reader
Historia CortaRead to find out. I'll bring you to the diff experience xoxo(Write in Bahasa)