15. Purple

2.9K 323 22
                                    

Tzuyu POV..

"Sana?"

"Sana? Apa kau tidur?"

Kurasa dia sangat kelelahan, baru sebentar bersandar dipundakku tapi sekarang sudah tertidur. Ditambah semalam dia bilang kalau tidak bisa tidur.

"Ck..merepotkan saja anak ini"

Sepertinya aku harus menggendongnya lagi, aku juga tidak tega membangunkannya.

Perlahan kutatap wajah polosnya. Matanya tertutup rapat, tapi masih menyisakan bekas air mata di pipinya. Lalu kuusap lembut wajahnya, menyibak helaian rambutnya yang tertiup angin laut.

Sana kenapa sekarang aku merasa nyaman ketika berada didekatmu?

Detak jantungku terasa lebih cepat saat ini. Perasaan aneh ini terus saja kurasakan, tapi sejak kapan?

Tanpa berpikir panjang lagi, aku langsung menggendongnya di punggungku. Sana tidak terlalu berat bagiku, karena aku sudah sering olahraga jadi bisa dibilang fisikku cukup kuat.

~~~~~~

Akhirnya aku sampai di apartemen, dan ini untuk yang kedua kalinya aku menidurkan dia seperti anak kecil.

Sekarang sudah hampir jam 7 pagi, dan aku sangat kelaparan. Karena aku memang belum mahir memasak jadi aku hanya memanaskan sisa makanan kemarin.

*Drrttt*Drrttt*

Baru saja aku mau menyuap makanannya, handphone ku malah berdering.

"Ayah?" Sebanyak 10 panggilan tidak terjawab darinya. Dari tadi pagi aku memang meninggalkan handphone ku disini.

"Halo ayah ada apa?"

"....."

"Sekarang?"

"....."

"Tapi aku mau sarapan dulu"

"....."

"Iya 15 menit lagi aku berangkat"

"....."

*Tuutt*tuut*

Aku bergegas menghabiskan sarapanku karena sepertinya ada hal penting di kantornya. Aku diberikan kewajiban oleh ayah untuk memimpin perusahaannnya nanti setelah aku lulus kuliah.

Bukankah menyenangkan kalau langsung mempunyai pekerjaan setelah lulus kuliah? Iya kalau pekerjaan itu adalah passion mu, tapi kalau tidak bagaimana? Itulah yang terjadi padaku saat ini, sebenarnya aku tidak suka bekerja dikantoran.

Cita2 ku itu menjadi seorang dokter seperti ibu, sayangnya ayah menyuruhku mengurusi perusahaannya. Walaupun begitu aku tidak bisa menolakknya karena perusahaan milik ayah ini adalah yang terbesar di Korea, jadi sangat disayangkan kalau nantinya bangkrut atau tidak bekerja lagi.

"Hahh..sudahlah mau bagaimana lagi ini juga demi ayah.." Kutaruh piring bekas makanku di wastafel, aku tidak sempat mencucinya jadi biar Sana saja yang melakukannya nanti.

Aku langsung keluar apartemen dan melajukan mobilku pelan. Menurutku keselamatan lebih penting daripada apapun, jadi aku paling tidak suka membawa mobil kebut2tan.

Sebenarnya aku sedikit trauma, karena dulu aku dan Chaeyoung pernah mengalami kecelakaan mobil. Itu terjadi saat aku masih kelas 6 SD, ayah Chaeyoung mengajak kami jalan2. Dia membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi sampai akhirnya hilang kendali dan masuk ke dalam jurang, aku masih ingat sampai sekarang kejadian itu. Ku kira Chaeng akan mati mengingat kondisinya sangat keritis, aku juga terluka tapi tidak separah dirinya syukurnya ayahnya juga baik2 saja.

Forgive Me [SaTzu] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang