lima

7.8K 679 29
                                    

"Demi Allah pak kami tidak melakukan apapun" kata Ricad mempertahankan.

"Halah mengelak saja kau anak muda. Kami ini tahu kelakukan anak muda di kota seperti kalian" kata salah seorang saksi.

Eyi sudah menangis disamping teman kerjanya.

"Pak Ricad, saya sebagai kepala desa sangat menghargai pengakuan anda. Tapi warga saya tidak percaya apa yang anda katakan" kata pak kades menatap Ricad.

Ricad sudah prustasi dari 3 jam yang lalu. Bahkan saat ini sudah jam 11 malam pun mereka masih disidang dirumah pak kades.

"Tapi mereka hanya melihat saya sedang memeluk dokter Eyi" kata Ricad.

"Bukan kan berpelukan dengan yang bukan muhrim itu termasuk zina?" Kata salah seorang warga.

"Tapi itu tanpa sengaja, dokter Eyi sangat ketakutan" kata Ricad.

"Sudah lah!! Sekarang kita mau mereka dinikahkan!! Kita tidak mau kampung kami terkena musibah gara gara mereka membuat dosa!!" Warga mulai menyetujiu usulan saksi.

"Besok kita nikahkan mereka!!" Kata salah seorang warga.

Ricad sudah pasrah, toh iya sudah jujur.

Ricad menatap Eyi yang berada disampingnya. Tatapan teduh dan lesu tanda ia sudah menyerah.

"Maaf" gumam Ricad yang masih didengar Eyi.

Eyi semakin menangis mendengar permohonan maaf Ricad. Ia merasa sudah membawa Ricad kedalam masalh ini.

Andai Eyi tidak memeluk Ricad, Andai phobia nya tidak kambuh. Pasti ia tidak akan mendapatkan masalah ini. Pasti ia tidak akan menyusahkan Ricad sampai sedalam ini.

Bahkan dari tadi ia hanya menangis dan Ricad yang berusaha meyakinkan warga dan kepala desa bahwa mereka tidak melakukan apapun.

Akhirnya Eyi kembali penginapannya bersama temannya. Kepalanya sudah pusing dan ia segera merebahkan tubuhnya.

Ricad masih membeku didalam kamarnya. Ia tidak menyangka ada malam yang akan merubah hidupnya selamanya.

Bahkan kepala Ricad saking pusingnya sudah merasa tidak diatas lagi. Hingga suara telpon membuyarkan lamunannya.

"Assalammualaikum"

"Waalaikum salam, mas lo benerkan ngga apa apain mbak gw" kata Okta tajam, bahkan Ricad merasa Okta sekarang adalah musuhnya.

"Kamu bahkan tahu alasan ku menjauhi Eyi dari dulu bukan? Mana bisa aku melakukan itu" kata Ricad.

"Bagaimanapun lo cowok normal mas, bisa aja lo mencari kesempatan"

"Demi Allah Okta, Aku ngga melakukan apapun. Bahkan mbakmu yang memeluku  duluan karena phobianya kambuh. Mana mungkin aku melakukan hal keji itu. Aku masih waras" kata Ricad tajam, bahkan ia sudah lelah untuk berbicara dan amarahnya mungkin akan meledak sebentarlagi.

"Ok, gw percaya. Papi sama mami lagi kesana buat mastiin. Titip mbak Eyi. Semoga lo bisa ngehadepin semuanya ya mas.

"Makasih ya ta"

"Sama sama, gw turup ya. Assalammualaikum"

"Waalaikum salam"
.
.
.
.

4.45 am

Rizal dan Anna sudah sampai di desa, mereka langsung mendatangi anak merekan.

Setelah solat subuh tadi, mereka sekarang sedang berkumpul di kamar Eyi.

Eyi manis, mas yang punya!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang