[Berbeda]

2.4K 289 7
                                    

Gelap, hal pertama yang ia lihat saat masuk kedalam salah satu unit apartemen mewah di kawasan elit. Menyalakan saklar lalu berjalan menuju kamarnya.

"Hahhh aku merindukan wangi apartemen ini." Tersenyum manis seraya menutup matanya.

"Apa kabar kamu?" Perlahan senyum manis itupun meredup, dadanya sesak setiap kali mengingat orang yang ia puja selama ini.

"Jeno terlihat masih sama seperti lima tahun lalu, entah bagaimana denganmu."

Tangannya membuka aplikasi chat dan melihat roomchat nya dengan seseorang yang ia rindukan. Terakhir mereka bertukar pesan adalah lima tahun lalu, dan terakhir mereka berbicara lewat telpon adalah kemarin malam itupun tidak bisa disebut mengobrol karena hanya satu pihak yang terus berbicara, yang pastinya bukan seseorang itu.

"Do you still hate me?"




Flashback

"Hari ini pulang jam berapa?"

"Sekitar jam lima, aku ada kerja kelompok dengan Jackson pulang sekolah nanti."

Yang lebih kecil mengangguk paham, lalu melanjutkan meminum susu kotaknya yang sempat ia abaikan tadi.

"Jeno bagaimana?"

Tidak ada jawaban, menoleh kesamping dan yang terlihat adalah pemuda dengan susu kotak ditangannya itu tengah menunduk dalam.

"Hey, kenapa?"

"Kenapa kau menanyakan hal itu lagi Wang Junkai?"

Junkai, pemuda lain yang tengah berjalan beriringan dengan pemuda tadi tersenyum tipis.

"Jangan memberikan terlalu banyak harapan pada adikku, dia orang yang baik. Kamu bersikap seolah iya kamu juga mencintainya, entah dengan hatimu. Dan jujur, aku akan sangat membencimu jika sampai benar kamu hanya bermain-main dengan hati adikku."

Pemuda itu kembali menunduk, sejujurnya ia juga tidak tahu apa yang hatinya inginkan. Ia ingin bersama Jeno, tapi bukan berarti dia juga mencintainya. Hatinya sudah terisi penuh oleh satu orang yang sayangnya orang itu malah mendukungnya untuk bersama orang lain.

"Jangan terlalu dipikirkan, nanti harimu jadi kacau. Aku duluan ya, Yuan."

Flashback end
.
.
.
.
Suasana makan malam kali ini sepi, tidak ada Jaemin dan Renjun yang selalu bertengkar berebut makanan, bahkan Jeno pun lebih diam daripada biasanya. Junkai yang memang tidak pernah memulai obrolan saat makan juga malah diam. Mereka berempat fokus pada makanan masing-masing, walau terlihat jelas bahwa Jeno dan Renjun kebanyakan melamun daripada makan.

"Aku selesai." Jeno yang pertama menyelesaikan makannya langsung beranjak pergi ke kamarnya. Tidak mengungkapkan kata-kata seperti hari biasanya. Jaemin yang melihat itu langsung terburu - buru menyelesaikan makannya dan menyusul Jeno.

Junkai sempat heran melihat tingkat adiknya tapi ia lebih memilih diam. Renjun sudah menyelesaikan makannya, tapi tetap diam ditempatnya. Menunduk dalam dan melamun, mengabaikan tatapan bertanya dari kakaknya.

"Injun,"

"Eh? Iya kak, sudah selesai? Nanti biar Injun yang bereskan." Renjun langsung berdiri dan siap untuk membereskan meja makan sebelum pergerakannya ditahan oleh Junkai.

"Kenapa kak?" Tanya Renjun heran.

"Kalian, ada masalah?"

Renjun diam, sejujurnya ia memang sedang ada masalah tapi tadi Junkai menyebut kalian yang berarti mereka bertiga. Renjun tidak tahu menahu tentang apa yang terjadi pada kedua adiknya karena memang ia sendiri terlalu banyak memikirkan masalahnya.

Terlalu lama Renjun terdiam, membuat Junkai semakin yakin bahwa sesuatu memang telah terjadi. Entah itu melibatkan mereka bertiga sekaligus atau individu secara bersamaan.

"Tidak perlu dijawab, kakak hanya bertanya karena kakak merasa aneh dengan sikap kalian yang lebih banyak diam tadi. Setelah membereskan ini langsung istirahat ya, jangan terlalu lelah dan banyak bergadang nanti kamu sakit." Setelah mengusap pucuk kepala Renjun, Junkai langsung keluar dari arena dapur meninggalkan Renjun yang kembali terdiam dan menunduk dengan mata yang mulai berkaca-kaca.








~TBC~

1 : 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang