Part 8

32 4 0
                                    

"Loh Melvin mana?" Dengan wajah penasaran Tante Dindy bertanya kepada Tante Jaemin.
"Owh dia kecapekan, jadi nggak ikut kesini. Nggak papa kan Din?" Tante Jaemin menjawab sekaligus bertanya pada Tante Dindy.
"Nggak papa kok, biasa anak remaja emang jadwalnya padat" kata Tante Dindy.
"Lah trus gw nggak dianggep anak remaja?" Batin Newra. Lalu Newra mengikuti Tante Dindy menuju ruang makan. Disana Newra menyiapkan meja setelah itu pergi keluar.
"Loh Newra nggak ikut makan?" Tanya Tante Jaemin
"Enggak tan, udah makan tadi di sekolah" dengan senyuman yang melengkung manis dan indah di wajah Newra dia menjawab Tante Jaemin.
"Yaudah, kamu ke rumah tante aja si melvin ngerjain tugas, kamu pasti ada tugas juga kan?" Kata Tante Jaemin
"Boleh tan?"
"Bolehlah, kesanalah"
"Oke tan, makasih" Lalu Newra mengambil buku dan berjalan menuju rumah Tante Jaemin. Hanya butuh waktu lima menit agar Newra sampai di rumah Melvin. Sekarang Newra sudah berada di depan rumah Melvin, Newra masih ragu-ragu untuk mengetuk pintu karena kejadian tadi siang.

Melvin dan Newra berjalan menuju halte bus juga dengan tangan yg masih saling menggenggam. Hingga adik kelas dan teman-teman seangkatannya melihat ke arah mereka.
"Udah nggak usah di pikirin" kata Melvin yang serentak membuat Newra terkejut.
"Iya"
"Senyum dong" sambil menatap matanya yang indah.
"Iya senyum kok" Newra langsung memberikan senyuman termanisnya ke pada Melvin. Mereka berjalan menuju halte bus dengan senyum yang terukir di wajah Newra dan wajah datar namum indah di wajah Melvin. Hingga mereka sampai di halte bus dan menunggu bus datang. Tidak ada percakapan diantara mereka, hingga bus datang merekapun masuk kedalam bus itu. Tidak ada percakapan apapun, waktu lima belas menit telah berlalu dan mereka sampai di perumahan mereka. Setelah turun dari bus Melvin melepaskan genggaman itu. Melvin langsung berjalan duluan di depan dan meninggalkan Newra dibelakang.
"Kenapa gw kecewa ya? Gw digituin Melvin supaya gw nggak dibully anak-anak. Gw nggak boleh baper" batin Newra. Lalu Newra berjalan menuju rumahnya, diperjalanan rasanya sunyi. Karena tidak banyak kendaraan yang lalu lalang.

Akhirnya Newra memutuskan untuk duduk di depan pintu rumah Melvin. Dia duduk disitu sambil membaca buku serta mengerjakan tugas yang diberikan hari ini. Hingga waktu telah berlalu empat puluh menit, Newra duduk disitu menggigil kedinginan dengan perut yang kosong. Saat itu tiba-tiba saja angin dingin menerjang tubuh Newra hingga tubuh Newra sangat dingin ditambah sejak siang dia belum makan apapun karena kejadian di sekolah itu. Mungkin angin ini bertanda salju yang akan segera turun dengan lebat. Ditambah Newra hanya menggunakan cardigan dan itu tidak membantu sama sekali dingin tetap menyelimuti dia hingga menusuk ke tulang-tulang. Setelah waktu berlalu lima puluh lima menit dari saat Newra sampai, seorang laki-laki keluar dari dalam rumah.

Dia adalah Melvin, Melvin terkejut lalu dia segera menggendong Newra dengan cara bridal style dan membawanya ke ruang perapian. Melvin meletakkan tubuh Newra di sofa depan perapian setelah itu dia berlari ke arah dapur membuat minuman hangat dan berlari ke sebuah meja di ruangan itu yg jika lacinya dibuka terdapat obat-obattan. Setelah mengambil kedua barang itu , Melvin menuju Newra. Dia menggosokkan minyak di seluruh tangan dan kaki Newra, namun dinginnya belum hilang. Melvin pun menambahkan minyak ke tangan dan kaki Newra serta menutupi tubuh Newra dengan selimut agar hangat. Setiap satu menit Melvin mengecek seberapa dingin tubuh Newra. Apakah sudah naik, Melvin melihat Newra di sebelahnya dengan wajah sedikit cemas.

"Gw kenapa bodo banget sih, gw udah mau keluar sejak empat puluh menit yg lalu. Tapi gw mager buat pindah posisi PW pada saat itu, gw bodo banget. Newra yg jadi korbannya kan, bodo gw bodo banget" batin Melvin sambil menyapu rambutnya kebelakang berkali-kali. Melvin mengecek suhu tubuh Newra, belum naik. Melvin bingung, apa yang harus dia lakukan sekarang. Yang terlintas dipikiran Melvin hanya memberikan kehangatan pada Newra dengan pelukannya, namun Melvin ragu untuk melakukannya. Melvin tidak mau melakukannya dia tidak mau membuat masalah. Melvin menggenggam tangan Newra erat sekarang, berkali-kali Melvin menggosokkan tangannya pada tangan Newra dan kaki Newra agar berubah suhu tubuhnya. Hingga waktu berlalu tiga puluh lima menit, selama itu Melvin benar-benar tidak bisa tidur. Dia terfokus untuk menghangatkan Newra, hingga semakin lama tubuh Newra semakin hangat. Melvin sudah sedikit tenang, Melvin memandang wajah Newra erat-erat dan Menggenggam tangan itu erat. Gambaran wajah Newra sekarang adalah bibir pucat, mata indah yang tertutup, wajah pucat, pipi yang awalnya merah sekarang sudah berubah, rambut yang terurai indah.

"Gw bingung, kenapa cewek secantik lu dan sebaik lu bisa sampe dibully sama temen lu. Gw nggak habis pikir sama mereka, kenapa lu Ner? Gw emang belum kenal lu deket tapi gw udah percaya bakal merasa nyaman sama lu. Jadi tenanglah gw bakal selalu disisi lu, gw bakal selalu lindungin lu."  Batin Melvin, Melvin sekarang duduk di lantai karena harus menjaga Newra yang tidur di sofa. Lantai itu tidak dingin karena dibawahnya terdapat karpet yang hangat. Melvin masih menggenggam tangan Newra dan berusuha untuk tenang agar tidak panik melihat Newra yang belum sadar hampir satu jam. Tubuh Newra semakin lama semakin membaik suhunya dan Melvin sudah terlelap tidur karena telah lelah menjaga Newra selama empat jam lamanya. Sekarang Melvin tertidur dengan posisi duduk di lantai, kepala yang dekat dengan kepala Newra dan tangan yang tetap menggenggam Newra.

Melvin terbangun dari tidurnya kerena suara dering telfon rumah yang begitu nyaring terdengar di ruang perapian. Melvin bangun dari posisi tidurnya lalu berjalan menuju telfon rumah, sesampainya disana dia mengangkat gagang telfon tersebut.
"Halo, siapa?"
"Ini mama vin"
"Kenapa ma?"
"Mama nggak bisa balik kerumah karena tiba-tiba salju turun lebat banget. Mungkin mama menginap dirumah Tante Dindy."
"Okey, terus ada yang lain?"
"Tolong kamu jaga Newra, kalau butuh baju ambil di lemari mama sebelah kiri ada baju yang bisa dipakai Newra"
"Okey ma, dah dulu bye"
"Bye swee...." Belum selesai bicara Melvin sudah memutus sambungannya.
"Dasar Melvin" kata Tante Jaemin di rumah Tante Dindy.

Melvin menghampiri Newra lagi, dia melihat Newra yang sudah berada posisi duduk di kursi depan perapian itu. Dia berjalan mendekati Newra lalu duduk disebelah kanan Newra.
"Udah enakkan?" Tanya Melvin
"Hah?" Jawab Newra bingung
"Badan lu gimana, enakkan belum?"
"Owh, udah agak mendingan" Newra menjawab dengan keadaan sedikit menggigil.
"Tunggu disini" suruh Melvin
"Okey"

Apa yang bakal dilakuin Melvin ke Newra setelah ini? Tunggu update selanjutnya ya teman-teman. Author kemarin lagi males banget, so sekarang baru bisa update. Thx yang udah mau tunggu update cerita ini, banyak-banyak terima kasih buat kalian. Bisa komen kok enaknya update kapan aja okeh, jangan tiap hari ya 😂😂😂

I love you guys💜
Dara💜

What I Didn't Know?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang