"Njun, beneran mau nginep disini?"
"Iya ih! Aku kan udah bilang dari tadi, kalau aku itu mau nginep disini!" Renjun agak menaikan volume bicaranya karena muak dengan pertanyaan yang sama yang diajukan oleh Seungmin.
"Ada masalah apa lagi dengan Jaemin?" Seungmin sudah cukup tahu tabiat Renjun, kalau Renjun tiba - tiba ngotot ingin menginap dirumahnya itu sudah pasti dia sedang ada masalah dengan salah satu saudaranya terutama dengan Jaemin. Bersahabat sejak kecil dengan Renjun, membuat Seungmin mau tak mau harus mengerti dan tahu semua kebiasaan juga kesukaan remaja bergingsul itu.
"Tidak ada."
"Yakin? Bilang tidak ada kok mukanya cemberut gitu?"
"Ihhh Minnie~ Njun kesel deh sama Nana, sama Jeno jugaaaa!" Sejujurnya Seungmin agak geli sih setiap Renjun seperti ini, berbicara dengan suara merengek seperti anak kecil terkadang ada aegyo yang terselip. Tapi karena sudah terbiasa Seungmin sudah bisa mengendalikan rasa gelinya.
"Kenapa memangnya?"
"Mereka malu punya kakak kaya Injun. Memang Injun kenapa sampai mereka malu?" Wajah Renjun sudah memerah, air matanya sudah siap meluncur bebas dalam sekali kedipan mata. Seungmin yang melihat itu langsung memeluk Renjun dan menenangkan sahabatnya itu.
"Sshh~ sudah, mungkin kamu salah paham Njun. Inget kejadian sebulan lalu? Kamu salah paham kan gara - gara Jeno yang tidak mengajakmu pergi ke taman hiburan. Padahal waktu itu Jeno tidak mengajakmu karena dia mau membelikan hadiah untukmu. Jadi, coba kamu jangan berpikir yang tidak tidak, biar tidak salah paham lagi." Seungmin terus mengusap punggung Renjun yang masih menangis sesenggukan
"Tapi,-"
Tok! Tok!
"Seungmin, kamu ada didalam?"
"Masuk aja kak, tidak dikunci kok!"
Cklek
"Oh? Ada Renjun ternyata. Nginep?"
"Iya kak, Kak Chan mau apa kesini?" Jawab Seungmin pada tamu yang tak lain adalah tetangganya, Christoper Bang Chan atau akrab dipanggil Chan.
"Mau ketemu calon."
"Calon? Kak Wonpil? KAK CHAN SUKA SAMA KAK WONPIL?" Renjun teriak dengan ekspresi mukanya yang konyol, ingusnya yang kini sudah meleber di pipinya juga mata yang sembab dan masih memerah.
"Bukan! Ya masa sama Wonpil!" Chan kesal, sungguh! kenapa harus Wonpil yang terlintas di kepala pemuda bergingsul itu.
"Terus siapa? Minnie, kamu tahu?" Seungmin menggeleng tanda kalau dia juga tidak tahu
"Tuh Seungmin saja tidak tahu. Memangnya siapa? Dirumah ini kan hanya ada kak Wonpil dan Seungmin"
Chan frustasi! Dia menarik rambutnya sendiri saking kesalnya. 'Untung Renjun manis, untung Renjun cantik, untung Renjun lucu jadi termaafkan. Senyum Chan senyum, setidaknya jangan sampai kamu terlihat galak didepan kedua balita ini' bathin Chan yang menjerit
"Kak Chan kenapa senyum seperti itu?" Seungmin bertanya karena sungguh senyuman Chan kali ini sangat menyeramkan, seperti seorang psikopat yang ada di film film.
"Tidak, tidak apa - apa. Ya sudah kakak ke kamar Wonpil dulu ya." Chan sudah bersiap balik badan sebelum Renjun kembali mengatakan hal yang membuatnya makin frustasi
"TUH KAN SEUNGMIN! KAK CHAN ITU SUKA SAMA KAK WONPIL. BUKTINYA SEKARANG MAU KE KAMAR KAK WONPIL!"
"TERSERAH!!!" Teriak Chan penuh emosi. Habis sudah kesabarannya, tidak peduli dengan citra kalem dan baiknya, Chan benar - benar sudah tidak peduli!
Setelah kepergian Chan, Renjun dan Seungmin malah lanjut mengobrol dengan tema "ada apa dengan kak Chan dan kak Wonpil" dan melupakan masalah Renjun tadi.
.
.
.
"Na Jaemin.""Iya kak?" Terlihat santai dari luar namun sebenarnya dalam diri Jaemin tengah terjadi perdebatan antara bathin dan logikanya.
"Tadi kemana dulu sepulang sekolah?" Tatapan Junkai kali ini bener - benar membuat kedua adiknya kembali menunduk takut. Jeno yang memang sudah duduk di sana sebelum Jaemin datang malah makin merapatkan badannya pada pinggiran sofa, berbeda dengan Jaemin yang terlihat santai dengan posisi duduk seperti biasa.
"National Park" jawab Jaemin singkat, karena jujur dia kehabisan kata - kata pembelaan yang sudah disiapkan sejak Jaemin masih dalam perjalanan pulang tadi.
"Jawab yang jujur Na Jaemin!"
"Aku jujur, aku pergi ke National Park tadi." Junkai diam dan menatap tajam pada adik bungsunya itu.
"Mau apa kamu ke National Park? Jika hanya jalan - jalan, kamu tidak mungkin pulang sampai malam seperti ini." Jaemin makin erat meremat jari - jarinya sendiri, Jaemin takut jika dia akan mendapat kemarahan yang lebih lagi dari kak Junkai kalau kakaknya itu tahu alasan dia pergi ke National Park itu untuk mencari Renjun yang sedang marah padanya.
"Jaem.." Jeno memanggil Jaemin pelan, dia takut kalau adiknya itu menangis karena sedari tadi Jaemin belum membuka suara lagi
Setelah menarik nafas pelan dan memantapkan hatinya, Jaemin mengangkat kepalanya dan menatap Junkai
"Aku dan kak Renjun, kita sedang bertengkar. Aku pergi ke National Park untuk mencari kak Renjun, aku tidak mau kena marah lagi karena bertengkar dengannya, makanya aku berusaha mencari kak Renjun sampai ketemu dan kembali pulang bersama. Maaf, karena aku sudah berbohong pada kakak, aku yang salah." Setelah itu Jaemin kembali menunduk dengan bahu yang sedikit bergetar menahan tangis.
"Jeno juga, Jeno sudah bohong pada kakak, Jeno minta maaf." Berbeda dengan Jaemin yang langsung menunduk guna menyembunyikan tangisnya, Jeno malah secara terang - terangan berlinang air mata didepan Junkai.
Sebenarnya Junkai tidak tega melihat kedua adiknya menangis seperti ini, tapi dia harus bisa menerapkan sikap yang baik pada adik - adiknya agar mereka tidak terbiasa melakukan hal buruk di kemudian hari.
Junkai mengambil ponselnya dan mulai menelpon seseorang
"Renjun, pulang sekarang. Ada yang ingin kakak bicarakan."
~TBC~
Baca ulang, kok karakter Jeno nya soft banget giniiiii :(

KAMU SEDANG MEMBACA
1 : 3
FanfictionKisah keluarga tanpa orang tua : kakak tertua beserta tiga adik kembar berbeda marga. ••• Main cast : Wang Junkai ft. NoRenMin