Jeongin dan Bisikan Setan

9.4K 1.2K 257
                                    

Setelah turun dari mobil dan berpamitan pada ayahnya, Jeongin dan Jisung segera melangkah memasuki gerbang sekolah beriringan. Sudah satu minggu ini Jisung menginap di rumah Jeongin karena atap kos yang ia sewa sedang di renovasi, sebenarnya bundanya Jeongin sudah menyuruh anak itu untuk tinggal bersama keluarga mereka saja daripada harus buang-buang uang setiap bulan untuk biaya kos, lagipula kalau ada Jisung, Jeongin mungkin akan berhenti kelayapan karena dirumah ada temannya.

Tapi Jisung menolak. Katanya sih karena kasihan sama Minho kalau kalau pacarnya itu butuh tempat untuk menginap.

Katanya....

"Je, Hyunjin sama siapa, tuh?" Jisung menyikut lengan sahabatnya dan menunjuk pemuda yang ia maksud.

Jeongin memercing tajam sebelum memastikan, "Sama cewek...." Jawabnya.

"Iya tau sama cewek, tapi siapa?"

"Mana aku tau, Han..."

"Ihh... Mana deket banget lagi... Lihat, pakai pukul-pukulan mesra segala, Je!" Jisung mulai ngelantur mengompor-ngompori Jeongin yang gampang terpengaruh itu, "Nggak cemburu kamu?"

Yang di tanya memajukan bibirnya kesal,"Cemburu...." Rengeknya, Mengerjap sedih karena tidak kuat melihat pemandangan Hyunjin yang sedang asik tertawa-tawa bersama seorang gadis di depan kelas mereka.

Mendengar itu, Jisung segera mencekal kedua bahu Jeongin memberi semangat, "Jangan sedih, Je. Jeje harus kuat!" Ucapnya sambil melotot dan menampakan ekspresi serius.

"Harus kuat?"

"Iya! Harus kuat! Senyum dong!"

"Iya... Iya..."

"Kamu teriakin mereka, geh..."

"Teriakin gimana, Nanti Hyunjin-nya marah, nggak?"

"Enggak....  Teriakin gini loh... Woy! gitu."

Jeongin yang memang dasarnya oon menurut saja apa keinginan Jisung barusan.

"WOY!"

Dari suara teriakan Jeongin yang lantang, Hyunjin dan gadis tadi-pun terkejut dan menoleh.

Keduanya lantas tersenyum melihat kehadiran Jeongin dan Jisung tanpa menyadari ada yang tidak beres dengan kedua anak itu.

"Heh kimcil! Ngapain kamu nempelin pacarku?" Bisik Jisung di telinga Jeongin lagi.

"Cewek itu namanya kimcil?"

"Sudah, nurut aja sih...."

"HEH KIMCIL! NGAPAIN KAMU NEMPELIN PACARKU!"

"Bagus..." Jisung tertawa-tawa sambil bertepuk tangan bangga sebelum berlari pergi menyelamatkan diri.

Jeongin yang merasa di tinggal Jisung mendadak gelagapan. "Loh.. loh... Han! kok Jeongin ditinggalin?!"

Dia menegak air liurnya pias, karena di hadapannya, Hyunjin sudah berjalan mendekat. Senyum di wajahnya tadi telah luntur digantikan raut datar. Seperti ada amarah yang terpancar dari kilatan mata dibalik kacamatanya. 

"Heh... Mau kemana kamu." Cekal Hyunjin saat Jeongin berusaha berbalik untuk ikut lari menyusul Jisung barusan.

"Diajari siapa kamu ngomong seperti tadi?"

Jeongin diam saja tidak mau menjawab. Hatinya masih sakit melihat Hyunjin nempel-nempel dengan orang lain seperti tadi.

"Kenapa diam?"

"Aku nggak mau ngomong sama kamu! Ngomong aja sama kimcil!"

"Jeongin!"

Jeongin tersentak mundur, nyali-nya menciut seketika, air matanya juga sudah menggenang. Tertunduk sedih karena selama ini Hyunjin tidak pernah bicara dengan nada se-tinggi itu padanya.

"Maaf... Aku nggak bermaksud bentak kamu. Maafin aku, ya...." Seakan menyadari kesalahannya, Hyunjin segera mendekap tubuh pacarnya itu dan mengecupi puncak kepalanya menenangkan. "Cup.. cup... Maaf sayang, aku nggak sengaja..."

Jeongin ndusel ke baju seragam Hyunjin untuk mengelap air mata dan hingusnya, "Kimcil itu siapanya kamu?"

"Namanya bukan kimcil, sayangku... Dia Yeji, sepupuku yang baru pindahan ke sekolah ini." Hyunjin berusaha memberi pengertian selembut mungkin, membuat Jeongin mulai berani mendongak untuk melihat wajah Hyunjin sekali lagi.

"Tapi kata Han namanya—

"Biang kerok kaya Jisung kok kamu dengerin. Padahal dia juga kenal sama Yeji, loh... Lagian mana ada orang yang namanya seperti itu. Kamu tahu kimcil artinya apa?"

Jeongin menggeleng dengan bodohnya, "Enggak..."

"Pokoknya artinya nggak baik.  Aku marah kalau kamu ngomong begitu lagi. Ngerti?"

"Ngerti..."

Mereka berdua tersenyum saat Hyunjin merunduk untuk mengecup kening Jeongin sayang. Tidak peduli menjadi pusat perhatian seluruh murid yang sedang lalu lalang, karena wajah sedih Jeongin benar-benar membuat hatinya lemah.

"Kenalan dulu, yuk... Sama Yeji, katanya dia nggak sabar pengen lihat kamu."

"Yeji-nya marah, nggak?"

"Mana mungkin ada sih yang bisa marah sama kamu. Yuk."






































dobel update because bitch finally got her day off YUHUUUUW

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

dobel update because bitch finally got her day off YUHUUUUW

JANGAN BANDELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang