[Ternyata]

2.7K 391 9
                                    

"Ada masalah apa lagi sekarang?"

Kini Junkai sudah kembali duduk dihadapan ketiga adiknya. Renjun yang baru saja datang diantar Seungmin dan Chan tadi langsung mendudukkan tubuhnya ditengah antara Jeno dan Jaemin.

Renjun yang memang tidak tahu menahu alasan dari pertanyaan yang Junkai ajukan malah mengangkat alisnya bingung, dia melirik Jeno dan Jaemin yang sama - sama menunduk dalam tidak banyak merespon.

"Maksud kak Junkai?" Renjun bertanya dengan polosnya, seakan memang tidak ada yang salah dengan situasi saat ini.

"Kamu dan Jaemin, kalian ada masalah apa sampai - sampai Jeno dan Jaemin berbohong pada kakak dan kamu mendadak ingin menginap di rumah Seungmin?" Sebenarnya Junkai ingin meledak saat itu juga, tetapi ditahannya karena ia tidak mau kalau Renjun akan berakhir sama seperti kedua adiknya yang lain, menangis dan terus meminta maaf. Jujur saja itu membuatnya merasa jadi kakak yang paling jahat karena membuat adik - adiknya menangis.

"Kata siapa?" Jawab Renjun dengan wajah yang terlihat begitu polos

"Jaemin yang mengatakannya, kamu jangan mengelak Renjun"

"Nana? Kamu mengatakan itu pada kak Junkai?" Jaemin yang ditanya sontak mengalihkan pandangannya pada Renjun, 'ada apa dengan anak ini?' pikir Jaemin.

Sedangkan Renjun menatap Jaemin dengan pandangan yang sulit diartikan juga senyuman manis yang terasa berbeda bagi Jaemin.

"Padahal aku sedang bercanda tadi tapi kamu malah menanggapinya dengan serius. Hey, mana mungkin aku marah pada adikku kan? Kita sudah dewasa sekarang, lagipula aku ini seorang kakak, harusnya mengalah pada yang lebih muda. Dan soal kenapa aku ingin menginap di rumah Seungmin, itu karena Seungmin dan aku ingin melakukan piyama party dan midnight talk." Jelas Renjun dengan santai tak lupa mengerucutkan bibirnya tanda ia kesal.

Jaemin dan Jeno melongo sambil menatap Renjun dengan tatapan kaget.

'Ini benar - benar si Huang manja kan?'

'Kak Renjun kenapa?'

Junkai pula terdiam, ini satu kejadian langka dimana Renjun bersikap dewasa didepannya. Biasanya ia akan mengelak dan merajuk jika sudah dalam situasi seperti ini, tapi sekarang? Wahhh apa ini benar benar Huang Renjun adiknya yang sangat manja itu?

"Kenapa kalian semua diam? Ada yang salah dengan kata - kataku?" Renjun menatap satu persatu saudaranya. Matanya terus menelisik setiap pasang mata yang menyiratkan kebingungan disana.

"Hey Huang! Apa kepalamu terbentur sesuatu saat pulang tadi?" Jaemin memegang bahu Renjun lalu membolak-balik tubuhnya.

"Na Jaemin, bersikap sopan lah pada kakakmu!" Tegur Junkai yang baru tersadar dari diamnya.

"Maaf, aku refleks kak. Ini benar-benar kak Renjun kan? Kenapa berbeda sekali!" Jaemin sedikit berteriak saking kaget dan tidak percayanya. Hey sejak kapan si manja Huang berubah menjadi dewasa seperti ini?

"Aku tidak apa-apa Nana, kalian terlalu berlebihan, memangnya kenapa sih kalau aku bersikap dewasa seperti ini?" Tanya Renjun sambil melipat kedua tangannya didepan dada.

"Tidak apa-apa Injun." Sebetulnya Junkai masih terkejut dengan perubahan sikap adiknya ini, tapi dia tidak terlalu memikirkannya karena bagaimanapun ini adalah hal baru yang positif dan tidak perlu untuk dipermasalahkan.

"Ya sudah, sekarang kalian makan malam dulu nanti setelah makan langsung tidur ya, kakak ada urusan mendadak di kantor." Setelah mengecek ponselnya yang dari tadi menampilkan email dari asistennya, Junkai langsung naik ke lantai dua menuju kamarnya untuk bersiap.

Renjun langsung menuju ruang makan diikuti oleh kedua adiknya. Jaemin duduk berhadapan dengan Renjun yang mana langsung bertatap mata dengan manik kecoklatan milik Renjun yang kini malah terlihat berbeda dengan tatapan beberapa menit yang lalu.

"Ya Huang, ka-"

"Kakak berangkat dulu ya, mungkin kakak akan pulang besok. Hati - hati dirumah, kalian harus saling menjaga satu sama lain, oke?" Selesai menasihati adik - adiknya, Junkai langsung berangkat menuju kantornya.

"Kak, Jeno minta maaf soal kejadian tadi siang. Jeno tidak bermaksud seperti itu." Jeno yang sedari tadi diam kini membuka topik pembicaraan diantara mereka.

"Hm"

"Aku tidak menyangka kau akan bersikap sedewasa itu tadi, wahhh aku sampai terkejut." Jaemin berbicara sangat antusias padahal mulutnya sedang penuh.

"Jangan salah sangka, aku masih marah pada kalian. Aku melakukannya karena aku tidak mau kena marah. Aku selesai." Renjun langsung menyimpan piring kotornya di wastafel dan berlalu begitu saja menuju kamarnya.

Jeno dan Jaemin kembali diam, hey jadi yang tadi itu hanyalah akting? Mereka berdua menatap satu sama lain dengan pertanyaan yang sama.





~TBC~

1 : 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang