Skip rumah sakit......"Assalamualaikum nenek...."
"Waalaikumsalam nak...,kamu sudah pulang atau sedang istirahat?"
"Aku izin untuk pulang lebih cepat nek. Rasanya aku kangen banget sama nenek."
"Seharusnya kau ini tidak boleh sering seperti itu,nenek sudah sering mendapati kamu izin kerja, itu tdk baik untuk pekerjaan kamu diva."
"Hehe peace nek,gapapa ko kan bos ku baik banget."
"Oya Div nenek mau bertanya tentang bos mu itu,kenapa dia baik sekali kepada kita,bahkan tadi. Dia siapa namanya?"
"Richard nek."
"Loh ko kamu sepertinya malas sekali mengucapkan nama atasan mu itu?"
"Yah nek akutu sebenernya gasuka dengan sikap pak richard yang menurutku berlebihan nek. Dia selalu saja mengganguku bila sedang bekerja rasanya ingin aku keluarkan saja dari kantor nek."
"Hush tidak boleh begitu Div. Pak Richard itu sangat baik bila kamu ingin tahu."
"Sayangnya aku gamau tau nek. Sudahlah jangan bahas dia lagi! aku muak dengernya. Lebih baik nenek makan yah,aku tadi bawain soto ayam kesukaan nenek nih."
"Tunggu Div biarkan nenek bercerita dahulu tentang atasan mu pak Richard."
"Emang nenek mau cerita apa si tentang dia?"
"Dia telah membayar semua biaya rumah sakit nenek."
"Nenek pasti boong mana mungkin dia mau bayar?"
"Coba kamu tanya administrasi."
"Emm sudahlah nek. Nanti saja yang penting nenek istirahat yah,ayo nek baring."
"Tapi kamu harus percaya tentang hal yang tadi nenek bilang Div."
"Iya nek."
Perkataan nenek tentang pak Richard terus berputar di kepalaku seakan ingin sekali tahu,kenapa dia melakukannya untuk nenek? Apakah dia mempunyai hubungan dengan nenek? Apakah ada sesuatu yang dia sembunyikan dari ku selama ini? Dan mungkin kah itu alasan dia selalu mengikutiku?
Seperti orang gila aku terus berjalan tanpa melihat apapun,pandangan ku kosong,dan jalan ku tidak sesuai arah. Aku ingin sekali membicarakan hal tadi dengan pak richard.
Apa besok saja aku menemuinya?
Yahh itu jalan terbaik agar aku bisa tau segalanya.
***
Setelah bersiap siap dan sudah rapih. Akupun bergegas untuk pergi bekerja. Aku tidak sempat sarapan karna waktu sudah menunjukkan pukul 07.15.
Seperti biasa aku akan mencari angkutan umum di sekitar rumah nenek. Maka aku menunggu tetapi sudah 15 menit tidak ada satupun kendaraan yang lewat. Ini aneh sekali dan bahkan sangat aneh,padahal kan ini sudah siang.
Disaat aku sedang gelisah menunggu kendaraan yang mungkin bisa membawaku pergi untuk mencari pundi pundi rupiah,ada sebuah mobil yang sangat bagus dan mungkin tidak pernah aku lihat lewat sekitar jalan sini. Mobil itu pun mendekatiku dan berhenti di sebelahku...
"Hey div. Ko belom berangkat? sudah jam berapa ini? Ayo berangkat bareng saya!"
"Emm tidak usah pak,saya bisa naik angkutan umum saja."
"Kamu ini bagaimana. Apa kamu mau saya pecat karna terlambat masuk kantor?"
"Tidak pak saya tidak mau."
"Ya sudah ayo ikut saya."
Pak Richard turun dan membukakan pintu mobilnya untukku? Sangat tidak biasa
"Apakah tidak merepotkan?"
"Ah sudahlah kamu ini lama sekali,ayo diva. Nanti kita lanjut ngobrolnya di mobil."
"Iiiyaaa pak iya."
Akupun masuk kedalam mobil pak Richard. Setelah itu aku tidak tau kenapa rasanya aku tidak enak karna sudah merepotkannnya.
Perjalanan terasa sangat lama karna diantara kita berdua tidak ada yang memulai pembicaraan. Aku juga heran mengapa CEO ku ini aneh yah,biasanya dia akan banyak merecoki ku tapi sekarang?but,who knows?maybe later
Seketika aku teringat pada keinginanku untuk menanyakan soal biaya rumah sakit nenek yang dia bayar. Tapi aku merasa kondisi mood pak richard sepertinya tidak baik,mungkin akan kubahas nanti saja.
***
Mobil berhenti menandakan kita sudah sampai di pelataran perusahaan Berkshire Hathaway
Ya itulah sedikit penampakan tempat kerja ku yang melibatkan banyak relasi relasi dari luar negri dan juga berisi orang-orang yang berkepentingan. Dari situ aku sangat bersyukur yang diatas memberiku jalan yang sangat aku syukuri. Walaupun dengan banyak kekurangan tapi aku masi bisa menerima nya dengan lapang dada. Karna mungkin itu hal yang terbaik...
***
KAMU SEDANG MEMBACA
IM FINE
General FictionKenyataan yang pahit ketika mendapatkan kebenaran bahwa sesungguhnya apa yang membuat kita bahagia dan senang itu ternyata ada dibalik keterpurukan yang kita alami. Semuanya berawal dari DENDAM yang disimpan dan dilampiaskan kepada orang yang sama s...