empat

8.1K 599 19
                                    

Hari ini adalah keberangkatan ke Desa Suka Asri yang terletak di daerah pegunungan. Desa yang sangat pelosok, bahkan listrik saja belum sampai kedaerah ini.

Eyi berangkat bersama rombongan dari RS Dharma Bakti.

Sesampainya disana mereka sangat antusias dengan pemandangan yang menakjubkan. Desa yang dekat dengan pegunungan.

"Ya Allah, baru kali ini gw datang ketempat macem ni, Asri banget sumpah" kata dokter Arka yang dilanjutkan kekehan dari anggotanya.

"Gila sejuk banget, beda sama jakarta" kata Mergaret kagum.

"Yaudah si, yuk lah udah ditungguin sama pihak Adhiaksa Corp" kata Eyi.

"Caelah Yi, perusahaan milik sendiri juga lo" kata Arka.

"Ya kita kan harus profesional kalo kerja" Timpal Eyi.

Akhirnya mereka masuk kedalam rumah kepala desa yang dijadikan sebagai tempat penyambutan tamu.

"Selamat datang para petugas medis dari RS Dharma Bakti, saya selaku kepala desa disini sangat berterima kasih kepada Anda semu yang berkenan Hadir di Desa kami yang serba kekurangan ini. Saya ucapkan juga terima kasih kepada bapak Ricad selaku ketua pelaksana dalam acara ini"

"Saya memohon bantuannya kepada Anda Anda semua untuk bisa sedikit memajukan desa kami" kata kepala desa.

Eyi mengacungkan tangannya tanda ia ingin bertanya.

"Ia silahkan mbak" kata kepala Desa.

"Saya Dokter Reyna dari RS Dharma bakti. Apa listrik sudah masuk ke daerah ini pak?" Tanya Eyi.

"Sudah, tapi hanya sebagian. Seperti di pintu masuk desa, Kantor kepala Desa mbak" jawab kepala desa.

"Kenapa?" Tanya Arka

"Sangat sulit untuk menghubungkan satu listrik dengan listrik yang lain mas. Karena didaerah ini rawan sekali longsor dari gunung. Dari warganya juga, banyak yang tidak mampu untuk membayar listrik" jawab kepala desa sedih.
.
.
.
.
.
.
Akhirnya mereka di tugaskan dibeberapa titik desa.

Eyi mendapatkan tempat di ujung desa, paling dekat dengan pegunungan. Ditemani bersama 2 suster yang siap membantunya dan 3 orang dari kantor papinya.

Hari pertama bekerja, mereka berkeliling mengecek kondisi setiap rumah. Sudah dikatakan bahwa hampir semua rumah belum memiliki listrik dan hanya mengandalkan lilin dan lampu ceplik.

Mereka mengek setiap rumah desa, yang layak dan tidak layak untuk dihuni.

Memeriksa semua orang yang berada disana. Eyi sangat senang dengan kegiatan seperti ini.

Jiwa kemanusiaannya muncul sangat besar saat melihat orang orang yang hidupnya sulit.

Dihari kedua mereka membangun beberapa titik air bersih. Dana sendiri diberikan oleh Adh Construction. secara cuma cuma.

Terdapat 12 titik mata air bersih yang dibuat didesa itu.

Dihari yang ketiga Eyi dibantu 2 susternya dan 3 orang kantor untuk membahikan selimut kepada warga.

Namun saat ia membagikan selimut pada warga ada seorang anak kecil yang menarik snelli nya.

Eyi menengok kebelakang, betapa kagetnya ia melihat anak kecil dengan muka yang sudah penuh oleh air mata dan keringat.

"Ada apa dek? Bicara sama kakak" kata Eyi sambil berjongkok memegang kedua tangan anak kecil yang kisaran berusia 7 tahunan.

"Ibu..." kata anak itu sambil menangis.

Eyi manis, mas yang punya!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang