Jeongin dan Ayah

9.1K 1.1K 338
                                    

"Halo?" Sapa Yoongi setelah menerima panggilan masuk dari telephon rumahnya. Pria itu sedang asik menonton kartun larva di televisi seorang diri. Sementara Jeongin masih sekolah, Felix ada kuliah dan istrinya pergi mendatangi acara arisan di luar kota.

Dari ujung panggilan di seberang sana, kepala sekolah Chansung terkejut, tidak biasanya beliau mendengar suara laki-laki yang mengangkat telephon tersebut, bukan ibu Jihyo seperti kemarin-kemarin, "Ini ayahnya Jeongin?"

"Wih, sama dong."

"Apanya yang sama?"

"Ini juga ayahnya Jeongin."

Mendengar jawaban itu, kepala sekolah Chansung hanya mampu mengulas senyum miris, "Maksud saya, ini ayah-nya Jeongin bukan?"

"Oh..." Yoongi tergelak kencang sambil bertepuk tangan, "Iya, ini ayah-nya Jeongin. ini siapa? selingkuhan istri saya? Nggak usah ngaku-ngaku deh... Istri saya nggak mungkin selingkuh, ya. Dia sudah cinta mati sama saya." Cecar pria itu tiba-tiba.

"Ini kepala sekolah SMA Trisakti, kepala sekolah anak bapak."

"Oh.. Pak kepala sekolah, toh!" Teriaknya. "Maaf maaf... Saya nggak tahu, hehe. Kirain orang iseng."

Pak Chansung menghela nafas lelah. Sekarang dia sudah mulai mengerti darimana tabiat buruk Jeongin berasal, "Bukan orang iseng, pak.."

"Bapak kenapa telphon-telphon?"

"Anak bapak bertengkar...." Pria itu mengabarkan.

"Terus urusannya sama saya apa? Saya kan nggak ikutan."

"Ya bapak harus datang kemari, dong, pak..... Karena saya akan tahan anak ini diruangan saya sebelum wali-nya datang." Jawab kepala sekolah tersebut sambil menahan amarahnya yang kian meradang.

Namun alih-alih setuju untuk datang, Yoongi malah menjawab, "Ambil aja, pak. Anak saya masih sisa satu."

"Ayaaaaaah!!!" Dari kejauhan, suara rengekan Jeongin keras terdengar. Disusul dengan suara gebrakan meja yang mengagetkan anak itu beserta ayahnya.

"Anak saya jangan di bentak-bentak, woy. Kalau nangis bapak yang ngurusin loh, ya??... Soalnya bundanya lagi—

tutt.. tutt.. tutt..

Belum sempat Yoongi melanjutkan kata-katanya, Kepala sekolah Chansung sudah memutuskan sepihak panggilan ngalor ngidul itu.

"Jeongin kan sudah bilang, di rumah cuma ada ayah..." Celetuk Jeongin setelah melihat pria tua dihadapannya itu memijat lelah pelipisnya. "Saya keluar sekarang boleh, nggak? Kangen Hyunjin ini...." Lanjut dia sembari melangkah keluar begitu saja. Pak Chansung sudah tidak ambil pusing lagi dengan ketidak sopanan barusan karena kepalanya sudah cenat-cenut sejak anak nakal itu menapakkan kakinya kedalam ruangan ini.





-----





"Tumben cepat sekali keluarnya?" Tanya Hyunjin penasaran. Tangannya bergerak cekatan mengobati luka-luka diwajah kekasihnya yang babak belur akibat bertengkar dengan anak-anak dari sekolah sebelah.

"Pak Chansung sayang sekali sama Jeongin, makanya nggak dihukum."

"Masa begitu?"

Jeongin mengangguk, masih fokus mengunyah ciki taro pemberian Hyunjin dalam mulutnya. Hyunjin Sengaja memberi ciki untuk mengalihkan perhatian bocah tengil tersebut agar ia tidak bergerak-gerak saat diobati.

"Sakit, nggak?"

"Sakit..." Jawabnya dengan suara kecil.

"Sakit tapi bertengkar terus, hm?"

"Sakit, tapi Jeongin kuat, kok."

"Terus kalau bibirnya sobek begini gimana aku bisa cium kamu, sayang?"

Jeongin mendongak dengan pipi memanas, membiarkan pemuda itu menyeka darah kering dari sudut bibirnya dengan jantung berdebar-debar "Kok, cium?"

Hyunjin tidak menjawab pertanyaan itu, ia malah beranjak dari kasur inap yang mereka duduki dan mulai melangkah kearah pintu, menutupnya rapat-rapat, kemudian mengunci pintu itu dari dalam.

"Hyunjin mau apa?"

"Karna kamu nggak dapat hukuman dari pak Chansung, kamu dapat hukuman dari aku." Kata lelaki itu seraya tersenyum kecil dan melepas kacamata yang ia pakai.

"Buka baju kamu."























































Wkwkwkwkw kaget ga dapet notif dari buku gaje ini? Kangen belatung nangka ga sih??? aku kangen bgt soalnya hahahaha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wkwkwkwkw kaget ga dapet notif dari buku gaje ini? Kangen belatung nangka ga sih??? aku kangen bgt soalnya hahahaha

btw maaf ya yang pernanin ortu jeongin orangnya itu itu mulu aku sukanya begitu soalnya :')))

JANGAN BANDELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang