Part 6

5.2K 663 139
                                    


Makasih udah berusaha untuk tidak sider.pertahankan itu ^^

***

.
.
.

Author pov:

Setelah yeon ji mengatakan hal itu, tuan jeon diam tidak menjawabnya. Hembusan nafas beratnya terdengar di telinga yeon ji, Seperti nafas kekecewaan. Mendadak Dia berfikir, apakah yang dilakukannya ini benar? Menjauh dan pergi hanya karena gertakan? Sedang pria yang berada diseberang sana adalah donatur tetap ditempat tinggalnya dulu. Untuk apa dia mengadu pada orang yang selama ini menjadi penolong semua orang yang disayanginya? Bukankah dia sendiri yang memilih jalan ini? Mengorbankan kebahagiaan masa depannya pada duda beranak satu?

Yeon ji mendadak menyesal sudah mengatakan itu hanya karena gertakan dari calon putra tirinya.

"apa sesuatu terjadi dirumah? Apa jungkook membuat masalah?"

Pertanyaan dari tuan jeon seketika menyadarkan lamunannya, membawanya kembali ke realita kalau kini dia masih bicara dengan pria paruh baya itu lewat telfon," ti-tidak ada tuan. Aku hanya sangat merindukan ibuku serta anak-anak panti. Aku sedih karena disini sepi sekali. Aku belum terbiasa"

Yeon ji baru saja berdusta untuk yang pertama selama hidupnya. Bukan tanpa alasan, dia hanya mencegah pertengkaran antara ayah dan anak mengingat tuan jeon tipe ayah yang sangat tegas pada putranya. Terkadang, kebohongan itu dibutuhkan saat hal buruk akan terjadi karena efek terlalu jujur. dia tidak menyadari, kebohongannya barusan akan membawa kebohongan lain untuk menutupi segala hal yang akan terjadi.

Tuan jeon diam untuk beberapa saat, lantas kembali bicara, "aku tidak pernah melarangmu untuk keluar rumah nona kim. Pergilah kalau kau ingin menemui mereka. dirumah ada supir yang siap untuk mengantarkanmu kemanapun kau pergi. Atau kau ingin jungkook saja yang mengantarkanmu?"

"tidak usah tuan. Aku akan pergi sendiri saja. Baiklah, maaf mengganggu pekerjaan anda. Selamat pagi" sahutnya cepat lalu menutup panggilan telfonnya

Yeon ji membuang nafasnya kasar, Mengeratkan kedua tangannya berharap gemetarnya sedikit berkurang.

Sejenak dia diam berfikir, namun akhirnya dia membuat pilihan. Dia akan bertahan selama yang dia bisa dirumah ini. Kendalanya hanya sang putra, kalau sifatnya kasar dan tempramen seperti yang di katakan tuan jeon, dia akan merubahnya perlahan walaupun itu sulit. Tidak perlu takut hanya karena sedikit gertakan. Jungkook hanya mengancamnya agar dia pergi dari rumah ini, tidak mungkin dia benar-benar melukainya kan? Pikirnya

.
.
.

Yeon ji sudah duduk diruang makan. Dua hidangan sandwich sudah berada di masing-masing piring dan dua gelas jus jeruk segar hasil buatannya.

Dia menunggu jungkook turun untuk makan bersamanya. Mustahil memang,  tapi setidaknya dia sudah berusaha untuk mendekatinya.

Suara langkah kaki tiba-tiba terdengar, jungkook turun dengan dandanan yang biasa dia kenakan. Dia berjalan tidak perduli walau melihat yeon ji yang sudah berdiri dari duduknya, "jungkook-ssi, makanlah dulu sebelum berangkat kuliah" ucapnya tak lantas menghentikan langkah pria itu

"...tu-tunggu. Setidaknya minumlah jus ini jung_" ucapannya terjeda, jungkook berjalan pergi tanpa menoleh sedikitpun

Yeon ji kembali duduk, meraih roti buatannya dan memakannya secara perlahan, "hah... Percuma saja" gumamnya lelah

Impossible Love || BTS-Jeon Jungkook || ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang