Part 23

4.1K 513 73
                                    




* * *


Kalimat yang Jungkook katakan sama seperti tantangan yang akan di taklukkan oleh pria itu sendiri. Ide untuk membuat Yeon Ji cemburu, tidaklah begitu berhasil. Wanita tempo hari yang ia ajak ke rumah, sampai sekarang tidak pernah datang lagi. Saat dia kembali ke kamarnya saat itu, wanita tak bernama yang berada di sana dia usir pergi begitu saja setelah beberapa lembar won Jungkook lemparkan ke ranjang. Tanpa melakukan hal yang seharusnya, wanita bayaran itu hanya pergi tanpa bertanya apapun.

Jungkook kehabisan akal. Lelah memikirkan cara untuk merebut perhatian wanita itu. Apa dia harus benar-benar mengatakan pada ayahnya kalau mereka itu saling mencintai? Apa dia harus memaksa atau bahkan sampai menculik Yeon Ji dan membawanya pergi dari sana?

Kepalanya ia usak frustasi. Termenung tak tau harus melakukan apa lagi.

"Apa aku harus hidup secara benar kali ini?" gumamnya dengan mata terarah kosong ke langit-langit kamar.

Satu jam berlalu, yang ia lakukan dari tadi hanyalah melamun."Noona, Apa aku harus benar-benar berubah untuk merebutmu?" gumamnya lagi dengan satu lengan yang ia letakkan di dahinya, mencoba untuk santai tapi yang ada hanyalah rasa khawatir saja.

.

.

.

Pagi datang menggantikan malam. Mata Jungkook tak terpejam sama sekali karena efek memikirkan hal yang tak seharusnya. Dia sudah bersikukuh, mengambil jalan baru demi seseorang. Jangan kira jatuh cinta tak bisa membutakan mata hati, buktinya dia sudah buta dengan cinta yang tak seharusnya dia pilih. Semua demi apa? Demi gadis itu tentunya.

Sepagi ini Jungkook sudah bangun dengan dandanan yang tidak biasa. Bukan lagi jins kulit ketat ataupun jaket hitam pekat yang biasa ia padukan dengan both setinggi betis. Tapi kemeja putih bersih berlengan panjang dengan jins hitam biasa yang ia padukan dengan both biasa. Ada yang berbeda dari penampilannya, dia melepas pearching di bibirnya, tak lagi memakai anting panjang salib yang biasa ia gunakan dan tak lagi memakai kalung perak yang biasa rapper gunakan.

Perubahan pertama berhubungan dengan penampilan, yang kedua lebih fantastis lagi, yaitu merebut perhatian.

Dia turun dari lantai dua tanpa mengucap apapun. Dia hanya duduk saja bergabung dengan ayahnya yang kini sibuk sarapan di temani Yeon Ji di sebelahnya.

"Selamat pagi ayah?" sapanya untuk pertama kali dalam hidupnya. Ayahnya tertegun, apalagi Yeon Ji melihat penampilan pria itu berubah drastis.

Tuan Jeon meletakkan cangkir kopinya, menatap putranya yang kini duduk berseberangan dengannya. Matanya memicing, menciptakan kerutan-kerutan halus di dahinya. "Ada yang berbeda dari dirimu," ucapnya.

Jungkook diam. Dia hanya memakan roti yang baru saja di ambilnya.

"Kau memang terlihat berbeda. Benarkan, Nona Kim?" tanyanya pada Yeon Ji yang sedari tadi tak sadar hanya memperhatikan Jungkook saja. Dia tersentak saat Tuan Jeon memanggilnya tiba-tiba, membuat lamunannya seketika buyar.

"Nne? Oh... I-iya," jawab Yeon Ji kikuk memunculkan segaris senyuman tipis tak terlihat di bibir Jungkook.

"Untuk pertama kalinya putraku mau makan bersamaku tanpa disuruh terlebih dahulu. Kau_baik-baik saja kan?" tanya ayahnya.

Impossible Love || BTS-Jeon Jungkook || ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang