part 1

7.8K 655 130
                                    

jangan hujat aku karena lagi bucin ke jeykey. Rambutnya kan gondrong, pasti rambut yang lain juga ikutan gondrong kan? 🌚 *eh

#ditampolrame-rameamabininya







***




Kediaman jeon, 08.00 kst

Suara gaduh berasal dari pijakan kaki bertempo cepat menuju salah satu kamar milik tuan muda satu-satunya dari keluarga jeon. Kaki jenjang berbalut celana sutra dengan paduan jas hitam serta dasi berwarna senada menghiasi leher pria berusia 40-an berparas tampan dengan kumis tipis disetiap sisinya. Dia adalah tuan jeon jung woo. Ayah dari jeon jungkook, pria tinggi berusia 23 tahun yang semalam begitu gila saat berada di night club milik salah satu temannya.

"JEON JUNGKOOOOK...!"

Suara menggelegar milik tuan jeon tidak di hiraukan pria yang kini masih bergelut dengan selimut tebalnya di atas ranjang empuk ternyamannya. Bukan tidak menghiraukan, jungkook memang susah untuk dibangunkan hanya dengan suara keras saja. Harus ada sentuhan langsung atau bisa dengan sedikit pukulan bahkan tamparan kalau mau membangunkannya.

Tuan jeon yang sudah berwajah sangar sudah bersiap mengayunkan sebuah pukulan keras ke arah punggung yang tidak berbalut pakaian itu.

"JEON JUNG_"

Drrttt...

Getaran ponsel dari balik jasnya yang rapi menghentikan apa yang akan dilakukannya. Dengan wajah serius, kini dia tengah sibuk berbicara lewat benda pipih yang ada di telinganya.

"hem...aku akan berangkat sekarang. Siapkan berkas apa saja yang akan ku bawa" ucapnya sebelum menutup panggilan telfonnya. Dia kembali ke niat awalnya, membangunkan putra satu-satunya dari keluarga jeon.

PLAK!

Satu tamparan keras melayang langsung ke punggung polos yang tengah meringkuk itu, tidak polos sebenarnya. Pahatan seniman bergambar salib menghiasi bagian tengah punggungnya yang putih. Dia mulai menggeliat gusar. Mendapat pukulan keras seperti itu tentu saja dia bangun, hanya saja dia malas membuka kedua matanya karena sang ayah masih berdiri disana. Dia terlalu malas berdebat dengan ayahnya di pagi hari seperti ini.

"bangun jungkook, sampai kapan kau akan tidur? Dasar anak tidak berguna" ucap ayahnya kembali melihat ponselnya dan menghubungi seseorang. Jungkook membuka matanya saat dia yakini ayahnya sudah keluar dari kamarnya setelah mendengar pintu tertutup dari luar.

"pagi yang sangat membosankan..." gumamnya beranjak dari tidurnya lalu berjalan ke kamar mandi

.

.

Ruang makan...

Tuan jeon tengah makan sendirian di saat ketukan sepatu yang berasal dari kaki putranya itu mulai turun dari lantai dua. Jaket kulit kesayangannya sudah membalut tubuh kekar miliknya. Anting bulat dan tindik dimana-mana membuat pria itu semakin terlihat tidak berguna dimata ayahnya disaat dia adalah putra dari seorang presdir.

"makan dulu!" tangkas ayahnya saat jungkook dengan acuhnya melewati meja makan tanpa menyapa ayahnya yang sejak tadi menunggunya

"aku tidak lapar" sahut jungkook

"duduk sebentar, ada yang ingin ayah bicarakan" perintahnya lagi, tapi lagi-lagi jungkook tidak menanggapinya dan terus berjalan pergi.

"duduk atau ucapkan selamat tinggal pada black card mu" ucapan yang sama dan ancaman yang selalu sama setiap jungkook tidak mau mendengarkan apa yang diperintahkan oleh ayahnya. Tapi percayalah, gertakan dari tuan jeon membuat pria bertato itu kini duduk dengan tatapan malasnya. Padahal didalam hatinya kini tengah mengumpat ribuan kali. Mencaci maki dengan kalimat kotor apapun yang bisa dia pikirkan.

Impossible Love || BTS-Jeon Jungkook || ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang