[Bohong]

3.2K 425 35
                                    

Jaemin terus berlari menyusul Renjun yang kini entah kemana, saat berbelok tadi Jaemin kehilangan jejak Renjun

"Kesalahan apa yang aku buat dikehidupan sebelumnya sampai sampai dikehidupan sekarang aku dihadapkan dengan seorang manusia berstatus kakak tapi sifatnya semanja ini. Ya Tuhannnnnnn sebenci itukah Engkau padaku huh?" Jaemin terus menggerutu kesal, matanya terus menyisir semua sisi taman. Nihil. Renjun tidak terlihat barang sedikitpun.

Jaemin terus berjalan menyusuri jalanan ramai dekat National Park, tubuhnya sudah sangat lelah, ia ingin istirahat dengan nyaman tidur diatas kasurnya yang nyaman. Urghhh menyenangkan sekali rasanya.

Ting!


Sayangku💋

Jaem, sudah bertemu dengan kak Renjun?

|Belum Jen :(

Kak Junkai sudah mulai ganas menanyakan keberadaanmu dan juga kak Renjun. Cepat pulang, aku tidak mau kena marah sendirian

|Andai Renjun sudah ketemu aku pasti akan langsung pulang Jen

Coba kamu chat kak Renjun, siapa tahu dia sudah baikan dan mau diajak pulang

|I'll try :"


Big baby👶

|Huang Renjun yang terhormat tersayang dan tercinta, kamu dimanaaa? Aku merindukanmu :(


Satu menit, sepuluh menit, dan ini hampir setengah jam tapi Renjun belun juga membalas pesan Jaemin. Jangankan dibalas, dibaca saja tidak. Padahal jelas tertera kata online disana

19.30

"Makan malam setengah jam lagi, dan Renjun belum ketemu! Bagaimana nasibku Tuhannnnnn huwaaaaaaaaaaa" Jaemin meraung tidak jelas, dia seperti menangis tapi tidak ada air mata yang keluar. Bahkan kini ia jadi pusat perhatian para pasangan yang sedang berkencan karena ya bagaimana tidak jadi pusat perhatian kalau sekarang Jaemin sedang berteriak tidak jelas dengan kaki yang menendang ke sembarang arah dalam posisi duduk pula. Apakah dia waras? Pikir mereka yang melihat seorang Na Jaemin saat ini.

Ting!

Dengan mata yang sedikit memerah--akibat menangis paksaan--Jaemin merogoh saku seragamnya lalu menatap horror layar ponsel kesayangannya


Kak Junkai❤

Dimana?


Singkat. Padat. Jelas! Jaemin sampai merinding melihat pesan kakaknya itu.

Tarik nafas, buang, tarik nafas, buang. Jaemin terus melakukan hal itu sampai ia merasa rileks dan mulai mengetikkan pesan balasan pada Junkai


Kak Junkai❤

Dimana?

|Di National Park kak

Sedang apa disana?

|Hanya jalan - jalan, bersama kak Renjun kok

Jujur pada kakak, kamu dimana sekarang?

|Aku sudah jujur kak, aku berada di National Park

Bersama Renjun?

|Iya kak, bersama kak Renjun. Tadi kan aku sudah bilang :(

Renjun sedang menginap dirumah Seungmin, tadi dia menelpon kakak dan memberitahu kalau dia akan menginap karena besok hari minggu. Jadi berandal kecil, dimana kamu sekarang?



'MAMPUS!'

Seketika Jaemin langsung berlari menuju halte, namun nasib sial sedang ingin mengikuti pemuda jangkung bermarga Na ini, busnya sudah jalan beberapa detik sebelum ia sampai di halte yang mana membuat Jaemin harus berlari ekstra mengejar bus tersebut

"PAK! TUNGGU PAK!!! SAYA BELUM NAIK BUSNYAAAAAAA!!! PAK SUPIRRRRRRRRR!!!" Jaemin berteriak sangat keras. Untungnya Jaemin adalah mantan pelari terbaik disekolahnya dulu, jadi kalau urusan lari berlari itu hal yang mudah dilakukan olehnya.

Usaha Jaemin ternyata tidak sia - sia karena kini bus yang Jaemin kejar sudah mulai menunjukkan tanda kalau bus tersebut akan berhenti. Jaemin tersenyum cerah sambil mengusap peluh yang banyak menetes diwajahnya

"Hahhhhhhhhhh~ thanks god, i love you" kata pertama yang Jaemin ucapkan saat ia baru saja mendudukan tubuhnya disalah satu bangku bus.

Bus kembali melaju meninggalkan tempat pemberhentian dadakan tadi. Sepanjang perjalanan, pikiran Jaemin terus melayang jauh. Dari mulai kebodohannya yang kenapa kumat disaat seperti tadi sampai kemarahan kak Junkai yang mungkin akan lebih mengerikan dari guru fisikannya disekolah.

'Bodoh! Kenapa tidak terpikir olehku untuk menghubungi Seungmin? Kalau saja dari tadi aku menghubungi Seungmin, mungkin sekarang aku sudah berada dirumah, menunggu makanan tersaji rapi dan siap untuk makan malam. Dan juga aku tidak perlu berbohong pada kak Junkai yang sayangnya kebohonganku itu sia - sia saja. Bagaimana dengan nasibku saat sampai dirumah nanti ya Tuhannnnnn, please help me'




~TBC~

Hayyyyyyyyyyy~
Sebelumnya aku mau ngasih tau kalo kayanya ini bahasanya gak bakal baku banget, soalnya pusing mikir ini cocok apa enggak kata yang ini sama yang itu tuhhhh :( Eniweyyyy, miss me? :"

1 : 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang