sebelas

10.5K 735 40
                                    

Pagi hari ini, fajar belum menampakan diri. Ya tentu saja kerena masih jam 4 pagi.

Begitupun dengan Kedua anak manusia yang masih setia dengan selimut yang memnutupi tubuh mereka. Keduanya berpelukan untuk memberikan kehangata.

Eyi bangun karena merasakan pelukan Ricad yang semakin erat. Untuk beberapa saat ia memandang wajah suaminya itu.

Mulai dari rambutnya yang hitam dan tebal, turun ke hidung, rahang yang tegas. Tak lupa bibir yang tadi malam membuatnya mabuk.

Disentuhnya hidung yang mancung perlahan seperti membuat garis panjang. Lalu turun ke bibir, entah kenapa saat melihat bibir Ricad, Eyi merasakan panas di pipinya dan membuat merah.

"Eugh" racau Ricad saat merasa terganggu, lalu ia menyelundupkan wajahnya diceruk leher Eyi.

Ricad kembali membuat Eyi merinding karena sentuhan Ricad.

Entah kenapa Eyi malah tersenyum dan mengusap pelan kepala Ricad.

Tiba tiba Ricad mendongakkan wajahnya melihat wajah istrinya.

Eyi tiba tiba malu untuk melihat wajah suaminya, dadanya kembali berdetak kencang seperti tadi malam.

Eyi menundukan pandangannya menghadap dada Ricad karena malu. Ia bahkan mendengar debaran jantung Ricad yang kuat.

"Pagi" seru Ricad pada Eyi dengan suara serak khas orang bangun tidur.

"Pagi juga" jawab Eyi pelan.

Ricad beberapa kali mengecup pucuk kepala Eyi. Tapi seketika Eyi mendongak dan alhasil malah mencium bibir Eyi.

Eyi kembali malu dibuat seperti itu oleh suaminya.

"Ihhh gemeesshh" kata Ricad greget pada istrinya sambil mencubit pipinya.

"Sakiit" rengek Eyi pada suaminya.

"Yang mana yang sakit? Eum?" Tanya Ricad ambigu sambil menaik turunkan alisnya.

"Ishh mesuumm" kata Eyi

Ricad tertawa mendengar perkataan istrinya.

"Makasih" kata Ricad tulus yang hanya diangguki oleh Eyi.

Tiba tiba Ricad mendekatkan wajahnya ke wajah Eyi. Semakin dekat semakin dekat mata Eyi sampai terpejam.

"I love you" kata Ricad tepat di telinga Eyi.

Eyi menatap Ricad dengan tatapan tak percaya, matanya lurus menatap mata Ricad mencari sesuatu.

Tidak ada kebohonhan dalam mata Ricad. Apa Ricad tidak berbohong?

Kenapa tiba tiba jantung Eyi berdetak lagi dengan cepat.

"Jawab dong" kata Ricad.

"Hah?" Kata Eyi kaget sambil mengerjap kan matanya beberapa kali.

"Ngga" kata Ricad lalu beranjak dari kasur.

"Mas dulu yang mandi ya. Nanti mas sekalian siapin air nya" kata Ricad lalu mengecup pucuk kepala Eyi dan beranjak ke kamar mandi.

Eyi kembali diam memikirkan perkataan yang diucapkan Ricad.

Lalu ia beranjak dari kasur, memunguti pakaiannya dan memakainya kembali.

Sambil menahan rasa sakit yang ada pada pangkal paha nya, ia menyiapkan baju untuk suaminya.

30 menit Ricad keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk untuk menutupi bagian bawahnya saja.

Eyi yang melihat langsung buang muka agar muka merahnya tidak terlihat oleh suaminya.

"Mandi gih, mas udah siapin air nya" kata Ricad, Eyi hanya mengangguk lalu menuju kamar mandi.

Eyi manis, mas yang punya!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang